Out - 💎 Yoshi

2.5K 170 14
                                    

Hari ini seperti biasanya, Junkyu berada di dalam studionya seharian. Ia duduk di depan laptopnya, melakukan apa yang biasa dilakukannya. Sekali lagi, hari ini ia berada di dunianya sendiri. Ia mengabaikan segala sesuatu di luar sana, termasuk kekasihnya yang kini sedang memasang wajah memelas di depan pintu studionya. Persis anak anjing kecil yang sedang menunggu kepulangan sang majikan.

Yoshi duduk bersila dengan bibir yang mengerucut. Terhitung sudah 40 menit ia duduk di sana. Pesannya tidak dijawab dan teleponnya tidak diangkat. Bahkan ketukan pintunya diabaikan sepenuhnya.

"Junkyu-ya... sampai kapan kau akan berada di dalam sana dan mengabaikanku? Ayo makan di luar.", pinta Yoshi memelas, sembari mengetuk pelan pintu studio Junkyu.

Kali ini ketukan pintu itu tidak berhenti. Junkyu akhirnya membuka pintu studionya. Hal pertama yang dilihatnya adalah ekspresi sumringah Yoshi yang mendongak menatapnya.

"Aku tidak mau keluar.", ucap Junkyu, juga memelas.

Yoshi lantas menarik kursi Junkyu, membalikkan posisi Junkyu hingga kini mereka saling berhadapan. Dipeluknya kaki Junkyu dan ditumpukannya dagunya pada paha Junkyu. Ia mendongak dan memasang ekspresi memelas.

Bisa bayangkan betapa manisnya dua orang itu saat ini? Saling memelas. Yang satu ingin ke luar, yang satu ingin tinggal di dorm.

"Junkyu...", rengek Yoshi dengan bibir manyun.

"Tidak mau.", jawab Junkyu, memalingkan wajahnya.

Bahkan kursinya sengaja ingin ia tarik untuk kembali menghadap ke arah laptopnya. Namun Yoshi menarik kuat kaki Junkyu yang dipeluknya, berakhir membuat Junkyu terjatuh dari kursinya, tepat ke atas Yoshi pangkuan Yoshi.

Pemuda asal Kobe itu malah tertawa jahil. Tangannya membenarkan posisi duduk Junkyu di atas kaki bersilanya. Kemudian tangan itu berakhir pada pinggang Junkyu.

"Yoshi...", Junkyu ingin menghindar karena Yoshi mulai menggerayangi tubuhnya.

"Kalau tidak mau keluar, tidak apa-apa. Kita di dorm saja, melakukan apa yang bisa kita lakukan dalam kamar.", kepala Yoshi mendongak, memperlihatkan senyum manisnya dengan niat terselubung.

"Lupakan. Ayo keluar.", ucap Junkyu. Ia ingin berdiri namun ditahan oleh Yoshi.

Perlahan Yoshi mendekatkan wajahnya membuat Junkyu juga refleks memundurkan tubuhnya hingga bersandar pada kursinya di belakang.

"Aku suka melihat wajahmu sedekat ini. Menggemaskan.", Yoshi menduselkan hidungnya pada hidung Junkyu, menunjukkan kegemasannya pada pemuda virgo di pangkuannya itu.

"Yoshi...", cicit Junkyu.

"Hmm?", mata mereka saling bertemu dalam jarak yang begitu tipis.

Deru napas keduanya terdengar pelan, mengalun bergantian.

"Kemari.", ucap Yoshi, menarik tubuh Junkyu untuk mendekapnya. Sengaja ia menyembunyikan wajah pada ceruk leher Junkyu, sedang tangannya mulai masuk ke dalam kaos Junkyu dan meraba punggung Junkyu.

"Ya...", protes Junkyu dengan tangan yang berada di bahu Yoshi.

"Kau tidak ingin keluar kan?"

"Tidak. Ayo keluar.. Yoshi nhh~", Junkyu berusaha menahan desahannya karena Yoshi yang mulai mengecupi lehernya.

Yoshi lalu semakin naik hingga ke rahang Junkyu. Dikecupnya beberapa kali hingga bibirnya bertemu dengan bibir Junkyu. Yoshi mengecup bibir Junkyu singkat, kemudian menjauhkan wajahnya untuk melihat ekspresi cemberut Junkyu.

"Berhenti menggodaku seperti itu.", keluh Junkyu.

Yoshi tertawa kecil.

"Maaf, kau terlalu menggemaskan.", ucap Yoshi, mengusap pipi Junkyu.

"Eish... ayo keluar.", ajak Junkyu lagi. Namun sekali lagi, Yoshi menahan Junkyu agar tetap berada di posisinya.

"Kau bilang tidak ingin keluar.", Yoshi kembali mengikis jarak di antara mereka.

"Aku berubah pikiran.", ucap Junkyu, tahu kemana arah pembicaraan Yoshi kali ini.

"Aku juga berubah pikiran. Kita di kamar saja.", Yoshi mengulas senyuman tipis, menatap dalam mata Junkyu.

"Aniii... aku mau keluar.", rengek Junkyu kali ini.

"Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?"

Chuu

"Kita keluar ya?", ucap Junkyu setelah ia mengecup kilat bibir Yoshi.

Yoshi tertawa, merasa perbuatan Junkyu itu sangat lucu. Ia mengangkat tangannya untuk mengusak kepala Junkyu, gemas.

"Baiklah. Bersiaplah, kita keluar 10 menit lagi.", ucap Yoshi.

"Kalau begitu kau keluar dulu.", usir Junkyu.

"Wae? Aku tidak boleh melihatmu berganti pakaian?", tanya Yoshi, kembali memasang wajah polosnya.

"Memangnya kau akan diam saja melihatku berganti pakaian?", Junkyu memicingkan mata.

Ia mengingat beberapa hari lalu Ia dan Yoshi berakhir saling bercengkrama di atas kasur setelah dirinya berganti pakaian di hadapan Yoshi. Sejujurnya Yoshi bukan tipe pemuda yang hormonnya meledak-ledak. Namun akhir-akhir ini Yoshi memang sedikit liar. Mungkin itu karena film dewasa yang ditonton mereka bersama bulan lalu.

"Hmm apa aku harus bereaksi?", tanya Yoshi.

"Eish sudah sana, aku mau ganti pakaian.", Junkyu kali ini berhasil melepaskan diri kemudian berdiri.

Sementara Yoshi hanya tertawa, juga turut berdiri.

"Baiklah, sampai bertemu 10 menit lagi.", kekeh Yoshi, sekali lagi mencuri kecupan dari bibir Junkyu sebelum ia keluar dari kamar kekasihnya itu.

Sepeninggal Yoshi, Junkyu merutuk pelan.

"Ini gara-gara Park Jihoon. Kenapa merekomendasikan film itu sih? Ahh Yoshi-ku yang manis kemana?", monolog Junkyu.

.
.
.
.
.
.

Helow~Blm ada momen lg sih, tp gas aja :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helow~
Blm ada momen lg sih, tp gas aja :")

Segini dulu
See ya next~

Our Precious Kyu (2) [Junkyu x All]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang