Epilogue

6.1K 173 47
                                    

Satu tahun kemudian ....

"Cantik sekali sahabatku," puji Marina sambil memeluk Anya yang terlihat mengenakan sebuah gaun berwarna hitam, sama sepertinya namun berbeda warna.

Hari ini adalah hari di mana para murid melepaskan status dan masa sekolahnya. Semua murid pasti merasa bahagia namun tidak dengan Anya. Semenjak Erick meninggalkanya, gadis itu terlihat tidak pernah tersenyum mau pun tertawa. Anya berubah menjadi orang yang dingin dan tak beremosi.

"Nona Muda, selamat hari kelulusan." Matheo menghampiri Anya dan Marina sambil membawa sebuket bunga untuk diberikan kepada Anya.

"Ini dari Zephyr." Matheo memalingkan kepalanya untuk menunjukkan keberadaan Zephyr yang sedang melambaikan tangan.

Dengan senyum yang sangat tipis, Anya membalas lambaian tangan Zephyr lalu menerima buket bunga itu.

"Sampaikan rasa terima kasihku padanya," ucap Anya yang dijawab angguki oleh Matheo.

"Ternyata dia masih menyukaimu, Anya. Manis sekali," goda Marina yang dibalas angkat bahu oleh Anya.

"Matheo— maksudku Manuel, apakah kau mendapat ijazah juga?" tanya Marina karena sudah tahu siapa Matheo sebenarnya.

"Panggil saja Matheo jika kau sudah terbiasa." Matheo terkekeh. "Aku tidak mendapatkan ijazah, Marina. Aku sendiri sudah memiliknya enam tahun yang lalu."

"Hahaha, aku kira kau mendapatkannya lagi karena kau sangat totalitas."

Ya, Matheo masih bisa mengawasi Anya di sekolah karena bantuan Ethan dan Allen. Sekarang lelaki itu menjadi anak buah Ethan untuk mengawasi Anya.

"Oh iya!" Marina berseru seolah teringat sesuatu. "Nanti malam, sekolah kita akan mengadakan night prom. Kau ingin mengikutinya?"

"Tidak," jawab Anya dengan singkat dan tanpa minat. Walau pun pesta itu hanya hiburan biasa, tapi pihak sekolah tidak bertanggung jawab, maka dari itu Anya mematuhi kata-kata pamannya yang melarang untuk mengikuti acara hiburan tertentu.

Marina terlihat lesu dan Matheo terlihat cemas. Lelaki itu cemas melihat Anya yang menjadi pendiam dan tertutup.

"Baiklah, aku juga tidak akan ikut jika tidak ada dirimu," sahut Marina. "Kita bisa mengadakan acara sendiri cukup kita bertiga saja. Benar, 'kan?"

Matheo mengangguk.

"Iya, lain kali." Hanya itu kata-kata yang terlontar dari Anya sebelum menjauh dari keramaian.

Gadis itu segera memasuki toilet karena tidak kuat menahan tangisannya. Di dalam bilik toilet, ia mengeluarkan tangisannya dengan kencang karena suasana toilet yang sangat sepi.

"Uncle Erick ...."

Hampir setengah jam Anya berdiam diri di toilet membuat Marina, Matheo, dan keluarganya khawatir. Setelah menemukan keberadaan Anya terdengar dari suara tangisan di bilik toilet, mereka hanya bisa membiarkan. Mereka juga tahu bahwa setiap malam Anya akan menangis padahal sudah satu tahun terlewat sejak Erick pergi.

Ceklek.

Anya tersentak saat menemukan Matheo berdiri di depan toilet perempuan. Sudah berapa lama lelaki itu berdiri di situ?

"S-Sejak kapan kau berdiri di situ?"

"Sejak ibu Anda dan Marina tahu keberadaan Anda di toilet."

Anya menelan kasar ludahnya sambil menunduk malu. Itu berarti mereka mendengar tangisannya yang terus menyebut pria tercintanya. Saking fokusnya menangis, ia sampai tak mendengar suara pintu dan suara langkah kaki.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang