Siapa sangka beneran bakal tembus.hihihi.
Kirain bakal nunggu berhari hari. Haha.
makasih yaa💗Ah iya, semua komentar kalian Jihan baca kok. Jadi semua saran kalian bakal Jihan pertimbangin untuk alur ceritanya.
Makasih banyak yaa atas respon antusiasnya.
Yang selanjutnya, Jihan tunggu oke?!
.
.
."kak."
Emilio yang sedang berjalan santai balik dari toilet dengan tangan yang memainkan pena di tangannya lantas menengok ke belakang.
Dimana Raskal yang sedang berlari kecil ke arahnya, menyapanya dengan tersenyum.
"Eh, kamu. Ada apa?."Mereka berjalan beriringan, dengan Raskal yang selalu tersenyum ke arah Emilio, hanya di balas santai oleh Emilio.
"Kakak ingat janji yang kakak ucapkan waktu itu?."
Emilio menautkan alisnya, mencoba memikirkan hal tersebut. Apa iya?.
"Hmm, sorry .. gue lupa."
Raskal menganggukkan kepalanya mengerti, nampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.
"Itu... Yang janjimu, buat bantuin aku Nugas?.""Tugas?." Emilio menunduk sebentar, mencoba mengingat ngingat. "Ahh, yang tugas di UKS?."
Raskal tersenyum sumringah. "Nah iya itu.. gimana? Senin kakak bisa kan?."
Treng trengg..
Ketika Emilio ingin membalas, notifikasi telfon dari ponselnya membuat ia berhenti, dengan tersenyum singkat ia menatap Raskal sebentar.
"Bentar ya."Raskal mengangguk, Emilio pun mulai menyalipkan tangannya di kantong celananya, mengambil ponselnya lalu melihat si penelfon sembari mengerutkan keningnya.
Calon Boty.
Mendekatkan handphone tersebut di dekat telinganya, ia pun berujar
"Hallo."
"Mil.."
Suara yang lebih pelan dari sebelumnya, siapapun akan tahu kalau itu suara seseorang yang sedang sakit.
Ia menghela nafas, buat apa pria itu menelponnya.
"Ada apa?. kalau sakit, Lo bisa istirahat. Ngapain nelfon gue?."
"Kapan pulang?."
"Hari ini, Gue akan pulang telat. Ada pekerjaan yang harus gue ganti, selama gue nggak masuk saat itu."
Terdengar suara tarikan nafas dari sana, Emilio hanya tetap diam, menunggu perkataan dari Alby selanjutnya.
"Aku di rumah mu."
Emilio menghela nafas, sedikit kaget dengan lontaran Alby. "Ngapain?. Lo bisa langsung pulang. Gue akan telat nantinya."
"Akan ku tunggu, sampai kamu pulang." suara itu semakin bergetar dan terkadang suara batuk juga sayu sayu terdengar. Sepertinya pria itu menjauhkan handphonenya.
Emilio langsung kaget, sampai dia tidak bisa berkata kata.
"Aku hanya butuh menunggu mu bukan?. Akan aku lakukan. Jadi, cepatlah pulang."
"Jangan menunggu, pulang sana!." Emilio sedikit terganggu dengan kata kata yang di keluarkan oleh pria itu.
"Aku akan menunggu, sampai kapanpun, akan aku tunggu."
"Gue bilang Pu-."
"Dan juga, pintu rumah terkunci. Nggak ada orang ya di dalam?. Kuncinya di taruh di mana?." Suara itu semakin menusuk ke dalam Indra pendengaran Emilio.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...