ʚ Happy reading ɞ
⎯⎯ ୨✧୧⎯⎯
10. Frustased
Saat ini Erick dan Bella sedang duduk berdampingan di sofa salah satu ruang privasi restoran. Pria itu menyandarkan kepalanya di sandaran sofa sambil melonggarlan ikatan dasinya.
"Mau kupijat?" tawar Bella karena melihat Erick beberapa kali memijit pangkal hidungnya karena pusing. Belum juga menjawab, seorang waiter datang ke arah mereka untuk taking order.
Setelah kepergian waiter, Bella semakin merapatkan duduknya sambil merangkul lengan Erick yang sudah memejamkan mata. Ia perhatikan terus wajah damai pria pujaan hatinya itu yang sangat tampan. Ah, Erick adalah pria tertampan yang pernah ia temui. Bibit keluarga Loen memang unggul.
Wanita itu lalu mulai menyandarkan kepalanya di bahu Erick. Karena posisi Erick yang sedang merentangkan tangannya di sandaran sofa, ia jadi terlihat seperti sedang memeluk Bella yang sedang bersandar.
"Bella." Erick memperingati Bella agar tidak melakukan hal yang berlebihan kepadanya karena sekarang wanita itu sedang menyentuh dadanya dengan menggambar abstrak di atas dada bidang yang tertutup kameja hitam itu.
"Erick, memangnya aku tidak memiliki kesempatan, ya?" tanya Bella. Tangannya membuka satu persatu kancing kameja Erick yang memang dua kancing atasnya sudah terbuka. Jari jemari lentiknya sudah mulai masuk ke dalam kameja dan bisa merasakan bulu-bulu tipis di dada bidang pria itu.
Sebagai pria normal, tentu saja Erick terpancing. Ia membuka matanya dan memperhatikan Bella yang tengah mendusel-duselkan hidungnya di ketiaknya.
"Ada, tapi sulit sekali untuk menerimamu." Erick menjawab pertanyaan Bella. Tentu saja ia mengerti dengan apa yang dimaksud wanita itu.
"Harum," gumam Bella yang tengah menciumi ketiak Erick. Ia mengabaikan jawaban yang diberikan pria itu, tapi bisa mendengar jelas dan mengerti dengan apa yang Erick katakan.
Bella mendongakkan kepalanya menghadap Erick sehingga mereka saling menatap lumayan lama.
"Kalau begitu aku akan ambil kesempatan itu walau hasilnya tidak memungkinkan. Izinkan aku membuatmu jatuh cinta kepadaku, Erick. Bukankah jika kita sering bersama, rasa cinta akan muncul?" Bella menyentuh bibir seksi Erick dengan jari jemarinya.
"Usaha tidak akan mengkhianati hasil, 'kan?" ujarnya lagi mencoba meyakinkan.
Tangan Erick mulai mengelus surai Bella dengan lembut.
"Kau cantik, seksi, dan hebat dalam urusan ranjang. Pasti banyak pria waras yang mengincar dirimu, jadi kenapa harus aku yang kau pilih?"
Bella hanya menatap mata Erick dengan tatapan yang sulit diartikan, ia tidak bisa menjawabnya karena tidak tahu. Namun tidak lama, ia memajukan wajahnya sehingga Bibir mereka berdua saling menempel sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
Romance[LOEN #3 | Erick & Anya] Bagaimana jika seorang lelaki dewasa justru mencintai dan terobsesi pada keponakannya sendiri? Ya, begitulah perasaan yang dimiliki oleh Erick Jason Loen pada Anya Jolicia Loen. Setiap hari pria itu dilanda kegusaran karena...