Emilio berdiri menatap Alby dengan senyum tak percaya, sembari menghalau rambut yang menutupi Wajahnya.
"Ini gila!!."
Alby menatap Emilio sengit. "APA?!."
"Lo nyamain gue Sama preman jelek itu?. Lo melupakan semuanya?." Emilio menggelengkan kepalanya tak habis fikir.
"Sini!. Biar gue tunjukin sesuatu." Lanjutnya, berjalan mendekat ke arah Alby dengan Fikiran yang berkecamuk.
Apa saat ini Alby sedang mengujinya? Apa dia Malu mengakuinya?.
Dia mendecih. "Omong kosong apa yang saat ini yang Lo coba lakuin." Emilio berujar gemas.
Emilio yang mencoba untuk lebih dekat dengannya, menggelengkan kepalanya takut, bayangan dimana Preman itu menaikinya kembali masuk kedalam otaknya membuat denyutan mulai kembali di otaknya.
Ketika ia memfokuskan pandangannya lagi, dia kembali mengalami ketakutan.
"MUNDUR!!. PERGI!!!."
Tangan yang bergerak mencoba menghalau Pria di depannya ini membuat cairan di selang infusnya sudah berubah warna.
Darahnya mulai naik, masuk kedalam selang infus.
Emilio memegang kedua lengan Alby kuat, menahan Emilio untuk kembali bergerak.
"ITU GUE?!! BUKAN ORANG LAIN." Teriaknya.Menyalurkan Emosi pada pegangannya, tanpa sadar Emilio meremas kedua lengan Alby kuat.
"Aww.." Alby meringis sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain. Pegangan Emilio sangat sakit, sampai sampai kuku pria itu sudah menusuk lengannya.
"TATAP MATA GUE?!!." Emilio semakin memegang lengan Alby kuat.
Ia terkekeh Sinis.Mau tak mau, Alby menatap mata Emilio, bukannya merasa tenang, Dadanya terasa sesak, kepalanya pusing, bayangan bayangan itu kembali muncul.
Dia tak kuat, mencoba mendorong Pria di depannya menjauh, tapi tak bisa.. remasannya terlalu kuat, sehingga dia tak bisa bergerak.
Kepalanya pusing, Jantungnya berdegup sangat kencang, dadanya sesak... Dia kesulitan bernafas.
"Hah.."
"Lo bikin gue gila?!! Saat itu... Lo ngebayangin orang lain?. Lo beranggapan itu orang lain? Bukan gue?!!. GILA!!."
Arah pandangnya memburam, telinganya berdengung dengan suara suara teriakan, bentakan, desahan, kata kata kasar, makian, semua menyatu menjadi satu.
Saat ini dia tak tahu yang mana suara yang saat ini harus ia dengarkan, semua suara yang bergemuruh di otaknya terasa nyata.
Semua itu terdengar saat ini juga.Otaknya sangat berisik.
"Sama gue, Lo sok Sokan jual mahal.. sedangkan sama orang lain, dengan gampangnya Lo ngelemparin tubuh Lo?!."
Mata Emilio menggelap, emosinya mulai memuncak, menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Ooh... Gue ngerti sekarang, jadi begitu..terjawab sudah kebingungan gue."Emilio menganggukkan kepalanya, percaya tak percaya, emosinya sedang memuncak sekarang.
"Ooh, pantas Lo ngelemparin tubuh Lo dengan cuma cuma ke gue.. jadi Lo, anggap gue orang lain?. Jadi apa gunanya harus lari larian selama ini?. Lo mau melakukannya dengan orang lain, tapi nggak dengan gue?."
Emilio melepaskan Remasannya pada tangan Alby. Dia tergelak . "HAHAH, GILA!. JALANG MURAHAN!."
Menggelengkan kepalanya sembari menutup matanya kuat dengan kedua tangan yang menutup kedua gendang telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...