19. She's Jealous

3.2K 115 1
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯ ୨✧୧⎯⎯

19. She's Jealous

Erick memasuki mansion dengan terburu-buru karena baru ingat telah meninggalkan Anya begitu saja tanpa berpamitan. Sebelum ia pergi menemui Bella pun Anya sudah marah, apalagi sekarang.

Tapi ia tidak menemukan Anya di kamarnya. Ia juga mencoba mencarinya di kamar gadis itu sendiri, tapi tidak ada juga. Dengan langkah lebar, Erick kembali turun ke lantai dasar, dan kebetulan bertemu dengan salah satu pelayanan.

"Di mana Anya?"

"Nona Muda sedang bersama Tuan Muda Moses di ruang keluarga Tuan Theodore," jawab pelayan itu sambil membungkuk.

Erick berdecak kesal karena merasa malas jika harus masuk ke dalam wilayah keluarga Theodore dan Alona. Karena selain jauh padahal satu bangunan, entah kenapa sikap paman dan bibinya itu benar-benar tidak ramah padanya. Baiklah, demi Anya ia rela melakukan apa pun.

Setelah melewati sebuah lorong yang menghubungkan wilayah Allen dan Theodore di dalam satu mansion, Erick terlebih dahulu celingukan karena takut ada bibinya yang akan memergoki. Jika diingat, sudah berapa belas tahun ia tidak masuk ke dalam wilayah mereka tanpa ditemani Mike atau keluarganya sendiri. Padahal keluarga mereka dengan bebasnya memasuki wilayahnya.

Tidak jauh dari tempatnya berdiri, ia bisa mendengar suara piano yang dimainkan. Ia tahu bahwa lagu yang dimainkan adalah lagu kesukaan Anya. Tanpa ragu, ia berjalan menuju ruang keluarga.

Prok! Prok! Prok!

"Hebat sekali!" puji Moses, anak laki-laki pertama Mike yang masih berusia sepuluh tahun.

"Ayo mainkan lagi. Sekarang aku ingin kau memainkan lagu yang selalu ada di fim horror." seru Milana, adik perempuan Moses yang usianya di bawah selisih satu tahun dari kakaknya.

Erick bisa melihat keberadaan Anya yang sedang asyik bermain piano dikerubungi oleh dua bocahnya Mike. Tanpa ragu, ia pun melangkah dan mengelus surai Anya ketika posisinya sudah berada di belakang gadis itu.

"U-Uncle?" Anya sedikit kaget mengetahui pamannya sudah pulang cepat. Ia kira pria itu akan menghabiskan banyak waktu untuk berkencan dengan wanita bernama Bella.

"Kenapa wajahmu kaget begitu?" tanya Erick seraya mencubit pipi keponakannya itu.

"Tidak apa," jawab Anya singkat lalu kembali memainkan pianonya dengan nada asal-asalan.

Erick pun hanya terkekeh lalu duduk di adjustable piano bench yang malah membuat Anya semakin kesal karena pria itu mencuri lahan tempat duduknya.

"Jangan marah, Anya."

Erick terus membujuk Anya agar tidak marah dan berakhir diprotes oleh Moses dan Milana.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang