Home - 💎 Haruto

1.5K 171 10
                                    

Merantau sejak usia muda bukanlah hal yang mudah. Rasa rindu pada rumah dan kampung halaman bisa menyerang kapan saja. Hal itu sering terjadi pada Haruto. Meski begitu, ia sekuat tenaga menahannya, karena ini adalah jalan yang dipilihnya.

Beruntung ia mendapatkan rekan segrup yang begitu menyayanginya, bahkan menjaganya dengan baik. Terlebih ia memiliki seorang kekasih yang bisa menjadi tempatnya bersandar. Semua hal itu membuat Haruto bisa bertahan sampai detik ini. Namun rasa rindu pada rumah tetaplah ada. Sesekali ia akan pulang jika mereka mendapatkan waktu libur.

Tahun ini, Haruto awali dengan pulang ke rumahnya di Fukuoka. Cukup lama Haruto berada di rumah, melepas rindu dan menghabiskan liburnya bersama keluarga. Haruto memanfaatkan waktu itu dengan baik. Ia mengisi kembali tenaganya sebelum akan bekerja kembali, menyelesaikan rangkaian konsernya di Jepang.

Ah, tapi setelah beberapa hari berada di rumah, kini ia malah rindu pada sosok lain. Ia merindukan rumah keduanya, sang kekasih, Kim Junkyu. Rasanya panggilan video saja tidak cukup baginya. Ia ingin memeluk raga Junkyu secepatnya. Begitulah anak muda yang dihadapkan pada banyak prioritas, karir, keluarga, dan kekasih.

~

Tanggal 4 Januari, tepatnya hari Kamis, member Treasure yang lain menyusul Haruto ke Fukuoka untuk melakukan tour konser Jepang mereka yang pertama. Haruto rasanya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Junkyu. Sayangnya ia harus menunggu sehari lagi, karena jelas sekali ia baru akan bertemu Junkyu besok, saat rehearsal.

"Haru!", panggilan yang sedikit tinggi itu akhirnya menyadarkan Haruto dari lamunannya.

"Ya?", Haruto mengangkat wajahnya, mempertemukan tatapnya dengan sang ibu.

"Kau melamunkan apa? Cepat habiskan makan malammu dan istirahat. Besok kau akan rehearsal kan?", lanjut sang ibu.

"Ah iya, maaf.", ucap Haruto, lantas bergegas menyelesaikan makan malamnya dan bersiap untuk beristirahat.

~

Akhirnya, hari yang ditunggu Haruto tiba. Ia menunggu jemputannya di ruang tengah rumahnya. Sedari tadi pandangannya tidak lepas dari layar ponselnya.

"Nii-chan, kau kelihatan gelisah sejak pagi tadi.", Airi, sang adik menyeletuk.

"Iya?", Airi mengangguk, menganggapi pertanyaan kecil itu.

"Pasti karena Junkyu nii-san. Kau rindu padanya kan?", Airi tersenyum jahil.

"Terlihat jelas ya?", ujar Haruto diakhiri tawa pelan.

"Sangat."

Baru akan membalas ucapan Airi, bel rumahnya berbunyi. Haruto tahu persis siapa yang menekan bel rumahnya itu. Tentu itu manajernya yang datang untuk menjemputnya.

"Itu pasti jemputanmu.", ucap Airi.

Saat itu juga ibu Haruto turun dari lantai atas.

"Jemputanmu ya?", tanya sang ibu sembari berjalan menuju pintu utama, bermaksud membukakan pintu untuk anaknya.

"Iya.", Haruto kemudian berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Keluarga itu lantas berpamitan dengan pelukan. Ucapan semangat sang ibu berikan pada Haruto. Lalu keluarga kecil itu berpisah.

Haruto yang telah duduk di dalam mobil kembali mengecek ponselnya.

"Bagaimana kabarmu, Ruto-ya?", tanya sang manajer yang duduk di bangku depan.

"Baik. Yang lain sudah di tempat rehearsal?", tanya Haruto kembali.

"Mereka akan berangkat 30 menit lagi dari hotel.", jawab sang manajer. Haruto mengangguk kecil diiringi dengan gumaman pelan sebagai balasan.

Our Precious Kyu (2) [Junkyu x All]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang