Stuck - Haruto & Jeongwoo

1.6K 125 20
                                    

Khawatir adalah satu kata yang menggambarkan para member saat ini. Setelah mereka tahu Haruto tersandung di panggung saat tampil tadi, para member berkali-kali menanyakan keadaan Haruto di belakang panggung. Namun memang tidak memungkinkan bagi mereka untuk berbicara banyak karena penampilan mereka belum berakhir.

Setelah rangkaian konser hari itu berakhir, semua berbondong mengerumuni Haruto, melihat pemuda itu mendapatkan pertolongan pertama untuk cedera yang dialaminya. Mereka semua cemas. Terlebih para leader yang merasa marah karena kesalahan sekecil apapun pada alat yang mereka pakai itu bisa berakibat fatal. Evaluasi dilakukan saat itu juga, mengingat hal ini tidak boleh lagi terjadi.

Hari semakin larut dan mereka akhirnya kembali ke hotel. Beberapa member bersiap untuk kembali ke Seoul saat itu juga, sementara yang lain akan kembali besok. Termasuk Junkyu, ia akan kembali besok. Setelah ia selesai merapikan barang-barangnya, ia berjalan keluar dari kamarnya menuju ke kamar Haruto dan Jeongwoo.

Ketukan pelan ia berikan pada pintu kamar itu. Hingga terdengar suara dari dalam menjawab dan tak lama kemudian pintu itu terbuka.

"Eo, Junkyu hyung, kenapa?", itu Jeongwoo, membukakan pintu sekaligus menyapa yang lebih tua.

"Itu.. aku ingin melihat keadaan Haruto.", ucap Junkyu.

"Ah, dia baik. Baru saja ia bermain game denganku. Masuk saja hyung.", kekeh Jeongwoo, mempersilakan Junkyu untuk masuk.

"Ruto-ya..", panggil Junkyu ketika ia masuk.

"Eo, waeyo hyung?", Haruto meletakkan ponselnya, memberi atensi pada yang lebih tua.

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengecek kondisimu saja.", ucapnya.

"Kau khawatir?", tanya Haruto sembari mengulum senyum.

"Siapa yang tidak khawatir.", Junkyu mengerucutkan bibir.

"Tidak usah terlalu khawatir hyung. Dia baik-baik saja.", celetuk Jeongwoo.

"Tidak hyung. Ini sakit, sepertinya aku harus tidur sambil memelukmu malam ini.", Haruto menarik tangan Junkyu, membuat pemuda Kim itu kehilangan keseimbangannya dan berakhir jatuh di kasur Haruto, tepat di sebelah kirinya.

"Ya..", rengek Junkyu, dibalas kekehan jahil Haruto.

"Tidur sebelahku malam ini ya? Jeongwoo biar tidur di kamar lainnya.", pinta Haruto lagi.

"Enak saja. Tidak ada hal seperti itu. Aku juga akan tidur di sebelah Junkyu hyung kalau begitu.", Jeongwoo dengan sengaja naik ke atas kasur Haruto, kini membuat tubuh Junkyu terapit di antara dua pemuda kelahiran 2004 itu.

"Kalian!", Junkyu meninggikan suaranya.

"Hmm?"

"Waeyo, hyung?"

"Kalian sadar kan badan kalian besar?", protes Junkyu karena kini merasa sesak berada di tengah-tengah dua pemuda itu.

"Bagus kan? Jadi kau tidak akan kedinginan.", Haruto membalikkan badan ke kiri untuk menghadap Junkyu. Tangan kanannya ia letakkan di atas pinggang yang lebih tua.

"Lagipula kau kecil hyung, jadi tidak sempit.", ujar Jeongwoo, menyusupkan tangannya untuk memeluk Junkyu yang memunggunginya.

"Aku tidak kecil.", rengek Junkyu.

"Iya hyung, iya.", Haruto dan Jeongwoo berucap serentak sembari menepuk pucuk kepala Junkyu yang mereka apit.

"Ck...", bibir Junkyu semakin mengerucut, terpaksa pasrah dengan posisinya saat ini. Karena ia tahu persis tidak akan ada ruang untuknya meronta jika sudah diapit seperti ini.

"Tapi.. bahumu benar baik-baik saja kan?", Junkyu menujukan pandangan pada bahu kanan Haruto.

"Mungkin kalau hyung menciumku, aku akan segera sembuh.", Haruto mendekatkan wajahnya pada Junkyu.

Hal itu segera dicegah Jeongwoo. Tangan kiri Jeongwoo menghadang wajah Haruto, sedang tangan kanannya menarik Junkyu semakin bersandar padanya.

"Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan.", ujar Jeongwoo.

"Memangnya kau tidak? Jangan asal sentuh Junkyu hyung.", protes Haruto juga saat dilihatnya Jeongwoo memeluk bagian dada Junkyu.

"Ya... hentikan kalian berdua.", Junkyu merasa semakin sempit lantaran dua pemuda itu semakin dekat mengapitnya.

"Memangnya kenapa? Junkyu hyung saja tidak keberatan.", tantang Jeongwoo pada Haruto.

"Lepaskan tanganmu.", balas Haruto, bersikeras.

Junkyu tidak tahan. Melihat Haruto dan Jeongwoo yang semakin menghimpitnya mau tak mau membuatnya harus bertindak.

"Hentikan sebelum kubuat bibir kalian bertemu lagi.", ucapan Junkyu kali ini mengundang protes dari dua pemuda itu. Keduanya segera memberi atensi pada Junkyu, merengek seperti anak kecil pada orang tuanya.

"Hyung.. kau tidak tahu betapa mengerikannya hal itu.", ucap Jeongwoo memelas.

"Tidak. Aku tidak sudi.", tambah Haruto. Membayangkan yang pernah terjadi saja membuatnya mual.

"Kalau begitu diam. Kalian terlalu menghimpitku.", keluh Junkyu, menggoyangkan tubuhnya untuk membuat ruang baginya sendiri. Tangannya mendorong tubuh Haruto, sedang punggungnya mendorong tubuh Jeongwoo.

Tentu saja Haruto dan Jeongwoo segera bertindak. Keduanya kembali menghimpitkan badan, mengikis jarak di antara mereka. Tangan Haruto berada di pinggang Junkyu, sedang tangan Jeongwoo memeluk area leher Junkyu dari belakang.

"Kau ingin kabur kan hyung? Tidak akan kubiarkan.", ucap Jeongwoo.

"Kau akan tidur di sini malam ini.", sambung Haruto.

Junkyu berakhir menghela napas kasar. Mau bagaimana pun, kalau sudah berhadapan dengan dua orang ini, Junkyu pasti berakhir seperti ini. Untuk masalah seperti ini Haruto dan Jeongwoo sangat kompak. Ya, menyudutkan Junkyu itu sepertinya adalah agenda wajib untuk mereka.

"Kalau begitu diamlah. Aku ingin tidur.", ucap Junkyu akhirnya pasrah. Kedua tangannya berada di depan dadanya, terkepal pelan dalam posisi nyamannya dan matanya ia pejamkan.

Haruto dan Jeongwoo menyeringai. Tahu betul jika Junkyu itu mudah untuk luluh. Maka dua pemuda itu merapatkan diri, semakin menyesakkan tubuh Junkyu.

"Sempit.", gumam yang lebih tua.

Menulikan pendengaran mereka, Haruto malah menyematkan kecupan pada kening Junkyu, sedang Jeongwoo mengecup belakang telinga Junkyu.

"Jaljayo, hyung.", ucap keduanya bersamaan.

"Hmm.", balas Junkyu dengan gumaman. Mau kesal tapi apa dayanya. Toh ia juga tidak akan dibiarkan pergi dari kamar ini. Seharusnya memang sejak awal ia tidak masuk. Ya sudahlah, bagaimana lagi?

.
.
.
.
.
.

Gws buat Ruto, smoga gak ada cedera serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gws buat Ruto, smoga gak ada cedera serius..

Segini dulu ya
See ya next~

Our Precious Kyu (2) [Junkyu x All]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang