41. One by One Find Out

2.2K 94 10
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

✧ ───── ୨✧୧ ───── ✧

41. One by One Find Out

Atas tawaran dari Marina, Anya pun pulang diantar oleh Calix. Di sepanjang perjalanan, mereka tidak saling diam karena pria itu pandai mencari topik pembicaraan. Anya jadi nyaman. Ia yakin Calix bisa membantunya untuk terlepas dari Erick.

"Terima kasih telah mengantarku pulang," ucap Anya saat mobil sudah berhenti di depan kediamannya.

"Aku harap kita bertemu lagi, Anya." Calix tersenyum. "Mungkin kencan."

Deg.

Anya tidak menyangka bahwa pendekatan mereka akan secepat ini. Ia kira akan sulit karena Calix terlihat seperti orang yang tertutup. Dirinya juga tak jauh beda sebenarnya.

"Tapi pamanku—"

"Posesif dan protektif?"

Anya mengangguk.

"Katakan saja bahwa kau akan bermain dengan Marina pada pamanmu. Siapa tahu dia akan mengizinkan."

"A-Aku takut."

"Takut? Takut apa?"

"Aku tidak pernah berkencan dengan orang yang baru dikenal."

"Oh ...." Pria itu terkekeh lalu mengangguk paham.

"Bagaimana jika ajak Marina saja di kencan kita nanti? Seru, 'kan?"

"Ehmm ...."

"Ini." Calix menyerahkan ponselnya pada Anya. "Ketik nomor ponselmu. Kita bicarakan lagi nanti."

Anya pun menerima ponsel itu dan mengetikkan nomornya di sana.

"Kalau begitu aku turun."

Calix mengangguk mengizinkan Anya untuk masuk ke dalam rumahnya.

***

Anya mengernyit saat melihat mobil yang terlihat asing terparkir di halaman kediamannya. Apakah ada tamu? Tapi kenapa ia tidak menemukan mobil Erick? Jika ada tamu, seharusnya ada tuan rumah yang menyambut, 'kan? Anya menghentikan langkahnya karena jadi ragu ingin masuk ke rumahnya atau tidak.

Setelah berdebat di dalam hati dan beberapa kali mengatur napas, ia pun dengan hati-hati membuka pintu utama lalu memasang telinga dan mata untuk mengawasi kondisi rumah. Takutnya mobil yang tadi di luar adalah milik perampok atau penculik. Anya jadi takut.

Samar-samar ia mendengar suara benda-benda dan seorang wanita dari arah dapur yang terdengar bersahutan. Tanpa menunggu waktu lama suara si wanita semakin terdengar jelas disusul dengan kehadirannya yang berjalan dari arah dapur.

"Oh, Anya. Sudah pulang kau," sapa Eve.

Anya mengelus dada lalu tersenyum canggung. Mereka sebenarnya sama-sama kaget.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang