31. INNERCHILDNYA ALBY

13.4K 1K 72
                                    

Dengan perlahan, Emilio merebahkan tubuh Alby di ranjang nya.
Duduk di tepi ranjang, Emilio pun mulai mendekat, mendekatkan wajahnya dengan Alby, ia pun mulai melekatkan keningnya pada kening alby.

Tak sampai beberapa saat, Emilio langsung menjauhkan wajahnya dari sana.

Mulai bangkit dari duduknya, tapi tangannya langsung di tahan oleh Alby.
"Jangan pergi."

Emilio memegang tangan tersebut, ia menggeleng. "Gue cuma cari handuk basah. Lo perlu di kompres dulu. Tunggu di sini bentar."

Mengendurkan pegangannya Alby mengangguk, sedangkan Emilio pun mulai melangkahkan kakinya untuk mencari handuk serta baskom untuk di isi air.

Beberapa saat, Emilio datang dengan baskom di tangannya, meletakkan baskom tersebut di atas Nakas. Emilio pun mulai memasukkan handuk tersebut ke dalam.

Setelah selesai, ia pun meremas nya sebentar, melipatnya seperti persegi panjang. Menatap ke arah Alby, Emilio pun sedikit menyingkirkan rambut yang memenuhi kening alby.

Setelah itu, ia pun meletakkan handuk basah tersebut di sana.

Melihat wajah pucat Alby sebentar, Emilio pun menghela nafas.
Turun dari ranjang, ia pun duduk di lantai dengan mengangkat salah satu kakinya dengan tangan yang di letakkan di atas lututnya, sedangkan kepalanya menunduk.

Duduk di sana dengan sabar, tanpa berniat pergi sama sekali.
Otak yang masih penuh dengan kebisingan, mencoba ia abaikan dengan memijit keningnya pelan.

Beberapa saat, ia pun mulai berdiri lagi, duduk di tepi ranjang. Mengambil handuk di kening alby, ia pun kembali membasahkannya. Setelah itu kembali memasangkannya di kening alby.

Hal itu sering di lakukannya berulang ulang, tetapi panas pada tubuh Alby belum turun.

Dengan mengelus kepala Alby lembut, sampai akhirnya pria itu membuka matanya perlahan.

Sehingga membuat Emilio tersenyum singkat menatap pria itu.
"Aku keluar bentar ya." Izinnya

Alby menatap Emilio dengan pandangan lemah, tangannya hanya bisa bergerak sedikit untuk langsung memegang tangan Emilio. Menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa ia menolak izin Emilio.

"Hanya untuk beli obat, demam Kamu nggak turun turun.. kalau nggak di bolehin, gimana kalau langsung ke rumah sakit aja?."

Hal yang di katakan oleh Emilio membuat Alby langsung membuang mukanya kesamping.

Emilio tau ini akan terjadi, karena dia mengetahui Alby membenci suasana di rumah sakit. Horor katanya.

Mengelus puncak kepala Alby, Emilio menatap pria itu.
"Nah, kalau nggak mau ke rumah sakit. Izinin aku untuk pergi ke apotik sebentar."

Alby kembali mengalihkan pandangannya ke arah Emilio.
Melepaskan tangannya yang memegang tangan Emilio, lalu mengangkat tangannya sedikit tinggi, mengepalkan tangannya dengan satu satunya jari kelingking yang tidak melipat.

"Nggak lama? Janji?."

Emilio menatap jari kelingking yang menyembul tersebut dengan Terkekeh.
"Kamu bocah kah?."

Alby kembali menurunkan kepalan tangannya, lalu mengalihkan pandangannya ke samping, tanpa melihat ke arah Emilio lagi.
"Kalau gitu kamu di rumah aja, aku nggak papa. Tidur sebentar juga sembuh."

Alby mencoba berangsur angsur menutup matanya, tetapi jari kelingking yang tiba tiba tertaut membuat Alby kembali membuka matanya, melihat ke arah Emilio lagi.

"Janji, aku akan cepat."

Alby tersenyum sumringah yang di selimuti dengan wajah pucatnya, ia menatap Emilio sembari mengangguk.
"Hati hati."

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang