29. SERAKAH

12.7K 1.1K 75
                                    

Alby terdiam."jangan, nggak boleh.." ia bergumam dengan suara yang kecil.

Telinga Emilio tidak setuli itu, guyuran hujan juga sudah tidak selebat itu tidak membuat dirinya untuk tidak bisa mendengar gumaman kecil tersebut.

"Apa?." Tanyanya lagi pura pura tidak mendengar. Berbeda dengan hatinya yang saat ini sedang merasa bahagia.

Ada kepuasan tersendiri ketika Alby mengucapkan keputusasaannya.

Alby tiba tiba mendongak, dengan mata yang semakin berair ia berujar.

"Kamu masih cinta aku? Kamu nggak mungkin punya kekasih lain. aku tau, kamu mencintaiku. Kamu kekasih ku..ya kan? Emilio. Kamu?! Emilio ku. Ya kan?. Kalau nggak, kamu nggak mungkin ke sini."

Emilio kaget, lalu setelah itu ia tergelak, memegang rahang Alby membuat pria tersebut semakin melihat ke arahnya.

"Aku?. kekasihmu? Milikmu? Jangan serakah Alby, kita sudah tidak memiliki hubungan apa apa lagi."

Mendengar kenyataan tersebut, Alby langsung menunduk. Dia melupakan kenyataan tersebut.

Dia yang memutuskan, seharusnya dia lah yang paling mengerti. ketika Emilio menyadarkannya, ada perasaan tak terima dalam hatinya.

"Dan soal Cinta?.Umm," Emilio diam sejenak, ia mengelus kantong mata Alby sebentar.

"Gue cinta sama Lo, Tapi gue nggak mau ngelanjutinnya. Biar hubungan kita berjalan semestinya." Lanjutnya, lalu melepas pegangan tangannya pada rahang Alby, berdiri tegak melihat ke arah depan sembari memasukkan tangannya ke kantong celananya.

"kenapa?."

Emilio mengangkat sebelah bibirnya, terkekeh menatap Pertanyaan tak masuk akal yang di keluarkan oleh pria itu.
"Lo nanya kenapa?. Mikir pakai otak cerdas Lo itu." Ucapnya sembari menekan keningnya dengan ujung jari telunjuknya.

Alby sadar itu, dia yang memiliki kekasih lain ketika ia masih bersama Emilio, yang tidak memikirkan perasaan pria itu, dia yang mendahului Jenni daripada Emilio, dan dia yang hanya menjadikan Emilio budak nafsunya ketika ia merasakan gundah di hatinya,bahkan jangan lupakan, dia menjadikan Emilio samsak tinjunya ketika Emilio sedikit saja mengabaikannya.

Hingga. setiap hari, tak ada wajah Emilio yang semulus itu, dan tak ada jalan Emilio yang selurus itu.

Dia benar benar brengsek kala itu.
Saking brengseknya, setelah ia melakukan hal itu, ia memberikan Emilio uang, seolah olah bayaran akan tindakannya.
Seolah olah, Emilio bukan kekasihnya melainkan pria yang ia sewa untuk memenuhi hasrat nya sendiri.

Betapa bodohnya.

"Maaf."

Hanya kata itu yang bisa terucap di bibirnya sembari memegang ujung baju Emilio sembari terisak, menyandarkan kepala depannya ke arah perut Emilio dan sesekali membenturkan kepalanya ke sana.

Emilio hanya diam, membiarkan hal itu, dia tidak bisa berfikir jernih.
Penderitaan Emilio yang asli benar benar membuat hatinya memiliki dendam.

Padahal, siapa Alby? Sebenarnya dia tidak memiliki urusan dengan pria itu.

Tetapi ketika memori aneh itu tiba tiba masuk, Eliot yang sama sekali tidak pernah mengeluarkan air mata, tiba tiba saja mengeluarkannya. untuk pertama kalinya.

Bahkan, menuju kematiannya kala itu, setetes pun air matanya tidak keluar.

Karena memang dia tidak pernah merasakan apa itu kesedihan, baru saat itu.

Itupun ketika ia dalam kondisi bengong, memori itu tiba tiba masuk. Saking menyedihkannya kehidupan Emilio yang asli, sampai sampai ia melupakan rasa sakit dari kepalanya ketika memori itu masuk.

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang