⚠️ Note : Extra Chapter 1-4 tersedia di web Karya Karsa dan nihbuatjajan dengan harga 10k.
Link di kolom komentar agar memudahkan 👉
PREVIEW
Extra Chapter 1 :
Brak! Brak! Brak!
"Uncle, tolong bukakan pintunya!" Anya merutuki dirinya yang tidak bisa lari lebih cepat agar tidak kalah cepat oleh Erick yang buru-buru mengunci puntu utama rumahnya.
"Uncle Erick, aku merindukanmu ... hiks, hiks."
Erick yang masih berada di balik pintu, langsung berusaha mengintip dari jendela saat mendengar suara isakan Anya. Terlihat gadis itu sekarang sedang berjongkok memeluk lutut sambil menangis.
"Uncle, aku tidak akan pergi sampai kau membukakan pintu."
"Walau malam, siang, hujan, badai, hingga bersalju dan cuaca panas, aku tetap akan menunggumu, Uncle."
Extra Chapter 2 :
"Bisakah tanganmu tidak usil? Bagaimana jika terdapat sidik jarimu di patung kaca itu atau kau tidak sengaja memecahkannya!" Eula sedari tadi selalu memarahi Anya membuat gadis itu ingin menangis karena kesal.
Anya melawan dengan bentakan tapi Eula malah menjadi-jadi. Wanita itu sedikit mendorong Anya sehingga tak sengaja ada patung kaca yang terjatuh karena tersenggol Anya.
PRANG!
Erick dan Eugene tersentak lalu mengalihkan atensinya pada asal suara. Sementara Anya dan Eula juga tak kalah kaget dengan tubuh gemetat takut, terutama Anya yang sudah tahu watak Erick ketika marah.
"U-Uncle, aku ... tidak sengaja. Dia yang mendorongku." Anya menunjuk ke arah Eula sambil memasang wajah memelas agar Erick merasa kasihan. Dulu, pria itu selalu luluh jika dirinya memasang raut wajah seperti ini.
"Hei, kenapa kau menuduhku?" Eula menepis tangan Anya yang masih menunjuk ke arah dirinya.
"Eula," tegur Eugene disertai tatapan tajam.
"Eugene, selama aku kemari, aku tidak pernah membuat kekacauan, 'kan? Tadi aku sudah memperingatinya untuk tidak sembarang menyentuh hasil kerajinan kalian."
"Maaf, Uncle ... aku akan membersihkannya." Anya pun langsung berjongkok untuk mengumpulkan pecahan kaca yang berserakan. Ia juga menunduk untuk menutupi matanya yang berair.
Air mata itu adalah air mata kesedihan dan kekesalan karena Erick sama sekali tidak bersuara bahkan menatap matanya. Bahkan ekspresinya pun tidak terbaca. Tidak marah dan tidak kasihan juga. Pria itu benar-benar memperlakukannya seperti makhluk halus.
Extra Chapter 3 :
"Apa yang akan kau lakukan jika sudah bertemu denganku? Lihat, aku sudah di depan matamu sekarang."
Diberi pertanyaan seperti itu malah membuat Anya kebingungan dan sebal sekarang. Ia menghampiri Erick lalu menamparnya cukup kencang membuat kepala Erick berpaling dan tapak merah langsung tercetak.
"Kau jahat! Kenapa kau meninggalkanku, Uncle! Dari dulu kau memang selalu memberiku harapan palsu! Kau selalu menagih rasa cintaku dan membuatku jatuh cinta tapi kau sendiri yang meninggalkanku!"
Anya terduduk di hadapan Erick yang masih duduk di sofanya. Ia memukul-mukul paha Erick dan tidak lupa meremas celana pria itu.
"Kau jahat, Uncle." Anya menggigit lutut Erick karena gemas serta untuk membungkam suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
Romance[LOEN #3 | Erick & Anya] Bagaimana jika seorang lelaki dewasa justru mencintai dan terobsesi pada keponakannya sendiri? Ya, begitulah perasaan yang dimiliki oleh Erick Jason Loen pada Anya Jolicia Loen. Setiap hari pria itu dilanda kegusaran karena...