Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00, Dan alarm yang di stel ulang oleh Emilio membuat ia terbangun dari tidur lelapnya.
Rebahan dengan masih menutup matanya, mengumpulkan niat untuk duduk.
beberapa saat kemudian, membuka matanya secara perlahan, ia pun duduk. diam sebentar, barulah ia berjalan ke kamar mandi untuk Menggosok dan cuci muka terlebih dahulu.
Hari ini adalah hari dimulai nya, ia menerapkan pola hidup sehat untuk menumbuhkan ototnya.
dengan memakai celana trening dan baju kaos dan jaket serta sepatu olahraga.
Emilio keluar dari rumah, menghirup udara segar, dimana matahari belum menampakkan wujudnya.
suasana yang tenang, dan sedikit dingin inilah, membuat suasana Hati Emilio sedikit tentram.
memasang headset di kedua telinganya, lalu menghidupkan musik yang ada di YouTube ia pun mulai Melaksanakan pemanasan ringan beberapa menit, dirasa cukup. barulah ia mulai berlari.
Lari maraton sejauh 1Km mengelilingi pemukiman warga dan juga berlari di tepi jalan raya.
jalan raya yang lumayan lengang, terbukti bahwa aktivitas di pagi hari ini belum di mulai.
menikmati musik Slow, dan senandung Kecil yang keluar dari mulutnya, Emilio benar benar menikmati olahraganya.
tepukan di bahunya membuat Emilio tersentak, mulai memperlambat larinya ketika pria yang ia kenal mulai berlari beriringan dengannya.
mencoba mengabaikan, Emilio pun mulai mempercepat larinya.
dan seketika, ia pun segera di susul.
dengan kesal, Emilio pun melepaskan headset di telinganya lalu menatap pria di sampingnya itu.
"ada apa?." tanyanya.
"Kebetulan banget kita ketemu di sini, Lo sering lari pagi juga ya?."ucap pria dengan senyum ramah mulai lari beriringan dengan Lio.
Emilio menatap wajah itu sebentar, dengan cuek ia mengangguk.
"Udah sejauh mana Lo lari?."
"1km mngkin."
Ferga mengangguk dengan antusias ia menatap Emilio."wah, udah lama ya. gue baru juga keluar, Lo udah 1Km aja."
Emilio tak merespon, ia hanya fokus dengan larinya mengabaikan Ferga yang sedari tadi mengoceh di sampingnya.
"Gue balik."ucap Emilio tiba tiba membuat Ferga menatapnya.
"kenapa? Lo nggak nyaman ya gue di sini?."tanya pria itu ikut memberhentikan larinya berdiri di samping Emilio.
"udah tau masih nanya bodoh." Ucap nya dalam hati, tak sempat mengutarakan, karena kalau dia berucap sudah jelas, pria ini akan tersinggung.
jadi hanya diamlah satu satunya pilihannya.
"Udah mulai Siang, Nanti sekolah."
hal yang di ucapkan oleh Emilio sontak membuat Ferga melihat arloji di tangannya.
"Oiya, Udah Jam 07.00, nggak di sangka udah waktunya juga berangkat sekolah." ucap pria itu basa basi.
Emilio hanya mengangguk."iya, Gue duluan."
setelah mengatakan itu, Emilio pun mulai berbalik, dan melanjutkan larinya menuju rumah.
"SAMPAI JUMPA DI SEKOLAH." Teriak Ferga dari belakang, sehingga membuat Emilio mengangkat tangannya merespon teriakan itu.
kalau di suruh berteriak pagi pagi begini, nggak akan pernah Emilio lakukan.
sesampainya di rumah, Emilio pun langsung masuk kedalam, dan secara kebetulan Ibunya yang juga mau keluar.
"ibu kemana?."
Yuli yang sedang terburu buru, menatap ke arah Emilio sebentar.
"ibu mau berangkat kerja Nak, kamu sudah pulang? ibu udah menyiapkan sarapan kamu di dalam, sebelum berangkat sekolah sarapan dulu ya, Ibu buru buru ini." Ucapnya meninggalkan Emilio yang belum sempat merespon.menatap punggung tersebut Emilio menghela nafas, setelah itu mencoba memaklumi ia pun mulai masuk kedalam rumah menuju kamarnya terlebih dahulu.
masuk ke kamar mandi untuk menjalankan ritual mandinya sebelum berangkat sekolah, setelah itu, ia pun mulai bersiap siap berangkat, Dan sebelum itu, ia pun memakan sarapan yang di siapkan oleh ibunya terlebih dahulu.
barulah setelah itu, ia berangkat sekolah.
mengunci pintu rumah, ketika berbalik ia pun langsung kaget ketika kehadiran dari Alby yang tiba tiba berdiri sembari bersandar di mobilnya.
"Ngapain?."tanyanya bingung menatap pria itu.
"lupa? sekarang jadwal nya Gue jemput Lo sekolah."
Emilio diam sebentar, kemudian berjalan ke arah Alby."nggak perlu, Lo bisa langsung pergi. Gue naik angkot."
Alby diam."Gue?."
Emilio menatap Alby bingung, menautkan alisnya tak mengerti akan reaksi pria itu.
Alby yang merasa tak sengaja mengeluarkan ekspresinya pun berdehem singkat, mencoba tidak terganggu akan perubahan kosa kata baru dalam perkataan Emilio.
"Masuk! Kita berangkat bareng."
Emilio menggeleng."nggak Usah, Lo duluan."
"jangan Ngeyel, Masuk." Ucapnya, tanpa menunggu Respon Emilio kali ini, Alby pun memutari mobilnya menuju kursi pengemudi menunggu Emilio masuk.
Emilio yang merasa di abaikan pun menarik nafas dalam, pagi cerahnya harus di rusak oleh Kedatangan pria objek balas dendamnya datang untuk menjemputnya.
Masuk kedalam mobil Alby, ia pun duduk di kursi penumpang.
Alby menatap Pria yang membuka pintu di belakangnya. "Lo fikir Gue sopir Lo?. Depan!. Gue mau ngomong" perintahnya.
Emilio menghembuskan nafas, Tanpa membantah, ia pun masuk ke kursi di samping Alby.
menutup pintu itu kasar, ia pun duduk sembari menatap luar jendela tanpa melihat ke arah Alby di samping.
"Mil."
"Hmm?."
Alby diam sebentar, Respon cuek tak minat Emilio membuat Dia merasa ragu untuk berbicara.
Lio yang merasa tak ada Pembicaraan lanjutan dari Alby pun menatap pria itu.
"Ngomong aja, apa yang mau Lo omongin."ucapnya.
"Gue ada salah ya?."tanya nya dengan masih mengemudi, tanpa menengok ke arah Emilio.
Lio diam, melihat ke arah Alby aneh.
"nggak ada tuh, kenapa?.""Lo berubah banyak 3 hari ini, Lo nggak ngirimi gue pesan lagi, Dan Gue cht itu pun nggak di bales, lalu Respon Lo cuek banget ke gue." ucapnya.
hal yang di ucapkan oleh Alby membuat Lio tersenyum smirk, "lucunya, gue nggak yakin, pria lucu kek Lo bisa bisanya pihak atas."ucapnya dalam hati.
Dan sepertinya ada sesuatu yang menarik pada pria yang ada di sampingnya.Dengan menopang Kepala, Lio menatap Alby mencoba menggoda pria itu.
"Lo terganggu?."Alby menatap Lio sebentar, kemudian melihat ke arah jalan, ia mengangguk.
"Gini doang Lo terganggu, Apalagi kalau gue bilang, kalau Gue udah nggak cinta sama Lo."ucapnya sehingga membuat Alby terdiam.
"Bagus lah." Responnya cuek,
Lio menatap pria itu kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Gue bilang KALAU." Ucap Lio menekan kata kalau pada kalimatnya.
"walaupun sebenarnya gue memang nggak cinta sama Lo, karena gue Eliot, bukan Emilio, kalau gue bilang Emilio yang cinta sama Lo tuh udah mati, gue nggak sabar menunggu respon Lo gimana, Dan kalau gue bilang siapa gue sebenarnya, Gue nggak yakin Kalau balas dendam Emilio yang gue jalankan akan berjalan lancar." lanjutnya dalam hati.
Tanpa di sadari, mendengar respon Emilio yang seperti jengkel akan jawaban yang dia berikan, membuat Lengkungan bibir Alby sedikit tertarik ke atas, dia tersenyum tipis.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Roman pour AdolescentsBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...