1. ELIOT OR EMILIO

34.8K 1.9K 19
                                    

Setelah kejadian yang tak terduga waktu itu, Pria yang Tidak Di kenali Eliot langsung beranggapan bahwa Eliot sakit dan butuh istirhat, Sehingga dia pun langsung membawa Eliot ke rumah yang tidak Eliot yakini bahwa itu rumahnya.

Dengan manis, Eliot langsung di perlakukan dengan lembut masuk kedalam mobil pria itu, Eliot yang merasa risih akan perlakuan tersebut, sedikit demi sedikit menghindar dari jangkauan pria itu berjalan sendiri masuk ke dalam mobil nya.

di dalam mobilpun dengan lembut, pria itu mencoba menggenggam tangan Eliot tetapi dengan senyum paksa pun Eliot menyingkirkan tangan pria itu.

sungguh di perlakukan seperti tuan putri oleh seseorang yang tidak di suka benar benar membuat tak nyaman.

dengan melihat keluar jendela, mencoba mencerna apa yang terjadi, Eliot pun hanya diam dengan membulatkan matanya sempurna mencoba menahan keterkagetannya wajah yang ada di dirinya saat ini, benar benar bukan miliknya.

wajah yang cantik, lebih cantik dari pria yang selama ini dia tiduri, kulit putih mulus dengan hidung mancung, bibir kissable menambah kesan, bahwa pria ini seharusnya benar benar bisa menjadi Uke cantik yang mampu memikat Duda kaya raya.

"Emil."

suara lembut itu yang seakan memanggil namanya membuat Eliot bergidik ngeri, menatap pria yang sedang mengemudi di samping nya dengan senyum paksa.

mencoba mengelus puncak kepala Eliot, dan tentu saja. Eliot menyingkirkannya, sontak hal tersebut membuat pria itu semakin terganggu.

"ada apa? kenapa melamun? kita udah nyampe."ucapnya mencoba memaklumi apa yang di lakukan Eliot barusan.

Eliot menatap rumah sepetak berwarna pink kumuh, lalu menatap Pria di sampingnya lagi.

"ini rumah siapa?."tanyanya.

pria itu menghentikan aktivitasnya membuka Sethbelt menatap Eliot.

"rumah siapa? ya rumah kamu."ucapnya.
"kenapa? jangan becanda Mulu. yuk turun. aku anterin sampai kedalam, aku juga mau nyapa Ibu mu."lanjutnya.

mau tak mau, Eliot pun langsung turun, dengan mengikuti pria itu dari belakang, ketika seorang wanita paruh baya dengan baju lusuh tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Aduh Lio, kenapa malem banget pulangnya nak?."ucapnya

dan kata pertama yang di keluarkan wanita paruh baya itu, membuat Eliot  kehilangan kesadarannya serentak dengan masuknya memori memori aneh ke dalam otaknya.

dan disinilah ia sekarang, di Landa kebingungan ketika Peristiwa mustahil benar benar di alami olehnya.

duduk termenung di kamar seorang diri merutuki kehidupan si pemilik tubuh yang sangat sangat bodoh ini.

"Lio Lio, bodohnya diri Lo."gumamanya sendiri ketika duduk di tepi ranjang.

"daripada menjadi budak Sexs dari Pacar Lo itu dengan gratis, kenapa nggak Lo jual aja diri Lo ke duda kaya, Lo cantik, siapa yang akan menolak pesona Lo? gue jamin. hidup Lo nggak akan jauh lebih baik, dan uangnya bisa Lo bantu keuangan rumah Lo, dan ibu Lo nggak perlu kerja banting tulang lagi buat hidupin anak laki laki bodoh kek Lo."gumamanya lagi.

mengacak rambutnya frustasi, meluruskan pandangannya tepat di sana tubuhnya terpantul di kaca.

"tubuh cantik yang lemah ini sebenarnya nggak cocok buat gue. Tapi, berhubung sekarang tubuh ini adalah milik gue, Akan gue buat sedikit perubahan akan tubuh Lo ini, nggak akan gue biarin Lo bau dengan air bekas pel, dan Nggak akan gue biarin orang orang menyebut Lo gay Menjijikkan karena mengejar Pria yang punya pacar itu lagi, walaupun sebenarnya gue tau.kalau Lo pacar sebenarnya dari pria itu." ucapnya lagi.

menghela nafas menoel Noel tubuhnya sendiri Eliot terdiam, perjalanannya akan sangat panjang untuk membentuk ototnya lagi.

lihatlah tulang yang di baluti kulit ini, tidak ada daging yang tersisa, benar benar gampang di terbangi angin, tidak heran Jika tubuh ini benar benar tidak bisa mengelak akan Bullyan yang selalu dia dapat.

menghela nafas ketika perjalan panjang akan benar benar ia tempuh,
dia butuh nge-gym dan nge-gym butuh uang, minta ke ibu nya, itu tidak mungkin.

sedangkan makan aja susah. "hidup Lo benar benar di bawah banget ya Lio, Kasian gue liatnya."

merebahkan tubuhnya di kasur yang keras dengan kaki menjuntai kebawah, ia pun mulai menerima keadaan.

"Gue mati, mama kangen nggak ya."ucapnya tiba tiba.

diam sebentar lalu tekad kuat mulai mendidih di otaknya.
"Gue Harus kerja, dan uang dari hasilnya akan gue bagi tiga, untuk ibuk, untuk nge-gym dan Gue tabung untuk keperluan mendesak nanti."ucapnya sendiri.

mengangkat tangannya mengepal ke langit langit kamar ia pun berujar.
"sekarang nama Gue bukan Eliot Fransisco lagi, tetapi Emilio Mahatwa Karl, Siswa Biasa yang masuk karena beasiswa. Dan di besarkan oleh seorang perempuan single parents."

"MARI LAKUKAN PERUBAHAN." tekadnya.

tok tok tok.

setelah ketukan ketiga pada pintu kamarnya, wanita paruh baya yang tadi langsung menyembulkan kepalanya, masuk menemui putra semata wayangnya.

"Lio masih sakit?."tanyanya lembut.

Emilio langsung bangkit dari rebahannya duduk di ranjang menatap ibunya.

menepuk nepuk Ranjang di sampingnya menyuruh ibunya untuk duduk di sampingnya.

Yuli yang mendengar nada lembut dari putranya tersentak, tidak heran. dari dulu putranya memang selalu bersikap lembut terhadapnya.

tetapi melihat hal ini ada sesuatu yang berbeda dari putranya.

Eliot yang menempati tubuh Emilio pun tidak berubah sama sekali, Eliot masih Eliot yang dulu, pria yang sangat mencintai ibunya, pria yang tidak pernah menyakiti ibunya, walaupun sekarang yang ada di sampingnya saat ini bukan ibu aslinya, melainkan ibu dari pemilik asli tubuh yang di tempatinya.

tapi tak bisa di pungkiri, kalau kehadiran ibu dari pemilik asli tubuh ini benar benar mengingatkannya akan Mamanya.

Walaupun mamanya cerewet dan Ibu ini lembut, tak membuat Eliot berfikir untuk merubah kebiasannya.

dia akan tetap menyayangi ibu ini, ntah ini suatu keinginannya atau kebiasannya, yang jelas. Sekarang Yuli lah ibu kandungnya

"Nak, kenapa melamun?."

Lio menatap ibunya, dengan tersenyum ia pun merebahkan kepalanya di pangkuan ibunya menatap wanita paruh baya yang sudah memiliki kerutan di wajahnya itu dengan seksama.

lagi lagi ia mengutuk Emilio Asli, membiarkan ibunya bekerja sehingga Hanya wajah lelah yang ada di wajah wanita ini.

"Ibu, Maafin Lio ya."ucapnya.

itu tiba tiba, ntah kenapa Eliot ingin mengucapkan hal itu.

Yuli tersenyum singkat, mengelus rambut hitam legam Emilio dengan lembut."Lio punya salah? ibu nggak yakin kalau Lio punya salah."

Eliot menggeleng."Cuma ingin minta maaf, Salah Lio banyak Sama ibu, dan mulai sekarang. Biar Lio yang kerja ya."ucapnya.

"Lio?."

dengan tersenyum Eliot pun menutup matanya."Besok akan Lio buat perubahan akan ekonomi kita Bu, ibu doaakan Lio ya."

TBC

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang