5. Intoxicate

5.6K 149 5
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯  ୨✧୧⎯⎯

5. Intoxicate

Saat ini Erick sedang mendengarkan Anya yang sedang asyik berceloteh sambil mencincang bawang bombay merah, tapi sayang fokusnya hanya pada satu titik.

"Anya."

"Iya?"

"Bolehkah aku mencium tengkukmu?"

"Eh? Kenapa?" Anya merasa bahwa permintaan pamannya sangat aneh.

"Karena tengkukmu terlihat bersih dan wangi."

"Biasanya juga kau suka menciumku tanpa izin."

"Jadi boleh, ya?" tanya Erick dengan binar di matanya sambil memegang pinggul Anya karena sudah siap melakukan aksinya.

"Hmm, boleh."

Senangnya Erick dapat lampu hijau. Pertama-tama, ia kecupi pundak Anya, lalu ciumannya berpindah ke tengkuk yang sedikit berkeringat. Ah, ia bisa mencium aroma keringat Anya yang bercampur dengan aroma sabun. Sungguh memabukkan!

"S-Sudah belum?"

Anya merasakan tubuhnya meremang ketika Erick mencium tengkuknya, apalagi hembusan napas Erick pada kulitnya membuat ia tidak bisa menahan rasa geli.

"Engh... jangan lama-lama, Uncle. Geli."

"Sebentar, aku belum selesai."

Batasan Erick perlahan-lahan sudah mulai lepas. Ia semakin berani merangkul pinggul Anya dengan erat. Tidak hanya itu ia juga menarik kaos Anya agar pundaknya terpampang untuk diciumnya. Tengkuk, leher, dan telinga juga tak terlupakan dicium basah dengan ganas olehnya.

"Geli, Uncle... Sudah, ah..." desah Anya sambil tertawa cekikikan. Gadis itu bergerak gelisah sambil berusaha melepas rangkulan lengan Erick di pinggulnya.

Napas Erick memburu dan semakin sering meracau tidak jelas membuat Anya kebingungan karena untuk pertama kalinya melihat Erick bereaksi seperti ini. Ada apa dengan pamannya?

Anya merasakan perasaan lain di tubuhnya, perasaan aneh yang baru pertama kali ia rasakan. Jantungnya benar-benar berdegup sangat kencang karena Erick mencium dan memeluknya.

"Erick!"

Sebuah suara bentakan mengintrusi kegiatan mereka. Berapa terkejutnya Erick melihat siapa yang dengan lancang masuk ke dalam rumah kakaknya.

"Bella?"

"Apa maksudnya ini, Erick?!" bentak Bella dengan raut wajah penuh amarah.

"Justru apa maksudmu menerobos masuk ke dalam rumah orang? Lancang sekali kau, Bella!" Erick tidak kalah marah.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang