ʚ Happy reading ɞ
✧ ───── ୨✧୧ ───── ✧
43. Become Dissident
Dengan jalan sempoyongan, Erick menaiki tangga menuju kamar Anya karena yang saat ini ia butuhkan adalah gadis itu. Tidak apa jika Anya sudah tidur, bisa melihat wajah dan kondisinya saja sudah membuat dirinya tenang.
Ceklek.
"Anya?" Ia kebingungan melihat ranjang Anya yang kosong. Ia meraba-raba kasurnya berharap hanya khayalan karena sedang tipsy.
"Apa itu?" monolog Erick saat mendapati sebuah tenda besar berbentuk kotak. Ia menyingkap kain sprei itu dan penglihatannya langsung tertuju pada Anya yang sedang tidur telentang.
"Ternyata kau di sini." Erick menghampiri Anya lalu mengukungnya. Sambil tersenyum ia pandangi wajah damai Anya yang sedang tertidur lelap. Ia kecup bibir itu lalu kembali mengamatinya lagi, sayangnya ia tak sadar bahwa sebenarnya Anya tidak tidur sendirian.
Flora yang ingin mengganti posisi tidur, tidak sengaja membuka matanya dan melihat bayangan hitam sedang mengukung dan mengamati wajah Anya. Seperti iblis!
"Kyaaaaa!" teriakannya membuat Eve dan Anya bangun.
"Aaaaa!" Anya refleks menendang selangkangan Erick membuat pria itu langsung melolong sambil memangangi selangkangannya yang berdenyut nyeri.
"Aarrgghh! Kau ... menghancurkan ... masa depanku ... hhh ...."
"Erick?" Eve sedikit memalingkan tubuh Erick yang terus menunduk kesakitan.
"Apa? Tuan Erick?" kaget Flora.
"Maafkan aku, Uncle," ucap Anya dengan penuh perasaan bersalah.
"Kalau begitu ... elus dia, hehehe."
Flora langsung menunjukan raut jijiknya pada Erick.
"Kau mabuk?"
"Aku mau tidur." Erick pun merebahkan diri di tempat yang tadi ditempati oleh Flora, setelah itu ia pun bergumam tidak jelas.
"Eve, kita tukar tempat." Karena mana mungkin Flora tidur di sebelah atasannya sendiri. Jadi posisi mereka saat ini adalah Eve dan Flora berada di sisi berlainan mengapit Erick yang tidurnya memeluk Anya.
***
Eve terbangun karena mendengar suara isakan. Ia bangkit lalu mengamati siapa yang menangis dan ternyata itu adalah Erick. Posisi pria itu masih memeluk Anya yang sesekali alisnya mengernyit halus karena terganggu suara isakan Erick.
"Erick." Eve menepuk lengan pria itu.
"Erick!" Bukan hanya Erick, Anya dan Flora pun ikut terbangun.
"Hah! Ada apa?" Erick tiba-tiba bangkit lalu memegang kepalanya karena pusing menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
Romance[LOEN #3 | Erick & Anya] Bagaimana jika seorang lelaki dewasa justru mencintai dan terobsesi pada keponakannya sendiri? Ya, begitulah perasaan yang dimiliki oleh Erick Jason Loen pada Anya Jolicia Loen. Setiap hari pria itu dilanda kegusaran karena...