40. Man with Glasses

2.4K 93 16
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

✧ ───── ୨✧୧ ───── ✧

40. Man with Glasses

"Bagaimana? Jadi, 'kan?" tanya Marina pada Anya yang tengah memasukan alat tulisnya ke dalam tas.

"Jadi. Aku akan langsung ke rumahmu."

"Hebat. Bagaimana kau bisa membuat pamanmu memberikan izin?"

Dengan ciuman dan ... sesuatu menyenangkan yang mereka lakukan malam tadi. Tapi mana mungkin Anya membeberkan hal itu pada Marina.

Flashback on.

"Anya, kau mendengar suara beceknya?" tanya Erick sambil mengeluar-masukkan jarinya ke dalam lubang surgawi Anya. Tapi gadis itu tidak menjawab membuat Erick semakin mengencangkan kocokannya.

"Hhmmmpphh!" Susah payah Anya menahan desahannya tapi gelombang orgasme yang akan datang benar-benar membuatnya hilang kendali.

"Ouh, lihat, sayang," ucap Erick ketika Anya memuncratkan cairan cintanya dengan sangat banyak. Tubuhnya meliuk-liuk, cairannya keluar dengan sangat deras dan kencang seperti keran yang bocor membuat sprei menjadi basah kuyup.

"Berhenti!"

Tapi Erick benar-benar nakal dengan tak kunjung menghentikan aksinya sehingga gelombang orgasme Anya tak kunjung mereda.

"Kau menyukainya, 'kan?"

Hiks, hiks.

Kenapa Anya selalu tidak menjawab pertanyaannya? Itu membuat Erick jadi kesal sendiri! Pria itu pun semakin ingin menyiksa Anya dengan kejantanannya saat ini. Ia gesek-gesekkan kejantanannya di bibir kewanitaan Anya yang ngilu karena masih dalam gelombang orgasme.

"J-Jangan ...." Anya mendorong perut Erick, tapi ia sudah lemas.

Anya membelalak ketika merasakan sesuatu yang lebih besar dari jari mulai menerobos masuk. Ia pun terpaksa bangkit untuk melihat apa yang dilakukan pamannya di bawah sana.

"Jangan dimasukkan."

"Hanya kepalanya saja, sayang."

Anya menggeleng karena tidak percaya. Ia takut kecelakaan terjadi membuat benda besar itu masuk seutuhnya.

"Aku hanya membuat lubangmu sedikit terbuka agar suatu saat nanti dia berhasil masuk, kau tidak akan terlalu merasa kesakitan."

Erick memang menepati perkataannya, tapi pria itu mengeluarkan cairannya di pintu lubang kewanitaan Anya. Walau mungkin benihnya tidak sampai ke rahim, tetapi tidak ada yang tahu bahwa spermanya mungkin terlalu pandai berenang, bukan?

Flashback off.

Anya menggeleng-gelengkan kepalanya agar kejadian semalam tidak perlu diingat lagi. Tapi masalahnya, jejak-jejak Erick ditubuhnya masih bisa ia rasakan. Apalagi di bagian kewanitaannya yang masih merasa sedang dimasuki kepala kejantanan Erick.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang