62. Ti Amo

2.4K 115 27
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

───── ─────

62. Ti Amo

"Aku pulang," Anya memasuki rumah setelah jam sekolahnya usai.

"Grandpa?" Anya celingukan mencari kakeknya karena rumah terasa sepi dan hening.

"Aku di kamar Erick!"

Anya pun mengetuk pintu kamar lalu masuk setelah kakeknya memberi izin.

"Cucuku." Allen menghampiri Anya lalu memeluknya. Cucunya terlihat lelah dan suram setelah pulang dari kegiatannya di sekolah.

"Grandpa."

"Ya?"

"Kapan Uncle Erick akan pulang?"

Allen terdiam cukup lama membuat Anya melepaskan pelukan. Gadis itu menatap kakeknya dengan sendu dan frustrasi.

"Kapan?" tanya Anya lagi.

"Apakah dia tidak memberitahu apa pun?"

"Itu dia! Dia sama sekali tidak bisa dihubungi, hiks," jawab Anya dengan suara gemetar menahan tangis. Tapi mau sekuat apa pun menahan, air matanya akan tetap berjatuhan.

"Maafkan aku. Dia meninggalkanmu karena membantu pekerjaanku."

Anya menggeleng sambil mengusap matanya. "Bukan itu masalahnya. Aku tidak peduli dia pergi karena pekerjaan, yang jadi masalahnya adalah kenapa dia sama sekali tidak mengabariku? Di sini aku seperti orang bodoh yang telah mengkhawatirkan dan menunggunya hingga menangis seharian."

"Bodoh sekali Erick berani mengabaikan cucuku yang cantik dan imut ini. Biar aku marahi dia jika kami berkomunikasi lagi."

Anya mengangguk sambil mengelap ingusnya.

"Omong-omong, kau lapar? Tapi aku tidak bisa memasak, Anya."

"Kita pesan saja makanan cepat saji. Sesekali memakannya tidak apa, 'kan?"

"Baiklah. Kau yang pesan sepuasmu."

"Kalau begitu aku akan mandi dulu." Anya pun pergi meninggalkan Allen seorang diri di kamar. Pria tua itu kembali mengecek ponselnya karena sedari tadi banyak yang berusaha mengubunginya. Zoya, Ethan, dan Alona. Mereka bertiga tidak henti-hentinya mengirim pesan dan menelepon.

Sekarang di mansion sedang kacau. Keluarga Alona membanting foto bersama keluarga Loen dan Lumire lalu menginjak-injak dan meludahi foto bagian Erick. Bahkan mereka juga memaksa masuk ke dalam kamar Erick untuk membakar seluruh barang-barang si pemilik kamar terutama foto.

Alona dan kedua anak termasuk menantu benar-benar membuat ricuh di mansion, kecuali Mike dan para cucu Alona yang tidak tahu harus melakukan apa. Mike hanya mengurung di kamar sambil merenung, sepertinya rasa kecewanya sudah berat pada Erick.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang