Side - 💎 Asahi

1.8K 150 17
                                    

Bukan rahasia lagi bagi penggemar kalau Junkyu itu adalah tombol tertawa Asahi. Pemuda asal Osaka itu sendiri yang mengatakannya. Hal itu benar terbukti. Setiap kali Junkyu melakukan hal konyol, Asahi pasti tertawa lepas.

"Masih akan tertawa?"

Asahi menatap sosok yang bertanya padanya itu. Alis yang tertaut, bibir mengerucut, tubuh yang sedikit meringkuk, menatapnya memelas.

Asahi mendekat pada sosok itu. Telunjuknya menekan kedua pipi pemuda yang duduk di hadapannya. Ia tertawa kecil, merasa gemas melihat wajah pemuda yang adalah kekasihnya itu.

"Kau ingat aku pernah bilang bahwa kau itu tombol tertawaku kan, Junkyu hyung? Dan itu masih sama hingga hari ini.", ucap Asahi dengan senyuman lembut.

"Aku tahu..", ucap Junkyu, sedikit menekuk wajahnya.

"Tapi kenapa kau malah murung?", Asahi menangkup pipi Junkyu, mengangkat wajah itu agar tatap mereka kembali bertemu.

"Entahlah.. aku merasa aku hanya memperlihatkan sisi bodohku selama ini."

Mendengar itu, Asahi segera menarik kaki Junkyu yang sedang bersila di atas kasurnya. Dilingkarkannya kaki itu untuk mengapit tubuhnya yang juga sedang duduk bersila.

Jarak di antara mereka semakin menipis, memudahkan Asahi untuk bercengkrama dengan yang lebih tua. Kali ini Asahi mengusap kepala Junkyu, lalu perlahan menuju ke pipinya.

"Hyung, aku tidak akan pernah bosan mengatakan ini. Ada begitu banyak sisi yang kau perlihatkan padaku, dan aku menyukai semuanya."

Terlihat jelas manik Junkyu masih memelas.

"Apa masih kurang meyakinkan?", anya Asahi.

"Tidak, maksudku.. aku sedikit menyesal mungkin? Memperlihatkan sisi itu padamu.", ujar Junkyu.

"Sudah kubilang aku menyukai semua sisimu, hyung. Aku akan menangis kalau kau berhenti memperlihatkan satu sisi itu hanya karena rasa ragumu."

"Kenapa jadi kau yang menangis? Lagipula mana mungkin kau menangis hanya karena hal itu?", Junkyu mengernyit.

"Mungkin saja. Bagaimana pun kau pusatku hyung. Aku mungkin bisa gila jika suatu saat aku tidak bisa melihatmu lagi."

"Ya ya! Bicara apa kau ini.", Junkyu membekap mulut Asahi dengan tangannya.

"Jangan berbicara yang aneh-aneh.", lagi ujar Junkyu.

"Itu jaminanku padamu hyung. Tidak peduli sisi mana pun yang kau perlihatkan, tidak akan merubah perasaanku padamu. Perasaanku masih sama.", Asahi menarik tangan Junkyu, meletakannya pada dada sebelah kirinya.

"Bisa kau rasakan kan? Detak jantungku.", ucap Asahi.

Pipi Junkyu memerah. Detak jantung Asahi begitu kuat hingga telapak tangannya bisa merasakan getaran itu.

"Masih sama seperti awal saat aku mengungkapkan perasaanku padamu.", lagi ucap pemuda Osaka itu.

Junkyu paling lemah jika Asahi sudah berucap manis seperti ini. Entah bagaimana ucapan manis dari mulut Asahi itu terasa berbeda. Tulus dan penuh penekanan.

Asahi yang menyadari perubahan raut Junkyu lantas mengulas senyum. Ia tahu Junkyu sedang tersipu malu saat ini.

"Apa aku perlu mengalihkan pandanganku dulu sekarang?", tanya Asahi, berpikir mungkin saja Junkyu sedang ingin bersembunyi.

"Jangan.", Junkyu meremat ujung kaos Asahi.

"J-jangan mengalihkan pandanganmu. Lihat aku. Cukup lihat aku saja.", ujar Junkyu tersipu.

Our Precious Kyu (2) [Junkyu x All]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang