26. Separate

2.2K 95 3
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯  ୨✧୧⎯⎯

26. Separate

"Erick, bangun! Erick!"

Puk! Puk! Puk!

Sebuah suara dan tepukan di pipinya membuat Erick seketika terbangun. Yang pertama kali ia lihat setelah matanya terbuka adalah Zoya yang sedang membangunkannya.

"Ngghh ...." Ia melirik sekitar dan sedikit kaget melihat cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya sudah berwarna jingga. Antara pagi dan sore, itu yang sedang ia pikirkan saat ini.

"Pukul berapa sekarang?"

"Pukul empat sore. Ayo makan dulu. Dari pagi kau belum makan."

"Badanku lemas."

"Itu karena kau tidak makan."

Zoya pun membantu Erick untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang dengan beberapa tumpukan bantal.

Erick pun patuh saja ketika Zoya menyuapinya makan. Tapi di tengah makannya, ia baru ingat dengan keberadaan Anya. Jika waktu sudah sore, itu berarti Anya sudah pulang, ya?

"Ehem! Di mana, Anya?"

"Dia sudah pulang sekitar jam sebelas."

"Hmm." Erick pun hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala dengan raut sendu.

"Aku tidak bertemu dengannya."

"Tapi Anya sudah berpamitan denganmu tadi. Bahkan yang memanggil Mike adalah dia karena sakitmu bertambah parah."

Erick tertegun mendengarnya. Jadi yang ia lihat saat itu bukan mimpi? Anya menangis ketika berpamitan dengannya. Bahkan ia ingat menyentuh tangan gadis itu.

Hah! Entah kapan ia bisa bertemu dengan Anya selain pertemuan keluarga? Mana mungkin ia sengaja pergi ke Roma tanpa alasan yang jelas. Bisa-bisa Allen dan Ethan semakin curiga.

***

Tring! Tring!

Sebuah nada dering ponsel mengalihkan atensi seorang lelaki yang tengah duduk melamun berhadapan dengan dua kuburan.

"Ya, Tuan?" sapanya pada si penelepon.

"Anya mungkin akan mulai sekolah ke kedepannya. Tetap awasi dia dengan baik bagaimana pun caranya."

Walau pun Anya sudah beberapa kali menolaknya, sebelum dirinya atau Anya memiliki kekasih, ia tidak akan melepaskan sang keponakan.

"Baik, Tuan, misi diterima. Sebelum itu, saya ingin meminta izin untuk mendekati Nona Muda sebagai teman, jadi saya bisa mengikutinya ke mana pun tanpa dicurigai. Bagaimana menurut Anda, Tuan?"

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang