52. Find Out

2.9K 111 16
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

✧ ───── ୨✧୧ ───── ✧

52. Find Out

Setelah keluar dari kastil, Erick segera melajukan mobilnya ke klub malam yang saat itu dikunjungi oleh Anya. Walau pun pada sore hari klub malam itu belum buka, tapi ia akan terus mencari tahu siapa dalang yang telah hampir menghancurkan Anya.

Setelah sampai di gedung itu, tentu saja ia tak mendapati siapa pun. Namun ia tak menyerah dengan bertanya pada orang lain tentang pemilik klub malam itu. Ia akan bertanya langsung pada keamanannya, manajernya, dan pemiliknya.

Erick merasa janggal. Memang ia berhasil mengetahui siapa saja penanggung jawab klub malam hingga satu persatu sudah ia datangi. Tapi yang ia tak habis pikir adalah mereka seperti malas melayaninya. Bahkan rekaman kamera pengawas pun menghilang dan mereka merasa biasa saja.

Erick tak mengenal siapa pemiliknya. Wajahnya terlihat asing menandakan bahwa orang itu kemungkinan berasal dari kalangan menengah ke bawah sehingga tak pernah bertemu dengannya. Ia mulai paham jika pemilik klub malam itu dibayar untuk tutup mulut, karena mungkin bayarannya sangat besar.

Erick menutup laptopnya dengan cukup kasar karena merasa kesal. Ia meluruskan pandangannya dan langsung menangkap foto-foto Anya yang tertempel di dinding.

"Siapa yang berani berbuat jahat padamu, sayang?" Erick mengelus foto Anya ketika masih berusia empat tahun. Foto tersebut diambil tidak jauh ketika mereka pertama kali bertemu. Dari sekian banyaknya foto, memang foto tersebut yang paling istimewa dan menjadi kesukaan Erick. Bahkan ia memasang bingkai untuk foto tersebut dan menyimpannya di meja kerja rumah pribadinya.

Erick mengecup foto itu lalu menyimpannya kembali di tempatnya. Ia bangkit dari duduknya lalu menghampiri sebuah lukisan yang sangat besar. Itu adalah lukisan Anya buatannya sendiri.

Posisinya terpasang di dinding depan ranjang, jadi ketika tinggal di sini, ia bisa memandang lukisan Anya sebelum tidur. Atau saat bersantai meminum teh sambil membaca koran di sofa depan ranjang, ia bisa sesekali melirik lukisan itu yang terasa sedang menatapnya juga.

Kamar ini adalah surga dunia baginya. Sayangnya, ia tidak bisa menempatinya setiap hari karena keberadaannya harus tetap dirahasiakan.

Jari-jarinya yang sedang menyentuh lukisan itu, seketika terhenti karena mendengar nada dering ponselnya. Ia segera mengeceknya dan mendapati Calix menghubunginya.

"Master ingin bertemu denganmu."

Erick segera merapikan kamar dan penampilannya, lalu keluar untuk menemui sang ketua yang sebenarnya sudah ia anggap ayah kedua baginya.

Sekalian ia juga ingin meminta bantuan kepada mereka untuk membantu melindungi Anya walau sebenarnya ini adalah urusan pribadinya dan mereka tidak ada hak untuk membantunya.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang