[Revisi] Luka

36 1 1
                                    

"Yun.."Romeo memanggil Yuna,namun Yuna hanya mengangkat alisnya saja dan pergi ke arah dapur,setelah meletakkan kantong plastik di meja.

"Yun..maaf gue ngerepotin...".Yuna diam saja dan berjongkok melihat kaki Romeo yang di perban kain yang di selonjorkan ke kursi lain.

"di ajak ngomong diem aja"Ujar Romeo setelah cukup lama Yuna di depannya namun hanya diam dan melihat perbannya kemudian pergi kearah pintu rumah,tak menghiraukan Romeo kembali.

"Ooh,asu dikacangin gue."batin Romeo melihat Yuna pergi.

"He sat"Romeo meraih lengan Yuna dan menarik kearahnya yang duduk di sofa.Yuna masih menahan tubuhnya dan tidak terseret Romeo namun tatapan mata mereka bertemu.

Tatapan bingung Romeo bertemu tatapan sinis Yuna.

"Lo bikin gue takut aja!"ujar Yuna setelah sepersekian detik sebelumnya hanya diam.Tangan Romeo yang menahan lengan Yuna merosot dan tidak lagi memegang lengan Yuna.

Romeo diam dan tertawa dalam hati.

Yuna mengambil hoodie Romeo yang hari ini dia pakai dan membawa ke belakang.Dirinya kembali dengan membawa air minum,sendok-garpu dan piringnya.

"Sini..."Yuna ngambil nasi setengah,setengahnya lagi mie instan dan menyuruh Romeo untuk makan.

Romeo mengambil satu tusuk sate,Yuna memakan mie.

"Pedes kan itu?"Romeo mengambil alih piringnya,memutar posisi menjadi Yuna mengahadap nasi dan sate sisa yang di makan Romeo.

"Sorry Yun,dah bikin lu takut.."Romeo cengingisan seraya memasukan mie pada mulutnya.

"Lo jadi khawatirin gue juga.."Yuna memberhentikan ucapan Romeo dengan mengibaskan tangannya pada Romeo.

"Duh..duh..udah gak penting gausah bahas yang tadi..gak khawatir kok gue..apasih"Yuna mencoba mengalihkan topik dan merasa salah tingkah.

"Halah lo mah gitu Yun,pake malu segala"

"Dih!dih!dih..oke,emang lo bikin takut aja..puas?"ujar Yuna seraya memukul lengan Romeo dari arah samping.

"Haha..emang lo pikir gue apaan Yun..kekilir doang aja"Yuna hanya berdehem saja mendengar ucapan Romeo.Mereka melanjutkan makan tanpa perbincangan lagi.

"Bang minum tuh obatnya..trus kaki lo dah dipijit belum tadi?"ucap Yuna ketika akan membereskan piring ke dapur.

"dah tadi di homestay..gue kekilirnya pas jalan di Lautan Pasir sih.."

"Huhhh..yaudah"

"Tinggal,tolong lo kasih obat oles sama masang ulang perban kain ya.."

Glug..glug...glug..

Romeo meminum obatnya dan menghabiskan air digelas sampai tandas.

"Lo tadi ganti baju..ke atas dibantuin Zafran??"

"Iyaalah masa iya gue naik tangga sendiri.."

Yuna membuka perban di kaki Romeo di iringi suara Romeo yang mengaduh-aduh.

"Duhh"Yuna berhenti membuka perbannya karena merasa ngeri.

"Ya ampunn merah gini.....banggg.."Ujar Yuna melanjutkan membuka perban tersebut dengan hati-hati.

"Yah..berkaca-kaca mata lo Yun....jan nangis njir"

"Gak tegaaa..sakit banget kan ini??..."Yuna mulai mengolesi obat dengan sangat pelan kemudian membalut kaki Romeo dengan perban kain dibantu Romeo ikut membungkuk.

UJUNG DARI PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang