Romeo Wilnando

54 2 0
                                    

Yuna bangkit dan berjalan dengan sedikit menghentakkan kakinya,bingung.

"Yaaaah Bang Ibra...huuuhh,gimana ini woy..ga kuat ngangkat"Yuna meletakkan tas,ponsel dan kamera di meja yang berada di samping Romeo tidur.

"Bangg....Bang Romeo..."Yuna menarik tangan Romeo yang lunglai,tiada jawaban."haduhh mana ga sekalian di ganti bajunya sama Bang Ibraa,maamaaaa tolong Yunaa"

Yuna duduk di pinggiran kasur meluruskan kakinya,menoleh ke samping,melihat wajah Romeo yang terlelap.Beranjak ke kamar mandi dan menghidupkan pemanas air.Ia harus mengganti pakaian Romeo yang berbau alkohol,dupa dan rokok yang menyatu,sekaligus membasuh kaki,tangan dan wajah Romeo dengan kain lap dan air hangat.

Setelah menyiapkan wadah,air hangat dan kain lap Yuna keluar kamar mandi menuju Romeo.Menarik dengan sekuat tenaga,namun karena tidak bisa menahan keseimbangan badan akhirnya Yuna menyeret saja tubuh Romeo sampai ke kamar mandi.

"Haduhh.."Yuna menetralkan nafasnya seusai menarik Romeo dan mengangkat tubuhnya agar bisa duduk di tempat duduk.Di depan kaca untuk mengosok gigi ada tempat untuk duduk,Yuna biasanya duduk disana sembari menggosok gigi.

Yuna menggosok pelan kaki dan tangan Romeo dengan kain lap basah agar bersih setelah seharian tadi berada di luar.

Yuna terhenti sebentar ketika selesai membersihkan tangan dan kaki Romeo."Aaaa...Mamaaa...tolongin Yunaaa" dengan tangan gemetar dan ragu-ragu Yuna menarik ke atas kaos putih yang dikenakan Romeo.Dirinya mencoba melepas kaos Romeo dengan penuh drama dan riuh sendiri serta tangan kirinya yang menahan tubuh Romeo di bahu kirinya tanpa dihalangi sehelai benang.

Histeris dalam hati menangis seraya menutup mata, ingin ia tampar saja Romeo.

Yuna membanting kaos putih Romeo ke samping setelah kaos itu tak melekat lagi di tubuh Romeo.

"Anjeng"ucapnya geram pada kaos yang telah susah payah ia lepas dari tubuh Romeo.

Yuna memegangi leher belakang Romeo menahannya agar tidak terhuyung ke depan dan membersihkan punggung Romeo terlebih dulu,dengan drama lagi Yuna kini membersihkan tubuh depan Romeo sebatas perut Romeo dengan menutup mata.Ia yang geli jadi hanya membersihkannya dengan secepat kilat.

"Mamaaaa matakuu ternodaa"Yuna segera mengusap badan Romeo dengan handuk kering dan memakaikan kaos dengan warna biru tua yang telah ia siapkan pada Romeo agar tidak bertelanjang dada.

Kemudian Yuna mengambil kain lap kedua dan ia rendam kemudian di peras lalu mulai membasuh wajah Romeo.

"Lagian kalo minum ga diliat dulu botolnya sih anj"gerutunya ketika menyibak rambut Romeo yang menutupi sebagian dahi dan tetesan air yang mengalir di wajah Romeo.

Yuna berhenti sejenak namun detik berikutnya ia sadar dan mulai membasuh leher Romeo."Haduh..haduh pikiran apa tadi,tch"

Ia mulai menarik lagi Romeo,membawanya ke tempat tidur.Dirinya juga lelah setelah seharian dan mulai pergi ke kamar mandi membersihkan kaki,tangan,wajah dan berganti pakaian.Yuna keluar dari kamar mandi mengenakan kaos hitam dan celana pendek,celana panjangnya yang biasa ia gunakan tidur masih di keranjang baju kotor.

Menuju almari ingin mengambil karpet bulu namun sangat lelah untuk menariknya.Ia tutup lagi pintu almari itu dan menuju menyalakan lampu tidur di meja samping Romeo dan juga mematikan lampu utama yang saklarnya berada di dekat pintu.

"Lariiii..."Yuna lari setelah menekan saklar dan melompat ke tempat tidur di samping Romeo."di kasih batas dulu..mana lagi bantalnya.."Yuna menata bantal dan guling diantara mereka berdua sebagai batas.

"Lo jangan coba-coba ngelewatin ini Bang Rom!sebelum Papa bunuh lo..gue bunuh lo duluan kalo ngelewatin batas ini"peringat Yuna pada Romeo yang terlelap kemudian memunggungi Romeo dan mulai mencoba tidur dengan menutupi wajahnya dengan selimut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UJUNG DARI PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang