56. Two Requests

1.9K 92 10
                                    

Warning : Kekerasan

⚠ Warning : Kekerasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

✧ ───── ୨✧୧ ───── ✧

56. Two Requests

Setelah keluar dari mobil, Erick dan Koa memasuki lift untuk mengantarkan ke lantai di mana sebuah unit apartemen menjadi tujuan mereka. Mereka berdua tidak tahu unit apartemen itu milik siapa, tapi target pertama mereka sedang berada di sana.

Setelah sampai di depan pintu unit apartemen tujuan, Koa langsung menghubungi seseorang dan tidak membutuhkan waktu lama pintu terbuka. Sepertinya orang itu juga sudah menunggu mereka.

"Masuk saja ke kamar utama. Dia sedang bersama tiga pria," bisik Joses, pria yang merupakan rekan mereka dan termasuk anggota The Root sekaligus The Phantom.

"Kau juga ikut berpesta?"

"Hanya pesta narkoba, aku masih aman."

Joses melirik ke arah Erick yang hanya diam saja karena menahan amarah dan jijik terutama setelah melihat kondisi unit apartemen yang isinya dipakai pesta narkoba dan seks.

Tidak lama ada seorang pria yang menghampiri mereka bertiga seolah menyambut kedatangan Erick dan Koa yang terpaksa harus bersabar menyamar sebagai peserta pesta.

"Jadi mereka adalah orang yang kau bicarakan?" tanya pria itu pada Joses.

"Iya. Mereka teman-temanku."

"Kalau begitu nikmati pestanya. Kami memiliki teman wanita yang menarik dan hebat, hahaha! Oh, lihatlah! Sepertinya ada seseorang yang sudah tertarik padamu, bung."

Mereka mengalihkan perhatian pada seorang wanita yang menghampiri Erick dengan keadaan telanjang bulat. Koa dan Joses hanya meringis melihat pemandangan itu. Bisa dilihat Erick tersenyum licik pada wanita itu membuat Koa menatap lekat. Koa tahu bahwa sekarang Erick sedang menahan rasa jijik telah bersentuhan dengan tubuh wanita yang baru saja disetubuhi oleh pria lain. Bahkan bau spremanya pun masih menempel pekat di tubuh wanita itu.

Ketika tangan wanita itu mulai bergerak liar membelai rahang Erick hingga dada dan hampir berakhir di selangkangan, Erick segera menahannya. Tangan yang satunya lagi menodongkan senjata api dengan alat peredam suara ke arah kepala wanita itu.

Tidak ada yang sadar satu orang sudah mati di tangan Erick karena semua orang terlalu sibuk dengan seks liar mereka.

"Selagi mereka sedang sibuk, habisi saja semuanya," perintah Erick yang langsung dituruti oleh Koa dan Joses. Jika Koa menggunakan pedang Jepang alias Katana, maka Joses menggunakan pisau unggulannya yaitu Jagdkommando.

Sementara Erick langsung melangkah ke arah salah satu kamar yang sepertinya sang penghuni masih belum sadar akan kekecauan di luar. Saat ia menggerakan handle pintu, ternyata pintu tidak kunci membiarkan siapa saja keluar masuk.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang