Our Precious Kyu (2) [Junkyu x All]

Argue - 💎 Jaehyuk

Biasanya waktu yang berlalu membuat pasangan menjadi terbiasa dengan kegiatan masing-masing dan malah semakin renggang hubungannya. Tapi sepertinya tidak untuk Jaehyuk dan Junkyu.

Beberapa waktu ini mereka dengan terang-terangan menunjukkan kedekatan mereka di depan penggemar. Kedekatan mereka malah membuat gemas para penggemar karena interaksi mereka yang terbilang jarang di depan kamera.

Kali ini, saat sedang menunggu keberangkatan mereka ke Jepang, Junkyu duduk di sebelah Jaehyuk. Kepalanya ia sandarkan pada bahu pemuda Yoon itu. Junkyu sibuk memerhatikan ponsel Jaehyuk yang tengah menampilkan video lucu. Sesekali mereka tertawa karena video itu.

Tangan mereka saling bertautan, sesekali saling mengusap, memberi rasa nyaman.

"Hyung, kalau mengantuk tidur saja. Nanti kubangunkan saat kita harus naik ke pesawat.", ujar Jaehyuk karena melihat kelopak mata Junkyu yang mengerjap, seperti mengantuk meski ia baru saja tertawa karena video lucu.

"Eum.", gumam Junkyu.

"Tapi Jaehyuk-ah, menurutmu kenapa ekor kuda nil itu berputar saat ia sedang buang air besar?", tanya Junkyu merujuk pada video lucu yang baru saja mereka tonton tadi.

"Hmm? Mungkin seperti mesin?"

"Jadi maksudmu, ekornya berputar untuk mengeluarkan kotorannya? Seperti mesin pembuat es serut?", Junkyu mengerutkan kening, sedikit berpikir.

"Hyung.. tidak es serut juga ya ampun.", Jaehyuk mencubit pipi Junkyu, gemas karena penuturan logika aneh dari lebih tua.

"Lalu kau dengar suaranya tadi kan? Seperti bunyi kereta api.", kekeh Junkyu.

"Hyung...", Jaehyuk sampai tak habis pikir dengan Junkyu.

Memang hal seperti sudah menjadi bahasan biasa bagi yang lebih tua. Tapi tetap saja Jaehyuk terkadang dibuat tak berkutik dengan 1001 pemikiran luar biasa Junkyu.

"Benar kan? Seperti bunyi kereta api. Ah lalu kau tahu tidak, toilet kereta api dulu itu menggunakan sistem pembuangan langsung ke tanah. Jadi kalau kau buang air di kereta api, itu akan langsung dibuang pada sepanjang rel kereta.", lanjut Junkyu.

"Ani hyung.. sebaiknya kau tidur.", Jaehyuk tertawa kecil sembari tangannya menyusup di bawah penutup kepala Junkyu untuk mengusap pucuk kepala yang lebih tua.

"Ekhem.. ini di tempat umum", tiba-tiba saja Jeongwoo menyeletuk.

"Tidak ada tempat bagimu untuk sirik. Sana.", usir Jaehyuk.

Namun bukan Jeongwoo namanya kalau dengan mudah mengalah pada Jaehyuk. Pemuda berkulit tan itu segera duduk di sebelah kiri Junkyu, kemudian merangkul tangan pemuda Kim itu dan menyandarkan kepalanya pada bahu Junkyu.

"Ya!", protes Jaehyuk, menegakkan duduknya.

"Waeyo?", ujar Jeongwoo dengan ekspresi meledeknya.

Junkyu yang berada di tengah mereka hanya mengerjapkan matanya. Tidak heran lagi dengan Jaehyuk dan Jeongwoo yang kerap kali beradu mulut untuk hal tidak penting sekalipun. Sudah menjadi pemandangan yang biasa.

Asik beradu, waktu bergerak cepat hingga tiba saatnya mereka untuk naik ke pesawat. Secepat itu pula Jaehyuk dan Jeongwoo melupakan perdebatan mereka.

Jaehyuk dan Junkyu berjalan berdampingan dengan lengan yang saling tertaut. Jaehyuk mengalungkan lengannya pada Junkyu, bersikap sedikit posesif, dimana hal itu jarang dilakukannya. Entah apa yang membuat Jaehyuk begitu posesif akhir-akhir ini. Atau mungkin, ia hanya sedang ingin manja saja pada Junkyu?

Tapi Junkyu juga sama halnya dengan Jaehyuk. Jelas sekali terlihat bahwa Junkyu akhir-akhir ini menunjukkan sikap manjanya pada pemuda asal Yongin itu. Ibarat upil dan lendir, keduanya tampak lengket dan mesra.

"Terus saja...", kali ini Haruto yang menyeletuk dari belakang Jaehyuk dan Junkyu.

"Apa?", balas Jaehyuk tanpa melepas rematannya pada hoodie Junkyu.

"Kalian ini bukannya tidak bertemu sebulan ya. Kenapa terus menempel seperti itu?", tampak tatapan sinis ditujukan Haruto pada sepasang kekasih itu.

"Kalau kau dan Jeongwoo ada masalah jangan melampiaskannya pada kami. Dasar...", balasan Jaehyuk membuat Haruto membuang muka.

"Ruto dan Jeongwoo sedang bertengkar?", bisik Junkyu pada kekasihnya.

"Sedikit. Tadi pagi mereka ribut karena pakaian yang menumpuk di mesin cuci."

"Ah.. seperti biasa pertengkaran mereka karena hal sepele.", Junkyu mengangguk kecil.

"Kalau kupikir-pikir, kita belum pernah bertengkar ya hyung?"

Pertanyaan itu membuat Junkyu menjepit dagunya. Ia memikirkan sepanjang mereka saling kenal, sepertinya memang tidak pernah sama sekali mereka bertengkar. Entah karena Junkyu yang malas berdebat atau Jaehyuk yang terlalu berhati lembut.

"Apa ini tidak normal? Kudengar pertengkaran itu wajar dalam suatu hubungan. Tapi kita tidak pernah bertengkar.", imbuh Jaehyuk lagi.

"Haruskah kita bertengkar sesekali?", usul Junkyu dengan bibir manyun khas miliknya.

"Eii tidak, sebaiknya jangan.", Jaehyuk semakin mengeratkan rangkulannya pada Junkyu.

"Wae? Kurasa tidak ada salahnya kita bertengkar sesekali."

"Ani.. kenapa kita harus bertengkar jika tidak ada hal yang harus dipertengkarkan?", Jaehyuk melayangkan protesnya.

"Hmm kalau begitu cari topik yang bisa dipertengkarkan.", Junkyu masih bersikeras.

"Junkyu hyung. Jangan begitu.", ujar Jaehyuk memelas.

Junkyu tertawa geli melihat ekspresi Jaehyuk.

"Kenapa kau memelas seperti itu?", Junkyu menggoda Jaehyuk sembari menunjuk wajah kekasihnya itu.

"Aku tidak ingin bertengkar denganmu. Jadi tidak usah mencari hal yang perlu didebatkan.", Jaehyuk mengalihkan tangannya, kini merangkul pinggang yang lebih tua.

"Arasseo, mian~", kekeh Junkyu, menyenggol pelipis Jaehyuk dengan pelipisnya sendiri.

Seperti yang sudah bisa ditebak, perdebatan mereka hanya sebatas hal kecil seperti itu dan bahkan selalu berakhir dengan tawa canda. Bagaimana bisa mengharapkan mereka bertengkar hebat jika mereka semanis itu?

.
.
.
.
.
.

Duh Jaekyu napa sih akhir2 ini??
Gebrakan apa lagi tadi di bandara??
🫠🫠🫠

Segini dulu
See ya next~