55. KEBENARAN

8.8K 868 124
                                    

Alby yang di Landa gelisah dalam dirinya, melihat padatnya jalan, di dalam sebuah taksi untuk kembali ke hotel tempat ia menginap.

Dirinya belum memutuskan keputusan apa apa, tapi yang jelas. Dia belum mengingat kenangan yang lebih jelas sejak saat itu, terakhir yang dia ingat adalah ketika Emilio meminta putus dengannya, dan saat itu ia melakukan sesuatu, dan Tiba tiba saja Emilio berbeda, setelah itu dia tidak mengingat apapun secara rinci lagi.

Hal itu seperti puzzle yang harus dia susun, supaya dia bisa mengingat dan memastikan dengan jelas, Hatinya untuk siapa, siapa Eliot? Sepenting apa pria itu untuknya?.

Dalam dirinya juga merasa percaya tak percaya, apa Transmigrasi jiwa itu memang ada?.

Apa benar, kalau Eliot berada di dalam tubuh Emilio menggantikan pria itu, dan mewarisi ingatan Emilio.

Apa di dunia ini benar benar ada hal yang seperti itu?.

Dia benar benar nggak ngerti sama sekali, Cerita yang di ucapkan oleh Ferga benar benar seperti cerita yang sulit di percaya.

"Udah sampai Tuan."

Alby melirik ke supir taksi tersebut, kemudian memfokuskan matanya keluar jendela, Dan benar saja. Ternyata dia sudah sampai di tempat tujuan, membayar ongkosnya. Alby pun turun.

Ketika sudah sampai di depan kamarnya, Alby pun masuk, membuka hody yang ia kenakan, kemudian menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

"Ini benar benar melelahkan."

Melihat langit langit kamar, rebahan dalam diam, tak tahu memikirkan apa, fikirannya kosong yang saat ini dia inginkan hanya bengong.

Cukup lama ia larut dalam fikirannya, Getaran handphone pada kantong celananya terdengar, membuat Alby menghela nafas lelah.

Dengan niat yang stengah stengah, dengan menutup matanya perlahan, ia pun mengambil handphone tersebut dan mendekatkannya ke telinganya tanpa melihat siapa yang
Menelfon.

"Hallo."

"Apa yang kamu fikirkan? Pulanglah, kamu tak ada urusannya di sana."

Suara yang terdengar dari sana sangatlah berat, suara tanpa nada tinggi dengan pelafalan lembut tersebut hanya di tunjukkan kepada putra kesayangannya.

Alby diam, sedikit tersentak dengan suara bariton tersebut, tapi lama kelamaan dia sadar, mengangkat lengannya dan menutupi Matanya.
"Ah, Papa... Alby belum bisa pulang sekarang."  Dia berujar dengan suara lemah.

"Kenapa?. Papa sudah bilang bukan? Kamu tak akan menginjakkan kakimu lagi di indonesia, kenapa Kamu tetap kesana?."

"Maaf papa. Tapi banyak hal yang tidak Alby mengerti. Hal itu membuat Alby tak memiliki Alasan untuk Berada di manapun. Apa yang terjadi, siapa orang yang berperan penting untuk Alby, sedikit pun Alby tak mengetahui."

Tak ada respon dari sebrang sana, nampaknya pria itu masih diam tak berniat memotong ucapan Alby.

"Pa, Alby tahu kalau papa tahu apa yang sebenarnya terjadi."

"Alby.."

Alby menaikkan ujung bibirnya, dengan perasaan yang gundah. Dia sungguh tak mengerti, sebenarnya apa yang membuatnya khawatir?.

Dia takut meminta papanya mengatakan semuanya, ntah kenapa takut mengetahui suatu kebenaran, tapi kalau dirinya tak mengetahui. Apa masih ada alasan untuk dirinya ada?.

"Alby nggak akan memaksa, Alby bisa cari tahu sendiri. Dan Alby tak akan balik, untuk sementara waktu."

Kali ini, helaan nafas terdengar. Dan.helaan nafas tersebut adalah  kali pertamanya Alby dengar dari papanya.

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang