[Revisi] Salah Paham-2

38 2 0
                                    

"NIKAH?!!"ucap Yuna dan Romeo serempak karena kaget.

"Pak,bawa ke pondok aja..sekarang kita nikahkan disana!"Yuna dan Romeo diseret oleh bapak-bapak tadi.

Mereka sempat memberontak dan lari namun gagal melarikan diri dari kejaran.

Gerombolan bapak-bapak ini mungkin tengah Ronda malam.

"Pak...saya gak mau nikah pak...saya masih punya cita-cita..masih sekolah.."

"Iyaa pak..kami punya cita-cita,jalan kami masih panjang pak...lepasin kita pak"sahut Romeo.

'Nggak!cuma alesan bikin malu!!"tegas Bapak itu.

Mereka sudah berada di sebuah pondok semacam pos terbuka,gazebo.Yuna dan Romeo di dudukan disana menghadap satu bapak berwajah tegas.

Dua bapak-bapak lainnya datang membawa motor Yuna dan Romeo dan langsung ikut duduk disekitar yang lain.

"Pak To..silakan dinikahkan.."

"Hmm.."Bapak itu bergumam,mengulurkan tangannya guna dijabat oleh Romeo.

"Pak!pak...saya mau telepon keluarga saya dulu...ini salah paham.."ucap Yuna sambil memohon kemudian membuka ponselnya.

Dilihatnya ponsel itu tak cukup sinyal.Yuna bergidik ngeri tak yakin bisa untuk menelfon.Yuna menelfon mamanya sudah berdering namun tidak dijawab.

Yuna mencoba lagi dan tak dijawab.

"Heehehe..bentar pak.."

"ayo maaa tolong Yunaa duh..telepon yang lain dulu.."Yuna kembali menelfon Bagas atau yang lain siapa tahu bisa menyelamatkannya namun gagal.

"Bisa nggak?"bisik Romeo.

"Nggak bisa...coba aja.."

"Batre gue habis..gak bisa.."

"Terus gimana?!kita mau dinikahin..."Romeo bergidik tak tahu lagi harus apa saat pertanyaan itu keluar dari mulut Yuna.

Suara deheman membuat acara bisik-bisik keduanya terhenti.Mereka menggaruk tengkuk yang tak gatal,sangat bingung.

Di beri waktu 5 menit untuk menghubungi seseorang yang akan bertanggung jawab atas keduanya.

Jika Mama Yuna bisa di telepon saat ini maka masalah ini akan selesai.Bapak-bapak tersebut akan menerima kejelasan dari Mama Yuna.

Namun Mama Yuna,orang-orang yang Yuna coba hubungi tidak ada yang menjawab atau tidak dapat terhubung karena sinyal.

Bapak itu mengulurkan tangannya lagi.Romeo enggan karena memang tidak mau menikah seperti ini dan Yuna masih bersekolah.Ini juga salah paham mulanya.

"Ayo silakan di jabat tangan saya..ini sudah lebih dari kesempatan kalian untuk memberi kejelasan"

Romeo sangat buntu,banyak sekali yang dirinya pikirkan.Akhirnya ia mengacak rambutnya frustasi dan menatap Yuna dengan tatapan 'gimana?mau lo sama gue?'.

"Bang..lu itu masih punya Dinan buat diperjuangin...dan yang mau lu nikahin disini ini guee...yang gak ada apa-apanya sama Dinan...lu bakal nyesel.."bisik Yuna.

"Gue juga ga mau gini..tapi situasinya kek gini"

Romeo menghela nafas kemudian menjabat tangan Bapak itu.Yuna melongo tak percaya dan menarik ujung hoodie laki-laki disampingnya ini.

Romeo menoleh,mengangguk,meyakinkan dan menatap Yuna seakan berbicara lewat telepati lagi 'hanya ini yang bisa kita lakuin..lo percaya sama gue'.

UJUNG DARI PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang