"aku sudah menunggumu."
Senyum lembut yang ia lihat dari wajah yang terdapat alat bantu pernafasan, membuat Alby terdiam untuk sesaat, mencoba mengatur rasa keterkejutannya, Melihat Pria yang katanya Tak bangun dari komanya selama 2 tahun tiba tiba bangun hanya dengan satu kata yang terucap oleh nya.
"Tunggu di sini, gue panggil dokter."
Sadar akan keterkejutannya, Dengan perasaan bahagia yang mencuat pada Hatinya, Ia pun mencoba melepaskan genggaman tangan yang di pegang Eliot, tetapi sesaat dia mengerutkan keningnya.
Menatap pria itu dengan bingung, karena tangan yang enggan untuk dia lepaskan.
"Jangan pergi, Tunggu sebentar."
"Tapi dokter harus di hubungi terlebih dahulu, Lo udah nggak bangun dua tahun. Itu bukan waktu yang singkat."
Eliot menggeleng, lalu memaksakan senyumnya mencoba menggoda Alby. "Kamu...khawatir?."
Alby diam, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, dengan wajah yang memerah, ini kali pertamanya dia merasakan hawa panas pada wajahnya, itupun hanya melihat pria itu menggodanya. Ahh betapa bodohnya.
Eliot yang melihat itu tersenyum, kemudian menarik nafasnya dalam, dia tak bisa menggerakkan Tubuhnya sedikitpun, jadi yang saat ini ia coba pertahankan hanya tangannya yang menggenggam Erat tangan Alby.
"Ada banyak yang perlu aku bicarakan. Jadi, bisa kamu dengar sebentar saja?." Ia berujar dengan memiringkan kepalanya lagi dengan susah payah.
Tersenyum melihat Alby yang masih tak melihat ke arahnya, lalu kembali menatap ke atas, ke arah langit langit ruangannya dengan sesekali tersenyum.
"Aku minta maaf." Lanjut dengan mengelus punggung tangan kanan Alby tanpa menengok.
"Aku minta maaf atas perlakuanku sebelumnya, dan aku harap kamu tidak membenci Emilio."
Alby mengalihkan pandangannya, sedikit tertarik akan topik yang akan di ucapkan oleh pria di depannya ini, apa maksud perkataannya adalah untuk Tidak membenci dirinya?.
"Bukan aku, Tapi Emilio... Mungkin kamu lupa, aku sudah mengenalkan diriku sebelumnya, tapi di situasi yang membuat kamu sepertinya tidak akan mengingat. Tapi aku akan mengulangnya ... " Dia berujar seolah olah dia tahu apa yang di fikirkan oleh Alby.
Dada Eliot tiba tiba sesak, masih belum, masih banyak yang harus dia katakan dan lagi lagi membuatnya memaksakan dirinya.
Melihat ke arah Alby yang dengan tampang datarnya menatapnya.Eliot melengkungkan bibirnya, tersenyum lebar sampai Matanya menyipit di buatnya.
"Hai, Aku Eliot.. Eliot Fransisko."
Sapaan biasa tapi mampu membuat jantung Alby memompa kencang.
Deg.
Ini Kali pertamanya Alby melihat senyum tulus yang penuh cinta itu, Walaupun dengan wajah yang tak memungkinkan untuk tersenyum ,tapi pria itu sepertinya masih memaksanya.
"Setelah Ini, tolong panggil aku El.. bukan Lio maupun Emil. Lalu, Jangan lupakan aku, Oke?."
Alby meremas tangannya kuat. "Kenapa Lo masih bisa tersenyum setelah apa yang sudah terjadi?."
Ucapan dingin yang menusuk itu membuat Eliot langsung terdiam, kemudian tersenyum pilu.
"Ahh, aku lupa, Tak pantas ya? Maafkan aku."
Eliot kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain, tak melihat ke arah Alby.
Alby yang melihat ekspresi kecewa pria itu kembali meremas tangannya kirinya kuat, bukan itu maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...