3000 kata lebih. Kalo gak diramein, kebangetan woi!
ʚ Happy reading ɞ
✧ ───── ୨✧୧ ───── ✧
63. Our Destiny
Hari ini adalah hari terakhir Anya dan Erick berkencan. Itu berarti satu minggu sudah terlewat dengan cepatnya. Selama itu pula, Erick tidak pernah menyentuh Anya kecuali memeluk untuk menyembunyikan wajah sedihnya.
Anya sebenarnya merasa janggal karena selama itu Erick bisa tahan tidak bersentuhan dengannya, bahkan untuk sekedar mencium tangan. Erick benar-benar menjaga jarak. Maka dari itu dirinya selalu memulai terlebih dahulu untuk mencium atau memeluk yang sama sekali tidak ditolak oleh Erick agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Kita akan ke mana sekarang?" tanya Anya pada Erick yang sedang mengemudikan mobil.
"Ke rumahku."
"Rumah?"
"Ya, rumahku di Roma yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali satu orang- tidak, sekarang akan menjadi dua orang termasuk dirimu."
"Siapa orang itu? Apakah temanmu atau mantan kekasihmu?"
Erick tersenyum lalu sekilas melirik Anya. Keponakan sekaligus kekasihnya itu memang tidak bisa menyembunyikan rasa cemburu. Sungguh ekspresif.
"Dia lelaki yang sudah kuanggap adik, tapi kau menganggapnya teman."
"Aku? Apakah aku mengenalnya?"
"Ya."
"Siapa?"
"Nanti juga kau akan tahu karena dia memang kusuruh menempati rumah itu."
***
Anya baru tahu bahwa Kota Roma ternyata seluas ini. Mereka memasuki wilayah perhutanan cukup jauh dan setelah itu berhasil menemukan sebuah rumah yang cukup besar untuk ditinggali seorang saja.
"Apakah ini rumahmu, Uncle?"
"Ya." Erick menggenggam tangan Anya saat mereka berjalan menaiki tangga menuju halaman rumah. "Perhatikan langkahmu. Tangganya licin."
"Kalau begitu, gendong aku," gurau Anya yang ternyata dituruti oleh Erick.
"Padahal aku hanya bercanda," gumam Anya membuat Erick hanya tersenyum saja.
Di setiap langkah menuju rumah itu, Anya hanya mengamati wajah Erick yang jaraknya cukup dekat dengannya.
"Aku tahu aku tampan." Erick tersenyum jahil pada Anya yang tersipu malu.
"Iya, kau tampan, Uncle. Aku sudah sadar sedari dulu," jawab Anya dengan jujur membuat Erick tersentak. Kenapa? Kenapa saat dirinya ingin menjauhi Anya, gadis itu malah membuat perasaannya campur aduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
Romance[LOEN #3 | Erick & Anya] Bagaimana jika seorang lelaki dewasa justru mencintai dan terobsesi pada keponakannya sendiri? Ya, begitulah perasaan yang dimiliki oleh Erick Jason Loen pada Anya Jolicia Loen. Setiap hari pria itu dilanda kegusaran karena...