[Revisi] Gelap dan Petir

35 3 0
                                    

"Eh..emang lo dari mana Yun?kok gak ajak gue secara gue tau banyak tempat disini"ujar Bagas.

"Ngapain..sendiri aja enak,gue cuma pingin jalan aja..keliling sini dan gue beli sate..nih makan.."Yuna meletakan kantong plastik itu diatas meja.Dafa mulai membuka dan memakan sate itu.

"Sendiri...enak aja lo..lo itu punya suami peak mana kaga bilang!"ujar Alfredo dengan menoyor Yuna di sampingnya.

"Hiih!apasihh"

"Lo tambah parah!"ucap Alfredo sekali lagi.

"Emang lo ga takut njir jalan sendiri dari sini ke warung?"

"Biasa,cuma lari aja dikit haha"Yuna tertawa garing.Ia sedikit terbirit-birit saat sate yang ia tunggu harus antri sehingga pulang ke rumah sedikit gelap.Terlebih ia harus mampir ke rumah nenek Bagas terlebih dahulu untuk memberikan titipan sekaligus memberi sebungkus sate untuk nenek.

"Terus gue salah nih.."Yuna mendapatkan jitakan dari Alfredo lagi.

"Ishh,Iya ntar gue minta maap.."ujar Yuna sambil memasukan sate dalam mulutnya.

"Nohh..bagus..eh gue mau nanya.. lo pernah tidur bareng?"ujar Dafa dengan pertanyaan randomnya.

Sisi lain Aldafa Maulidan "kritis".

Semua terdiam.

"Heh..kok diem sih..Yun?"ucap Dafa.

"Oh...eng...tuh.."Yuna sedikit berpikir bingung.

"tanya aja bang Romeo aja"Yuna berujar atau sekedar berguma pelan.

kala melihat Romeo keluar kamarnya dan menuju dapur,Dafa berteriak pada Romeo.

"ROM...LO PERNAH---"pekikan Dafa terpotong sepihak karena jawaban cepat dari Romeo.

"Pernah"ucapnya singkat dan langsung masuk ke kamar kembali.

Semua membelalakan mata cengo dengan ucapan Romeo sementara Yuna tersedak mendengarnya.

Yuna meletakan tusuk satenya dan mengambil satu lagi sate kemudian berjalan ke kamar Romeo dengan sumpah serapahnya membuka pintunya dan masuk.

"Bang!"

"Hm.."

"Kalo pertanyaannya random jan di bales anjir!ceplas ceplos aja!"gerutu Yuna.

"Terus.."Romeo mengubah atensi yang semula tertuju pada ponsel kini menatap Yuna di sampingnya dengan sedikit memajukan wajahnya sedangkan Yuna memundurkan wajahnya.

Setelah saling pandang beberapa detik Romeo memutuskan kontak mata terlebih dahulu.Kemudian mengabil satu tusuk sate di tangan Yuna dan memakannya membuat Yuna cemberut dan mendengus kesal.

"Pinjem ponsel lo.."ujar Romeo dan Yuna memberikannya sebenarnya Yuna tak keberatan jika Romeo langsung mengambil tanpa izinnya.

Romeo berfoto dan kemudian mengirim fotonya ke ponsel Yuna.Foto yang di kirim Romeo rata-rata tengah memakai seragam jurusannya dan satu foto yang membuat Yuna kaget saat melihat galeri di ponsel Romeo.

Yuna langsung menarik ponselnya dan melihat foto dirinya tertidur saat di penginapan.

"Malem itu lu fotoin gue bang?!"ujar Yuna dengan kesal.Romeo hanya terkekeh.

Blamm!Ceklek!

Suara pintu tertutup dan terkunci dari luar.Membuat Yuna dan Romeo segera berlari menuju pintu kamar.

"Waduhh!hahaha..kuncinya gue bawa dulu.."ujar Alfredo dari luar.

"Dihhh!ngeselin bang Al!awas aja lu besok!"ujar Yuna sambil menggedor pintu itu.

"Gue rasa gak ada gunanya lo pukul pukul tuh pintu..tukang fobia gelap bakal mati kalo sendirian..hari bakal pemadaman karena prediksi hujan lebat...."ujar Romeo meledek Yuna karena phobia gelapnya.

"Tau dari mana lu bang?omongan lu doang.."

"Kepala RT tadi kesini lo sih kelayapan.."ujar Romeo melihat rintik hujan lewat jendela.

Yuna mengulurkan tangannya dihadapan wajah Romeo yang mengernyit heran."apa?"ucapnya tak paham.

"Minta maaflah.."Romeo membalas uluran tangan Yuna sambil menampilkan muka meledeknya.

"Sate tadi ga lo bawa kesini?"Romeo bertanya pada Yuna yang di jawab dengan sinis.

"Dihh,ya kagak lahh"

"Tapi lo udah makan kan?"

"Yaa..udah sih dikit di warung.."Romeo hanya mengangguk dan diam.

Tap..

Pukul 11 malam tertera di layar ponsel Yuna saat lampu di ruang kamar itu mati.

Semua lampu rumah mati serempak.Sepanjang mata memandang ke depan tidak terlihat lagi rumah tetangga,semua gelap gulita.

"Bang Rom..masih di depan gue kan..."ujar Yuna sambil meraba di depannya tapi tidak ada.

Tangan kiri Yuna berpegangan pada jendela tiba-tiba tangan satunya di genggam.

"Ayo.."Romeo mengajak Yuna.Ternyata Romeo tadi mengambil ponselnya di atas tempat tidur.

Sebelum mati lampu,sedari tadi Yuna bermain ponsel duduk di pinggiran tempat tidur dan Romeo tak jauh darinya menyenderkan punggungnya di tembok seraya menutup mata.

Kini mereka telah duduk di tempat tidur,akan susah tidur sepertinya dalam keadaan gelap gulita.

Romeo sekedar membuka ponselnya agar ada cahaya meski hanya sedikit mulai dari menscroll galerinya,memutar musik,melihat video random teman kelasnya di galeri.Yuna juga ikut melihat Romeo yang bermain ponselnya.

"Bang fobia lu udah ilang?"pertanyaan yang membuat Romeo terdiam.

"Hmm..udah paling,udah lama di kota gak ada petir"ujar Romeo berharap semoga saja ia tidak pingsan karena mendengar petir.

"Semoga aja..kalo Bang Rom..pingsan gue bakal mati konyol karena gelap.."ujar Yuna membuat Romeo tertawa.

Darr!!

Satu petir telah menyapa bumi dan rintik hujan yang sudah turun terlebih dahulu.

"Bang lu ada kan.."ucap Yuna memastikan bahwa Romeo belum pingsan.

Romeo mengangguk,sedikit rasa takut tersirat di wajahnya,tangannya menggenggam tangan Yuna erat.Masih bertahan di petir yang ia dengar lagi setelah sekian lama tidak mendengar petir.

Awan bergemuruh dan hujan semakin menjadi-jadi,di tambah angin.

Darr!!Darr!!

suara dua petir menggelegar membuat pertahan Romeo gagal.Dirinya pingsan setelah itu Yuna langsung memeluk tubuh Romeo yang pingsan itu dengan erat karena takut dan apa yang ia khawatirkan terjadi.

"Bang lu mau gue mati konyol yah...ini gelap banget!!"ujar Yuna sambil menyembunyikan wajahnya di dada Romeo yang lunglai karena pingsan itu dan mulai menangis dan tertidur karena menangis terus.

Romeo terbangun entah dari pingsannya atau dari tidurnya,mendapati hujan masih turun dan mendapati Yuna yang tertidur di dekapannya.

Romeo sadar Yuna menangis melihat bajunya yang sedikit basah mana mungkin ini bocor dari genteng.

Romeo memeluk tubuh itu dan menutupinnya dengan selimut agar tidak kedinginan pengecut sekali dirinya.Fobianya belum hilang.

Bagaimana ia bisa masuk listrik jika petir identik dengan listrik yang dirinya sendiri memiliki fobia dengan petir.

"Hmm.."Romeo menumpu kepalanya di atas kepala Yuna dan tersenyum.



Tbc.

-----

Revisi done🖑
11/5/23

P.s

Ini sih namanya

Nyctophobia Fobia gelap.

Astraphobia  Fobia Petir.

UJUNG DARI PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang