48. Welcome Me (21+)

11.4K 174 34
                                    

Kode ini kan yg kalian tunggu2 👊😭
Hampir 2000 kata guys. Kalo sepi, kebangetan sih njir.
Bacanya pelan2 aja karena aku bikin percintaan mereka itu lebih ke romantis dan penuh cinta, bukan liar dan bernafsu.

Bacanya pelan2 aja karena aku bikin percintaan mereka itu lebih ke romantis dan penuh cinta, bukan liar dan bernafsu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

✧ ───── ୨✧୧ ───── ✧

48. Welcome Me

Erick tidak bisa fokus mengemudi. Di tengah jalanan yang sepi, mobilnya jalan merambat seperti siput. Untung saja bukan melewati jalanan utama, jadi tidak ada yang akan mencurigai mereka.

Kaki Erick sedikit bergetar ketika merasakan lidah hangat Anya menyentuh kepala kejantanannya. Sangat hangat, lembut, dan basah. Ia bergidik geli dan menggeram kesal karena Anya hanya menjilat-jilat lubang seperti mencoba mempermainkannya.

Refleks, ia mengangkat pantatnya agar kejantanannya masuk ke dalam mulut Anya. Usahanya berhasil, tapi malah terkena gigi karena Anya belum siap. Ia jadi ngilu.

"Sshh ... jangan terkena gigi."

Anya menggerutu tak jelas karena mulutnya penuh. Tapi tak lama gadis itu pun mematuhi perkataan Erick dengan memberikan blow job terbaiknya.

"Bagus. Kau memang gadis pintar."

Erick senang karena Anya cepat belajar. Gadis itu juga menurut seolah tahu apa yang biasa dilakukan wanita ketika melayani pria. Ya, berkat novel-novel dewasa yang dibaca, Anya sedikit demi sedikit tahu tentang kegiatan erotis. Anggap saja belajar untuk melayani suami di masa depan yang ternyata malah ia lakukan bersama pamannya.

Tidak lama Erick menepikan mobilnya di tempat yang sudah pasti sepi membuat Anya mendongak karena penasaran.

"Berhenti. Giliran aku yang memuaskanmu sekarang."

Erick merasa kasihan pada Anya yang terkena efek obat perangsang, berbeda dengannya yang masih bisa ditahan. Ia pun memposisikan tubuh Anya menjadi bersandar ke pintu mobil dengan kaki yang mengangkak lebar menghadapnya.

"Ouh ...." lenguh Anya ketika Erick menghisap kemaluannya. Tangannya menarik-narik lembut rambut Erick dan sesekali menekan kepala pria itu seolah mendukung perbuatan Erick.

Sebenarnya Anya selalu suka pemandangan kepala Erick di antara kedua pahanya, tapi mana mungkin ia mengatakannya secara gamblang. Bisa-bisa Erick semakin besar kepala dan semakin rajin memesuminya.

"Uncle Erick!" lolong Anya saat berhasil mendapatkan pelepasannya.

Erick mengangkat kepalanya memperlihatkan bibir, hidung, hingga dagu yang basah karena cairan cinta Anya.

"Sudah, ya. Sisanya di rumah."

Erick pun segera membenahi celananya dan bersiap untuk kembali melanjutkan perjalanan. Ia mengemudikan mobil dengan cepat tapi tak sampai ugal-ugalan. Walau pun jalanan ini sepi, tapi jarak menuju rumah lumayan jauh daripada lewat jalanan utama.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang