14. Two Men

4.4K 120 21
                                    

Guys, aku ada pertanyaan di akhir chapter. Wajib dijawab demi keberlangsungan cerita, ya 😉

 Wajib dijawab demi keberlangsungan cerita, ya 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯  ୨✧୧⎯⎯

14. Two Men

"Tunggu di sini, ya," titah Zephyr yang diangguki Anya. Ia pun segera masuk ke dalam rumah dengan perasaan berdebar. Kebetulan sekali pintu rumah dalam keadaan terbuka dan seluruh keluarga sedang berkumpul di ruang tamu.

Tok tok tok!

"Zephyr, ya? Masuklah," sambut Olivia.

Lelaki itu pun masuk dan duduk di salah satu sofa sehingga sekarang ia dikelilingi oleh orang-orang dewasa tersebut.

"Ada apa?" tanya Ethan tidak ramah.

"A-Aku ingin meminta izin pada kalian untuk mengajak Anya jalan-jalan."

"Tidak boleh!"

Olivia berdecak kesal mendengar nada suara Ethan yang tidak ramah. Biasakah bicara dengan santai saja?

"Kau sudah memiliki janji dengan Anya?" tanya Olivia pada Zephyr. "Kebetulan dia tidak mengatakan apa pun pada kami dan sedari tadi hanya mengurung diri di kamarnya."

"Tapi kami bertemu di taman tadi."

"Di taman? Aku kira sedari tadi dia berada di kamarnya. Lalu di mana dia sekarang?"

"Di depan."

Ethan pun segera bangkit dari duduknya untuk melihat posisi Anya yang sedang melamun sekarang.

"Ck, kenapa anak itu?" gumamnya.

"Hey, sayang!" panggil Ethan pada puteri kesayangannya.

Sayangnya, Anya hanya melirik lalu memalingkan wajah dengan sombong.

"Sombongnya," gerutu Ethan. Tapi ia juga terkekeh akan tingkah puterinya yang menggemaskan. Jika masih kecil, ia ingin menggendong Anya dan melempar tubuhnya ke udara, lalu menangkapnya dan menciumi seluruh wajahnya.

"Kau kekasihnya?" tanya Ethan saat ia sudah kembali masuk.

"Bukan. Dari dulu kami hanya murni berteman saja."

"Hmm, bagaimana, ya... Izinkan tidak, ya..."

"Aku tidak akan membawa Anya ke tempat yang jauh. Mungkin ke mall, bazar, atau tempat ramai lainnya agar Anya tidak bersedih lagi."

"Bersedih?" beo Ethan. "Pantas saja seminggu ini dia kelihatan murung. Jangan-jangan kau penyebabnya bersedih."

"B-Bukan."

Hah, keluarga Loen itu memang bisanya curigaan dan menuduh terus.

"Ya sudah, kau boleh ajak dia jalan-jalan. Masalahnya dia tidak ingin menceritakan apa pun kepada kami tentang hal yang membuatnya sedih," ucap Olivia.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang