21. Someone From the Past

2.7K 106 9
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯  ୨✧୧⎯⎯

21. Someone From the Past

Kebetulan sekali setelah Erick keluar dari kamar Anya, seorang pelayan menghampirinya atas titahan Allen. Sialan, kenapa tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak?

"Ada tamu?" tanya Erick pada si pelayan wanita yang mengikutinya turun ke lantai dasar.

"Benar, Tuan. Mereka juga sudah menunggu Anda."

Saat Erick melangkah masuk ke dalam ruang tamu, semua orang yang berada di ruangan itu mengalihkan atensinya padanya, sehingga wanita yang sedari tadi kepalanya menghadap Allen, ia palingkan menjadi menghadapnya.

"Eve ...." lirih Erick tanpa bisa menembunyikan reaksi kagetnya. Sementara wanita bernama lengkap Maeve tersebut hanya bisa menatap sendu lalu menundukan pandangannya.

"Kenapa berdiri terus? Duduklah," titah Allen.

Erick pun mengambil tempat di sofa panjang yang berhadapan dengan sofa yang diduduki oleh Eve dan pria paruh baya yang merupakan ayahnya. Jadi posisi Erick saat ini berhadapan langsung dengan pria itu yang hanya terhalang oleh sebuah meja.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Erick," sapa Duncan yang hanya dibalas senyuman tipis oleh Erick, setelah itu mengalihkan tatapannya pada Allen, mengabaikan kehadiran Maeve.

"Ada apa?" tanya Erick pada Allen.

"Sepertinya lebih enak jika berbicara langsung pada Erick. Dia sekarang yang mengendalikan penuh perusahaanku di sini," ucap Allen pada Duncan, mengabaikan pertanyaan Erick karena agar yang bersangkutan saja yang menjelaskan.

"Baik." Duncan lalu mengangguk pada Allen seolah meminta izin untuk bicara pada Erick.

"Sebelumnya, terima kasih telah menerima kehadiran kami di sini. Tujuanku kemari adalah untuk meminta bantuan dari kalian, terutama kau, Erick."

Pria yang disebut namanya hanya mengangkat alisnya, menunggu Duncan melanjutkan ucapannya.

"Karena perusahaanku gulung tikar, aku hanya ingin memutasikan putriku dari perusahaanku ke perusahaan kalian."

Tanpa disadari Erick melirik Eve yang sedari tadi hanya menunduk.

"Apa pun jabatannya, kami tidak masalah. Yang terpenting dia bisa bisa terjamin bekerja di peusahaanmu."

"Kenapa harus perusahaan kami?" tanya Erick terdengar tidak ramah. Mereka terlihat seperti wawancara kerja— Tidak. Sepertinya wawancara kerja tidak semencekam ini.

"Karena kudengar kau membutuhkan seorang sekretaris. Tentu saja aku ingin pekerjaan yang baik untuk putriku dengan jabatan yang cukup tinggi pula."

"Aku tidak bermaksud memanfatkan hubunganmu dengan Eve untuk memudahkannya diterima di perusahaanmu. Jika kau ingin merekrutnya dengan cara formal seperti biasa, aku sama sekali tidak masalah. Dan jika Eve memang tidak sesuai dengan kriteriamu, aku akan menerimanya."

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang