36. Pervert (18+)

8.8K 143 17
                                    

18 rasa 21 guys 😁 Baca pelan-pelan biar hsjxjsnz.

18 rasa 21 guys 😁 Baca pelan-pelan biar hsjxjsnz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

───── ୨✧୧ ─────

36. Pervert

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam, Erick dan Eve yang saat ini sedang duduk di ruang tamu untuk mengerjakan suatu pekerjaan, sudah siap-siap membenahi barang-barangnya karena memang sudah selesai.

"Anya dari tadi tidak keluar kamar, ya?"

"Hm."

"Karena sedang bertengkar denganmu atau karena memang sudah kebiasaannya?"

"Tergantung. Terkadang di hari biasa pun kerjanya hanya diam di kamar."

Eve mengangguk-anggukkan kepalanya sambil ber-oh ria.

"Omong-omong, kita akan malam dengan apa?"

"Aku malas memasak. Tidak ada bahan masakan juga. Pesan saja makanan."

"Hmm, bagaimana jika kita makan malam bersama di luar?" usul Eve dengan semangat. "Siapa tahu kalian bisa berbaikan."

"Pemikiran macam apa itu? Jika kedua belah pihak tidak ingin berbaikan, ya tentu tidak akan terjadi."

"Setidaknya ada kesempatan," Eve meringis sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya sudah, kau saja yang panggil Anya. Jika dia tidak mau, paksa saja. Dia harus ikut."

Eve mengacungkan kedua jempolnya lalu beranjak sambil membawa barang-barangnya untuk disimpan di kamar tamu yang akan ia tempati.

***

Di mulai dari perjalanan, makan malam hingga berjalan-jalan di mall, Anya sedari tadi hanya diam dengan raut wajah murung. Memang di dalam mobil ia duduk di samping Erick atas titahan pria itu, tapi mereka berdua hanya diam sehingga harus Eve yang turun tangan. Sedari tadi hanya wanita itu yang terlihat paling ceria.

Seperti saat ini, Eve mengajak Anya untuk berjalan-jalan di mall karena kebetulan mereka memang makan malam di salah satu outlet restoran makanan cepat saji. Hah, Erick rasanya menyesal membawa mereka makan malam di mall karena sekarang ia merasa terabaikan.

Langkah pria itu tiba-tiba berhenti ketika mendapati sebuah lingerie seksi terpajang di salah satu outlet. Ia menelan ludahnya karena membayangkan Anya mengenakan pakaian seksi seperti itu. Ah, sepertinya mulai sekarang ia harus mendandani Anya sesuai seleranya.

"... ya, 'kan, Erick?" Eve dan Anya yang berjalan di depan Erick, tidak sadar jika pria itu tidak ada di belakang mereka.

"Erick?" Eve dan Anya celingukan mencari keberadaan Erick.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang