Saat ini, Emilio yang duduk di kantin, dengan Raskal yang duduk di hadapannya yang tak henti henti mengoceh, membuat suasana semakin hidup.
"Aku sekolah di sini, karena ingin ketemu Kakak."
Emilio menopang dagu, tersenyum ia melihat Raskal.
"Trus, sekarang udah ketemu. Apa lagi yang kamu mau?."
Raskal diam, wajahnya terlihat berfikir.
"Kalau aku katakan, apa kakak mau lakuin?."Emilio menatap Raskal, ia mengangguk.
"Boleh, apa?.""Aku ingin ngelakuin banyak hal dengan kakak."
Emilio berfikir sembari mengangguk, melihat binar kebahagian di wajah Raskal, tak tega untuk menolaknya. "Contohnya?."
"Hmm, kita bisa bermain, jalan jalan, kemana pun, asal kita berdua."
Emilio mengangguk dengan masih menopang dagunya, menaikkan sebelah alisnya tersenyum. "Itu Seperti... kamu ingin kakak berkencan dengan mu?."
"Hmmm, nggak boleh kah?." Ia menyipitkan matanya menatap Emilio, dengan ekspresi yang memohon menatap Emilio.
"Aa-."
"Emil."
Belum sempat Emilio menyelesaikan jawabannya, seorang pria yang tiba tiba datang, membuat ia mendongak, menopang kepala menatap Alby.
"Lo manggil gue?."
Alby menghela nafas, ia pun menarik tangan Emilio untuk berdiri.
"Bangun."Emilio menatap Raskal yang juga menatap Ke arah Alby.
Tanpa menolak ia berdiri.
"Ada apa?."Alby tak menengok ke arah Emilio sedikitpun, ia melihat ke arah pria cantik di hadapannya.
Jadi Type Emilio yang seperti ini?.
Ia kalah telak!.
Berangsur angsur melepaskan pegangannya pada lengan Alby, ia tersenyum singkat.
"Sorry Ganggu, silahkan lanjutkan."Alby berbalik, sembari meremas tangannya kuat, ia pun berlalu pergi dari hadapan Emilio.
Emilio yang melihat hal itu, menatap punggung Alby lama. Lalu Ia tersenyum miring.
Kembali duduk, ia pun melihat ke arah Raskal.
"Sepertinya kali ini, kita nggak bisa lanjut deh."Raskal menatap Emilio bingung.
"Kenapa kak?.""Ada sedikit urusan yang harus Kakak kerjakan, dan soal kamu ajak jalan jalan. Mungkin bisa kakak fikirkan, nanti biar kakak kabarin aja, kapan bisanya. Sorry banget nih, kakak buru buru saat ini."
"Yahhh." Wajah raskal menampilkan kekecewaan, sontak hal tersebut membuat Emilio tak bisa menahan tangannya, malah mencubit pipi pria itu.
"Lucunya, lain kali ya."
Raskal menggosok gosok pipinya,
"Nggak bisa sekarang aja? Atau.. ini ada hubungannya sama kakak yang tadi ya kak?."Emilio diam, melirik ke arah Raskal.
"Hmm, Nggak juga.". Emilio melirik jam di tangannya, "kayaknya kakak udah telat, Nanti biar Kakak hubungi lagi, oke."Raskal cemberut, sepertinya kedatangan Kakak yang tadi merubah suasana nya dengan Emilio.
Emilio mengacak rambut Raskal, ia tersenyum.
"Jangan gitu, dahhh, nanti kakak hubungi."Bangkit dari duduknya, Emilio pun buru buru pergi, mengambil handphone di kantongnya, barulah ia mulai mendial nomor seseorang.
•√
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...