[Revisi] Lapangan Cakra

38 2 0
                                    

Yuna sudah duduk di kursi samping pengemudi menunggu Romeo yang masih berbicara dengan Pak Ji,Bapak ketua RT.

"Yaudah disini nanti buat yang pengen istirahat aja..makanannya di mobil satunya"

"Siap Pak Ji.."Romeo mengangguk mengenakan kalung kepanitiaan berwarna merah ke lehernya kemudian berjalan masuk ke mobil.

"Oiya Nak Yuna ati-ati ya kalau capek nyetirnya minta tolong siapa gitu,Leon atau anak-anak yang lain..kan banyak..sama dokumentasi juga minta tolong.."Pak Ji memberi kaung kepanitiaan juga pada Yuna.

"Terima kasih"Yuna menerima kalung itu dari uluran Romeo dan berterima kasih seraya tersenyum pada laki-laki separuh baya yag menjadi ketua RT ini

"Yaudah jalan deh..habis ini masih ngumpul di lapangan.."

Romeo melajukan mobilnya di belakang barisan teman-temannya yang berjalan menuju tanah lapang,tempat pemberangkatan.

Saat di depan masih macet,Leon yang berjalan dari depan menuju ke arah mobil dan menawari Romeo sebatang rokok.

"Nebeng Rom.."Leon masuk ke kursi belakang.Yuna melirik Leon yang ternyata memasang udeng di kepalanya.

"Astagaa"batin Yuna.

Melihat tangan kiri Leon yang menghimpit rokok,rambutnya yang sedikit panjang dari Romeo dan bercat rambut abu-abu pada ujung-ujung rambutnya yang kini sedikit tersisir ke belakang karena terkena ikat kepala udeng di di dahinya.

Yuna tersadar dari lamunannya yang hanya melirik karena Romeo mengusap dan sedikit mendorong wajahnya.

"Aduh bang!"

"Takut lu kerasukan"ucapnya singkat dan memasukan sebatang rokok ke dalam mulutya yang telah berkali-kali ia hisap dan menghembuskan asapnya.

"Eh iya,nih anak sepupu lo Rom?"Leon bertanya sambil mengubah atensinya dari layar ponselnya ke arah Yuna kemudian Romeo.

"Yoi,sepupu gue dari mantan bokap"

"Durhaka banget nih orang woy!"Yuna melihat ke arah Romeo karena ucapannya.

"Njir..mantan bapak eh!bapak lu juga aja.."Leon memukul senderan kursi Romeo.

"Yun,kenalin Bang Leon namanya"Yuna menghadap Leon dan menjabat tangan sekilas dan memperkenalkan dirinya.

"Anggep aja udah kenal lama gausah canggung ntar,panggil aja Bang Leon"Yuna mengangguk kemudian melihat ponselnya karena ada pesan masuk.

Romeo meminggirkan mobil ke tepi lapangan.Biasanya sepi tapi sekarang ramai sekali dengan suara musik yang saling berlomba-lomba untuk di dengar.

"Duh duh duh..sebanyak ini yang ikutan bakal sampe malem nih keknya.."Leon turun dan duduk di kap mobil.

"Eh bang Rom,kesana duluan..udah pada ngumpul disana.."Yuna membawa ponselnya dan mengalungkan kamera di lehernya.

"Samping barisan merah itu?"Romeo menunjuk tempat yang lain berkumpul dan Yuna mengangguk.

"Bang Leon permisi dulu mau ke depan.."Yuna berpamitan dengan Leon.

"Oke-oke..."

Yuna meninggalkan mereka berdua dan berjalan cukup jauh karena lapangan itu luas banyak sekali yang ia temui teman seangkatannya kakak kelas bahkan adik kelasnya juga menyapanya.

Bukan selain famous di mata seangkatannya dan kakak kelasnya itu karena Yuna diam-diam kenal dengan mereka yang dia lihat.Hanya karena rasa penasaran dan mudah pahamnya dia dengan ini itu siapa.

Hahahah bapaknya dulu paling pas ibuknya hamil udah kenalan sama bapak ibuknya mereka" ini jadi kerasa.. "gue pernah tau nih anak","kek kenal","pasti gue kenal!".

Sekali dua kali pasti udah tau beberapa kesimpulan tentang seseorang.cocok jadi anggota identifikasi orang kali..

Tbc.

---------

Revisi done🖑
20/6/23

M L G

27 APRIL 2021

Maaf baru ngetik setelah sekian-kian tahun.Habis ini dilanjutin seru-serunya

Masih ada yang stay to be continue kah?😢monmaap banget tangan sama pikiran lagi sibuk kalo hati ini sih kangen ngetik nih cerita sampe" jujur nih kangen banget ketemu sama mak edo.Si teman Yuna itulo plisss ntar ada part tentang Edo kayaknya😢😢😢

Biasanya klo gw kangen pen nglanjutin nih cerita tpi males ngetik di imajinasikan dulu sampe udah lupa klo pas mau di ketik
monmaap yaa

Me 20/6/23 :

"Haha ketikan kemaren pas ngedrop-ngedropnya mental health kena toxic"

UJUNG DARI PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang