15. Chess

3K 114 4
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯ ୨✧୧⎯⎯

15. Chess

Anya keluar dari mobil Zephyr sambil menggendong boneka besar yang tadi ditaruh di bangku penumpang belakang. Ia keluar mobil sendiri saja tanpa diantar Zephyr karena ia sendiri yang menolak.

Saat membuka pintu utama, ia disambut ayah dan kakeknya yang saat ini sedang bermain catur. Entah kenapa Anya paling sebal melihat keluarganya yang sudah bermain catur seperti ini, karena perbincangan mereka di tengah permainan membuatnya pusing sendiri.

"Argh, sial! Kalah lagi!" gerutu Ethan sambil mengacak rambutnya frustrasi.

"Oh, kau sudah pulang," sapa Allen pada Anya.

"Boneka dari mana itu? Apa lelaki tadi yang membelikannya?" Kali ini giliran Ethan yang bersuara.

"Bukan, aku mendapatkannya dari lelaki lain."

"Lelaki lain?"

Saat Anya ingin bercerita, kebetulan Olivia datang dari arah dapur sambil menggendong si kembar. Depan belakang.

"Ethan, bantu aku!" Olivia menyerahkan salah satu bayinya kepada Ethan yang belum siap.

"Kebetulan sekali kau sudah pulang, sayang. Kami akan mengadakan malam bersama malam ini," ucap Olivia.

"Kalian akan menginap?" tanya Anya yang diangguki oleh Allen.

"Kalau begitu aku boleh membantu? Grandma pasti sendirian sekarang di dapur."

"Tidak usah. Yang ada nanti dapurnya berantakan, jadi biar aku saja yang membantu. Nah, Allen, kau jaga anakku, ya." Ethan berucap sambil memberikan anaknya pada Allen.

"Kau gantikan aku bermain catur, Anya." Ethan mengusap kepala puterinya lalu melenggang pergi bersama Olivia.

"Tapi aku tidak bisa, Papa!" Anya menghentakkan kakinya karena kesal. Dan mereka semua hanya menertawakannya.

"Kalau begitu temani aku bermain dengan adikmu, Anya," ujar Allen yang langsung dituruti oleh Anya. Itu lebih baik dari menemani bermain catur, pikirnya.

"Tumben kalian menginap di sini. Apakah kau tidak disibukkan pekerjaan, Grandpa? Aku dengar kau membuka cabang baru, ya?"

"Ya, keributan di cabang biar jadi urusan Erick saja. Aku sudah lama lepas tangan dari semua pekerjaanku."

"Hmm, begitu, ya ... Pantas saja Uncle Erick tidak ikut menginap di sini."

"Kenapa? Kau merindukannya? Padahal baru beberapa hari yang lalu dia tinggal di sini, 'kan?"

Entah kenapa Anya menjadi gelagapan sendiri karena kali ini ia merindukan Erick bukan sebagai pamannya, tetapi sebagai pria pujaan hatinya.

"Y-Ya tetap saja rasanya aneh melihat keluarga kita tidak lengkap. Hmm, omong-omong, bagaimana kabar Aunty Emma? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya."

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang