Calm - 💎 Jaehyuk

1.6K 135 16
                                    

"Aku akan menginap malam ini.", ucap Jaehyuk pertama kali begitu ia masuk ke dalam kamar Junkyu.

"Eo?", Junkyu memiringkan kepalanya dan mengerjap.

"Kurasa aku perlu memelukmu sepanjang malam ini.", Jaehyuk segera naik ke atas kasur Junkyu, duduk menghadap Junkyu.

"Wae?", tanya Junkyu.

"Entahlah, aku hanya merasa malam ini aku perlu berada di dekatmu.", jawab Jaehyuk, lalu berbaring dan memeluk pinggang Junkyu.

"Untuk?", jemari Junkyu menyelinap di antara helaian rambut Jaehyuk, mengusap kepala sang kekasih yang tengah bergelung manja padanya.

"Berada dekatmu membuatku tenang.", ucap Jaehyuk. Dirinya sedikit mendongak untuk mempertemukan tatapnya dengan Junkyu.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?", Junkyu beralih mengusap pelan alis Jaehyuk ketika ia melihat raut khawatir dari yang lebih muda.

Jaehyuk diam sejenak. Tangannya yang semula memeluk pinggang Junkyu kini ia tarik kembali. Kepalanya ia baringkan pada paha Junkyu, kemudian ia meraih tangan Junkyu, memainkan jemari yang lebih tua.

"Jadi, apa yang mengganggu pikiranmu?", tanya Junkyu lagi.

"Ini, pertama kalinya kita akan naik pesawat lama."

"Kau takut?", pertanyaan Junkyu membuat Jaehyuk menatapnya lamat.

"Bukankah wajar jika ada perasaan takut? Apalagi ini pertama kalinya kita ke Eropa.", ujar Jaehyuk.

Junkyu tertawa kecil. Dibelainya pipi Jaehyuk, lalu mencubitnya pelan.

"Iya, sangat wajar jika kau takut.", balas Junkyu.

"Karena itu biarkan aku menginap malam ini.", Jaehyuk kembali meraih tangan Junkyu yang membelainya, lalu menyematkan kecupan ringan di sana.

"Memangnya kapan aku melarangmu menginap?", ujar Junkyu, mencubit bibir tebal sang kekasih.

Yang lebih muda terkekeh kecil. Benar. Memangnya kapan Junkyu pernah melarangnya menginap?

"Sini hyung, berbaring di sebelahku.", Jaehyuk menarik kepalanya, membenarkan posisi tidurnya. Ia berbaring menghadap ke dalam, lalu menepuk sisi dalam kasur Junkyu, memberi isyarat agar yang lebih tua turut berbaring menghadapnya.

Junkyu menurut. Ia berbaring di sebelah Jaehyuk, menghadap ke arah pemuda Yoon itu. Raut khawatir yang tadi tergambar pada wajah Jaehyuk telah berganti dengan seri. Senyuman khas pemuda asal Yongin itu tampak begitu manis dan entah bagaimana menyalurkan perasaan hangat.

"Begini lebih baik.", ucap Junkyu sembari menunjuk pipi Jaehyuk dengan telunjuknya.

"Kau tahu hyung, kau itu seperti mentari pagi di musim semi. Perasaan hangat ketika kita merasakan hangatnya matahari di musim semi, kau seperti itu.", Jaehyuk menatap penuh puja pada Junkyu.

"Cukup berada di dekatmu saja langsung membuatku tenang.", lanjutnya.

"Apalagi senymummu. Cantik.", puji Jaehyuk, mengusap pelan pipi Junkyu.

Junkyu sudah tidak heran dengan pujian yang diberikan Jaehyuk padanya. Ia sudah sering mendengarnya. Meski begitu, ia tidak bosan.

"Berarti aku berhasil lagi membuatmu tersenyum kan?", Junkyu terkekeh, menampilkan barisan giginya.

Jaehyuk menatap teduh manik Junkyu. Ia lalu mendekat untuk mengecup kening Junkyu.

"Kau selalu berhasil hyung. Melihatmu tersenyum sudah lebih dari cukup untuk membuatku tersenyum juga.", ucap Jaehyuk setelahnya.

"Geurae?", Junkyu tertawa bangga.

"Eo.", Jaehyuk mencubit hidung Junkyu gemas.

Junkyu terkekeh geli, menanggapi afeksi yang diterimanya dari Jaehyuk.

Selebihnya malam itu mereka habiskan sembari saling bercerita tentang hal yang penting hingga tak penting. Menghabiskan detik demi detik hingga akhirnya terlelap dalam dekapan masing-masing.

Sayangnya mereka memang tidak bisa terlelap lama karena jadwal keberangkatan mereka ke Paris.

"Junkyu-ya, Jaehyuk-ah, ayo bangun. Kita harus siap-siap ke bandara.", panggilan itu berasal dari sang leader yang terpaksa harus menyaksikan pemandangan manis di pagi hari ini.

Ya, manis untuk Jaehyuk dan Junkyu, tapi tidak untuknya.

"Hmm? Hyung..", Jaehyuk tersadar lebih dulu. Ia merenggangkan kan sebelah tangannya, namun tak banyak bergerak karena Junkyu masih berada dalam dekapannya.

"Bangunkan Junkyu dan bersiaplah.", ucap Hyunsuk, lalu segera keluar dari kamar Junkyu.

Sepeninggal Hyunsuk, Jaehyuk mengalihkan atensinya pada Junkyu. Diusapnya pipi Junkyu pelan sembari membangunkan yang lebih tua.

"Junkyu-hyung, ayo bangun.", ucap Jaehyuk.

"Eum.. 5 menit..", gumam yang lebih tua, mengeratkan pelukannya pada Jaehyuk.

Jaehyuk tertawa pelan, merasa gemas.

"Baiklah, tidur lagi 5 menit. Aku siap-siap lebih dulu kalau begitu.", Jaehyuk hendak melepaskan dirinya, namun ditahan oleh Junkyu.

"Tetap di sini.", ucap Junkyu.

"Hyung, nanti kita bisa telat.", balas Jaehyuk dengan kekehan kecil.

"Eish...", Junkyu mengeluh, terpaksa membuka kelopak matanya.

"Selamat pagi.", Jaehyuk menyapa Junkyu dengan senyuman manisnya.

"Pagi.", jawab Junkyu, sembari mengucek matanya.

"Kau sudah tidak khawatir lagi?", tanya Junkyu, merujuk pada pembicaraan mereka kemarin malam.

"Tidak.", Jaehyuk mengusap kepala Junkyu, menciptakan seutas senyum pada bibir yang lebih tua.

"Baguslah.", balas Junkyu.

"Ayo bersiap.", uluran tangan Jaehyuk diterima Junkyu.

Keduanya lalu berjalan keluar kamar, menuju kamar mandi untuk bersiap.

.
.
.
.
.
.

Maaf lama dan mungkin gak sesuai ekspektasi 🙇‍♂️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf lama dan mungkin gak sesuai ekspektasi 🙇‍♂️

Segini dulu
See ya next~

Our Precious Kyu (2) [Junkyu x All]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang