Hard - 💎 Haruto

2K 171 7
                                    

Idol adalah satu profesi dimana seseorang dituntut untuk menjadi serba bisa. Kali ini, Treasure harus mengikuti sebuah acara "dating", dimana mereka harus menunjukkan pesona mereka kepada wanita-wanita yang turut serta. Selama empat hari, mereka akan berlomba menunjukkan pesona mereka. Tentu saja tidak ada yang menganggap ini benar-benar serius. Semuanya hanya bagian dari pekerjaan mereka. Juga mereka mengambil kesempatan ini sebagai tempat untuk belajar dan berkembang. Toh tidak ada salahnya kan?

Namun sedikit berbeda dengan Haruto. Ia bukan tipe yang mudah untuk akrab dengan orang baru. Pemalu? Mungkin kata itu tepat disematkan padanya. Belum juga dimulai, Haruto rasanya tidak ingin pergi saja besok. Ia tahu ini adalah bagian dari pekerjaannya, namun di sisi lain, ia juga merasa akan sedikit kesulitan.

Benar saja, ketika hari pertama syuting Haruto dibuat tak berkutik. Ia malu dan tidak banyak berbicara. Terlebih setelah ia tidak mendapatkan mawar untuk perkenalan dirinya. Kalau bisa, ia ingin menangis saja. Entahlah, rasanya Haruto seperti tidak berada di zona nyamannya.

Junkyu yang menyadari itu mendekati Haruto yang kini tengah berbaring di sela-sela waktu istirahat syuting mereka. Ia yang telah memeluk Haruto dari belakang dengan sengaja mengecupi telinga yang lebih muda, memberi rasanya nyaman dan aman.

"Hyung, kau tahu kamera masih menyala kan?", ucap Haruto, sembari sedikit menoleh ke arah pemuda manis yang tengah memeluknya.

Bibir Junkyu terangkat, memberikan senyuman termanisnya pada sang kekasih.

"Mereka bisa mengeditnya nanti.", ucap Junkyu, semakin mengeratkan pelukannya.

Haruto yang semula membelakangi Junkyu kini sedikit memutar posisi tubuhnya hingga ia menghadap ke langit-langit kamar. Posisi ini memudahkan dirinya untuk menatap Junkyu, begitu pun sebaliknya. Junkyu memberi atensi pada kekasih yang lebih muda darinya itu. Jarinya menyisir helaian rambut Haruto yang terjatuh menutupi keningnya. Kemudian perlahan ia mengusap hidung mancung Haruto, hingga ke bagian bawah matanya yang tampak lelah.

"Kau kesulitan tidur kan kemarin?", tanya Junkyu, retoris. Toh ia tahu betul Haruto tidak bisa tidur dengan baik semalam.

"Hmm.", balas Haruto dengan gumaman.

"Kau sedih?", tanya Junkyu lagi.

"Sedih? Maksudmu tentang mawar tadi?", Haruto bertanya balik, dibalas anggukan kecil dari yang lebih tua.

"Mungkin? Kurasa mendapatkan perhatian dari mereka itu sulit. Ah tidak, aku merasa kesulitan untuk bertemu orang baru. Sepertinya kemampuan bersosialisasiku tidak kunjung membaik. Entahlah, aku sedikit menyayangkan perkenalan diriku tadi.", jawab Haruto.

"Tidak biasanya kau gugup seperti ini. Apa karena kau harus berhadapan dengan gadis cantik?", Junkyu terkekeh.

"Bukan begitu."

"Iya, aku mengerti.", Junkyu tersenyum lembut, kemudian mengecup kilat bibir Haruto.

"Daripada itu, sepertinya pesonamu itu terlalu kuat. Dua mawar, huh? Apa sainganku akan bertambah?"

"Saingan apa? Aku sudah sepenuhnya milikmu, Watanabe Haruto.", Junkyu mencubit hidung mancung kekasihnya itu, membuat yang lebih muda tertawa pelan.

"Pelan-pelan saja. Kau hanya butuh waktu untuk membiasakan diri. Ada aku dan hyung lainnya yang bisa kau andalkan di sini.", ucap Junkyu lagi, memberi jaminan pada yang lebih muda.

Haruto kini mengulum senyum. Ia menangkup pipi Junkyu, mengusapnya dengan ibu jarinya. Sungguh ia merasa beruntung ada Junkyu di sisinya saat ini.

"Gomawo, Junkyu hyung.", ucap Haruto tulus.

"Sekarang sebaiknya kau tidur sebentar.", baru akan beranjak dari posisinya, pinggang Junkyu ditarik oleh pemuda Jepang itu. Wajah mereka kini sangat dekat hingga nafas keduanya terasa pada permukaan kulit masing-masing.

"Ruto.. katamu kamera masih merekam kan?", Junkyu mengerjap. Ia bisa melihat tatap Haruto yang berubah padanya.

"Dan katamu mereka bisa mengeditnya kan?", kalimat itu Haruto kembalikan pada Junkyu membuat Junkyu tertawa pelan.

"Dasar."

"Bercanda. Aku tidak berniat membuat para editor kesulitan.", kekeh Haruto, kemudian ia melepaskan rangkulannya dari pinggang Junkyu.

Junkyu kini bisa berdiri. Ia menaikkan selimut untuk menutupi tubuh Haruto.

"Tidurlah sebentar."

"Hmm.", ucap Haruto memejamkan matanya.

"Ini tidak mudah.", ucapnya lagi.

"Eo?", Junkyu memiringkan kepalanya.

"Karena sainganku bertambah lagi."

"Yaa! Ish kau ini.", Junkyu memukul lengan Haruto, membuat pemuda Jepang itu tertawa atas reaksi yang diberikan oleh kekasihnya.

"Sudahlah, aku akan ke tempat yang lainnya. Tidurlah."

"Eo.", balas Haruto menjadi akhir dari percakapan mereka. Karena setelahnya, ia benar-benar terlelap untuk beberapa menit.

.
.
.
.
.
.

Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hehe..
Yah maap, hbsnya harukyu ngegas 😔

Segini ajaa
See ya next~

Our Precious Kyu (2) [Junkyu x All]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang