37. Should be Suspected (18+)

8.6K 151 30
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

───── ୨✧୧ ─────

37. Should be Suspected

Ibu jari Erick masih setia bermain-main di klitoris Anya. Ia tersenyum melihat reaksi si empunya yang merem melek sambil menggigit bibir. Ia pun menambah rangsangan dengan cara menghisap kencang dada kiri Anya. Ia menghisap seakan-akan keluar air susu dari dalamnya.

Bles!

Jari tengah Erick berhasil masuk membuat Anya terbelalak dan membusungkan tubuhnya sangat indah. Ternyata seperti ini rasanya dimasuki walau dengan jari! Tubuh Anya benar-benar tidak bisa diam membuat Erick kesulitan untuk menyusu.

Anya meremas bahu Erick karena jari itu masuk semakin dalam. Jari itu panjang, tebal, dan bergerak seolah mencari sesuatu di dalam sana. Bahkan mendengar suara becek dari jari Erick yang bermain di dalamnya membuat Anya tidak kuat. Ia terangsang berat! Sama seperti Erick.

Dapat. Erick menemukan sesuatu dengan tekstur berbeda di dalam sana. Ia terus menyerang titik itu dengan gerakan menggaruk.

"Aakkh—"

Sh*t! Suara teriakan Anya kencang sekali. Sepertinya Anya sangat kaget merasakan Erick berhasil menemukan titik lemahnya. Erick pun menegakkan tubuh karena ingin lebih fokus pada kewanitaan Anya. Tapi karena terlalu berisik, ia pun membekap mulut gadis itu menggunakan tangan kanannya.

Dengan menambah kecepatan, Erick berhasil membuat Anya gemetaran seperti orang yang sakau. Tidak lama, cairan bening muncrat dari dalam sana seperti keran yang bocor. Sangat deras hingga menyiprat wajahnya sebagian.

Oh my ghost! Ia tidak pernah mendapatkan wanita yang sensitifnya melebih Anya. Mungkin karena gadis itu seorang perawan, jadi tidak terbiasa dengan sentuhan laki-laki di area terlarangnya.

"Eeuuhhh ...."

Erick langsung memeluk Anya seolah menenangkan tubuhnya yang masih bergetar hebat. Tapi tangannya masih setia bermain di dalam sana membuat Anya semakin kelojotan. Argh, ia tidak tahan. Ia ingin memasuki Anya saat ini juga.

Tunggu, apakah suara mereka tidak terlalu berisik? Erick jadi khawatir Eve akan mendengarnya. Lebih baik ia selesaikan saja permainannya.

Baru saja akan bersuara, Anya meremas kerah kaosnya dan menatapnya dengan memelas. Ah, Erick paham akan tatapan itu. Ia pun memajukan wajahnya untuk mencium bibir Anya.

"Anya, kau ingin membantuku?" tanya Erick sambil membawa tangan kanan Anya ke arah kejantannya.

Gadis itu terbelak ketika behasil menyentuhnya karena untuk pertama kalinya menyentuh kemaluan seorang pria. Ia juga tak kalah kaget ketika behasil melihat bagaimana bentuknya karena dari tadi tak fokus pada benda itu.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang