Kring!!.
Bela tanda istirahat berbunyi.
Sekali lagi, Emilio melihat ke arah tempat duduk Alby yang tak jauh darinya, kursi itu masih kosong.
Bangkit dari duduknya, dengan satu tangan masuk kedalam kantong celana, Emilio pun berjalan keluar kelas, dengan cuek.
Ketika sudah melewati pintu, melirik ke samping kanan, lagi lagi Ferga berdiri sembari bersandar di dinding.
Berdiri dengan dua tangan masuk kedalam kantong celananya, mengabaikan para gadis yang curi curi pandang menatapnya."Lo lagi, Lo lagi.."
Ferga melirik Emilio sinis. "Kalau bukan gue, siapa lagi? Emang akan ada yang bakal ngajak Lo ngantin?."
Emilio membulatkan matanya malas, seharusnya Ferga nggak usah mengatakannya terlalu jelas.
Sebenarnya ia sadar. Dengan ia yang sudah kehilangan Alby, dan Raskal secara bersamaan.
Jadilah ia yang sekarang, si bujang yang tak punya siapa siapa."Iyain."
Setelah mengatakan hal tersebut, Emilio pun berjalan lebih dulu, dengan menghela nafas dengan Ferga yang mengikuti Emilio dari belakang.
"Lio, gue ingin jadiin Rain milik gue."
Emilio melirik ke arah Ferga, kemudian menganggukkan kepalanya.
"Baguslah, perlu bantuan?."Ferga Menggeleng. "Nggak perlu. Dan Gue ingin cepat cepat menjauh dari Jenni."
Emilio mengangguk mengerti. "Boleh, sisanya serahkan ke gue."
Ferga mengangguk.
"Apa rencana Lo selanjutnya?. Masih ada?."Emilio tersenyum tipis sembari mengedikkan bahu nya acuh."siapa yang tahu."
Ferga menggeleng tak percaya. "Lo yakin? Belum cukup?."
Emilo mengangguk yakin, pandangannya masih menatap lurus kedepan.
"Lo ingat apa kata kata gue sebelumnya?.""Gue akan buat Alby ngerangkak ke arah gue."
Ferga membulatkan matanya sempurna. "Lo...masih?."
Emilio Terkekeh, dengan santai ia berjalan, tetapi Baru beberapa langkah, tanpa ia sadari ia terpaksa terhuyung ke belakang, dimana bogeman Mentah tiba tiba melekat ke hidungnya.
Sedikit menunduk, memegang lubang hidung merasakan cairan panas yang keluar dari sana, melirik ke arah jarinya dan benar saja, ia berdarah.
"LO APAAN APAAN SIH ANJING?!." Ferga tiba tiba bersorak. Menatap Pria itu dengan tajam.
Mendecih, Emilio pun menghapus darah yang keluar dari hidung nya dengan kasar, mendongak menatap seorang pria yang sedang memandangnya dengan tatapan kecewa.
"Alby?."
Ketika Ferga ingin membalas bogeman tersebut, secepat kilat Emilio pun berdiri di hadapan Ferga menghalangi bogeman yang akan bersemayam di wajah Alby.
Ferga menatap Emilio meminta penjelasan. Ia tak suka di hentikan.
Emilio menggeleng memberi jawaban kepada Ferga."Lo ingat apa yang gue bilang? Sisanya serahkan ke gue!."
"T-tapi Yo? Lo nggak liat? Hidung Lo?!."
Meraba lubang hidungnya lagi ia mengangguk.
"Luka kecil."Membalikan badannya, ia berdiri tepat di hadapan Alby lagi, melihat tatapan kecewa dengan mata yang berlinang, ada ekspresi jijik sana, membuat Emilio Terkekeh dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...