Flu - Hyunsuk, Yoshi

1.5K 147 10
                                    

Sudah menjadi hal lumrah bagi Junkyu jika seharian ia hanya berada di dalam kamarnya, menghabiskan waktu bergelung di bawah selimutnya, tentunya di atas kasurnya yang nyaman. Bahkan meski diajak member lain untuk keluar sekalipun, jawaban Junkyu sudah terpola sempurna. Intinya Junkyu sudah pasti akan menolak semua ajakan keluar dari membernya. Apalagi di hari libur mereka ini, lebih baik baginya untuk tetap berada di kamarnya.

Tapi beberapa hari ini terasa sedikit berbeda. Biasanya, setidaknya sekali sehari ia akan disapa oleh Hyunsuk dan Yoshi, sekedar menanyakan menu makan siang mereka. Sayangnya karena sudah beberapa hari ini dua pemuda teman sedorm-nya itu sakit, Junkyu merasa sedikit sepi.

Ya, Hyunsuk dan Yoshi sedang flu berat. Sudah beberapa hari ini mereka diam, mendekam di dalam kamar. Untuk makan pun sudah diaturkan oleh manajer mereka. Jadi hampir tidak ada interaksi sama sekali antara mereka berdua dengan Junkyu.

Bohong kalau Junkyu bilang tidak rindu ketukan pelan pada pintu kamarnya yang sering ia dapatkan setidaknya sehari sekali ketika mereka semua sedang berada di dorm. Maka siang ini, Junkyu memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan pergi mengecek kondisi dua penghuni lain di dalam dorm-nya.

Dirinya telah berdiri di depan pintu kamar yang tertua. Ia mengepalkan tangannya dan mengetuk pelan pintu kayu itu.

"Hyunsuk-ie hyung.", panggilnya sembari menyelipkan kepalanya masuk dari sela pintu yang dibukanya.

Tampak jelas pemuda Choi itu hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan berada di depan laptopnya, entah mencari kesibukan apa di sana.

"Eo, Junkyu-ya.", melihat Junkyu berada di ambang pintunya, Hyunsuk segera mengambil masker untuk menutupi hidung dan mulutnya.

"Wae?", ucap sang leader lagi dengan suara parau.

"Gwenchana?", tanya Junkyu dengan raut khawatir.

"Apanya? Flunya? Sudah jauh lebih baik.", jawab yang lebih tua.

"Hmm... kalau kau butuh sesuatu kau bisa memberitahukannya padaku.", tawar Junkyu, membuat Hyunsuk gemas dan tertawa kecil di balik maskernya.

"Arasseo. Gomawo Junkyu-ya. Tapi sebaiknya kau tidak berlama-lama di sini. Jangan sampai kau juga tertular flu.", Hyunsuk tidak bermaksud mengusir. Tapi memang lebih baik bagi Junkyu untuk segera meninggalkan kamarnya yang tentunya sedang menjadi sarang virus saat ini.

"Cepat sembuh hyung.", ujar Junkyu sebelum beranjak pergi.

"Eo, gomawo.", balas Hyunsuk kemudian Junkyu meninggalkan ruangan itu.

Tak berhenti di kamar Hyunsuk, Junkyu kini berjalan menuju kamar Yoshi. Ia juga mengetuk pelan pintu kamar Yoshi sebelum masuk ke dalamnya.

"Yoshi-ya...", suaranya pelan, memanggil sang pemilik kamar.

"Ne?", terdengar suara lembut menjawabnya.

Pemuda yang tengah berbaring itu segera berdiri. Ia mengambil maskernya, memakainya, lalu berjalan menghampiri Junkyu di depan pintu.

Jika Hyunsuk kehilangan suaranya, maka berbeda dengan Yoshi yang justru lebih parah dengan produksi lendir di hidungnya. Entah sudah berapa banyak lembar tisu yang terbuang selama beberapa hari ini.

"Kenapa ke sini?", tanya Yoshi saat ia telah berdiri di depan Junkyu.

"Aku bosan. Biasanya kalian akan mengetuk pintu kamarku setidaknya sekali sehari. Tapi karena kalian sakit, jadi aku merasa sendirian.", keluh Junkyu.

Yoshi tertawa mendengar penuturan itu. Padahal di hari-hari biasa Junkyu pasti tidak akan mempermasalahkan hal itu. Bahkan Yoshi yakin Junkyu akan lebih senang jika tidak ada yang mengganggunya sama sekali. Kata "bosan" yang terlontar dari bibir seorang Kim Junkyu adalah hal yang sangat langka bukan?

"Wae? Kukira kau akan lebih senang jika tidak ada yang mengganggumu?", tanya Yoshi diakhiri kekehan pelan.

"Setidaknya di hari-hari biasa aku tahu kalian ada dan baik-baik saja. Sudah beberapa hari ini kalian sakit. Aku juga khawatir. Hidungmu masih berair?", tanya Junkyu.

"Iya. Tapi sudah lebih baik."

"Benarkah? Pangkal hidungmu saja masih terlihat merah.", Junkyu menunjuk pangkal hidung Yoshi dengan telunjuknya.

Yoshi mengulum senyum kecil di balik maskernya. Diusaknya rambut Junkyu, memberi jaminan pada yang lebih muda kalau kondisinya sudah lebih baik.

"Aku akan segera sembuh. Tenang saja.", ucap Yoshi.

"Yang lebih penting, sebaiknya kau tidak berlama-lama di sini. Kau berhasil tidak tertular dalam beberapa hari ini karena kau selalu berada di kamarmu. Jadi jangan sampai kau tertular karena datang ke kamarku.", ucap pemuda Jepang itu kembali.

"Baiklah. Cepat sembuh Yoshi-kun.", Junkyu menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Yoshi. Kemudian ia meninggalkan ruangan kamar itu untuk kembali ke kamarnya sendiri.

Junkyu berharap Hyunsuk dan Yoshi bisa segera pulih agar suasana dorm kembali hidup. Maksudnya suasana di luar kamarnya kembali hidup. Menurut Junkyu, cukup kamarnya saja yang terkesan suram. Dan lagi, ia sendiri memang rindu pada celotehan keduanya tiap kali ia mencari alasan agar tidak keluar.

Intinya Junkyu ingin Hyunsuk dan Yoshi segera sembuh.

.
.
.
.
.
.

Lucu banget dikata shinchan jd gak ketularan, padahal sedorm 🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucu banget dikata shinchan jd gak ketularan, padahal sedorm 🤣

Btw, kalian juga jaga kondisi ya. Cuaca sdg gak menentu, jangan sampai sakit.

Segini dulu
See ya next~

Our Precious Kyu (2) [Junkyu x All]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang