[Revisi] Selalu Saja

24 2 0
                                    

Zafran memutuskan sambungan teleponnya dengan Feno. Berita mengejutkan.

Ia berlari menyambar Kunci motor Yuna dan mengambil helm mengendarai motor dengan kencang ke kantor polisi hanya mengenakan kaos polos putih dan celana panjang rumahan,tidak sempat untuk mengganti baju.

-----

"Kenapa kalian semua kesini ada perlu apa?"tanya seorang polisi dihadapan Yuna dan Bagas yang tengah duduk.Polisi itu tampak bingung kenapa ada 6 remaja laki-laki yang ikut mencampuri permasalahan yang terjadi.

"Maaf pak ini ada apa ya?..teman saya sampai ditangkap..bukannya dia korban kecelakaan itu?"tanya Damar dengan sopan.

"Tapi menurut saksi,saudara Yuna menjadi penyebab kecelakaan mobil itu"Zafran,Feno dan yang lainnya tercengan mendengar apa yang baru saja di katakan polisi tersebut.

"Pak tapi itu mustahil..apakah saksi itu memilik bukti kuat?"ujar Alfredo.

"Tentu..itu dirahasiakan..apa ada yang ingin di bicarakan lagi?apa kalian berenam sudah tidak ada pertanyaan.."ucap polisi itu sambil menatap enam remaja laki-laki kecuali Bagas.

"Kalo tidak ada,saya akan bawa dia ke sel tahanan sekarang"sambung polisi tadi sambil memandang semua remeh tampak aneh polisi ini menurut Damar.

"Eee..gak bisa gitu dong pak.."ujar Dafa.

"Pak saya akan jamin dia berapapun!"ucap Bagas membuat polisi itu menatap Bagas dengan terseyum.

"Oh...lihatlah calon suami anda memang baik..beruntung sekali anda.."Tutur seorang yang menjadi saksi kecelakaan waktu itu denagan senyum remeh.

"Hah?"Romeo memgernyitkan dahi.

Sementara Alfredo dan Feno tertawa.Kompak dalam urusan meledek Bagas.

Sementara Yuna menundukan wajahnya menyembunyikan rasa ingin tertawanya begitu juga dengan Damar,Zafran dan Dafa yang tertawa dalam diam.

Bagas mendongak dan kemudian membuang muka.

"asem lo pada!!"batin Bagas.

-----

Yuna dan Bagas tengah berada diatas motor dalam perjalanan pulang sudah hampir jam setengah tujuh malam.

"Ngapain sih lo senyum-senyum sendiri,habis itu nyembunyiin muka lo di punggung gue Yun..geli tau gak.."ucap Bagas dengan nada kesal.

"Mau ketawa aja..hahahaha.."Yuna kembali menyembunyikan mukanya di punggung Bagas.

"Dih..paan sih.."

"Sumpah deh Gas..lucu banget sih..pake ngaku jadi calon suami segala..kaga ada yang lain aja..apalagi ekspresinya bang Damar mah yang lain..hahahha.."ujar Yuna sambil memukul punggung Bagas saking lucunya kejadian tadi.

"Huhhhh..serah deh.."

Yuna dapat pulang karena tebusan dan diskusi rumit atas tuntutan saksi yang lain.

Menurut Bagas saksi-saksi tersebut sangat aneh."Sepercaya itukah petugas polisi sama orang tadi?"batinnya dalam hati.

------

"Mama...Bagas ganteng pulang..."ucap Bagas saat memasuki ruang keluarga dan tiduran di sofa.

"Haduh..kaki njir..perasaan nih rumah sepi..kemana Mama sama si Bintang?"ujar Yuna saat merasa tidak menemui Mama Bila dan Bintang hanya ada pak satpam sama bibi.

"Kaga tau lah..huhhh capek dah..habis akting tadi hoamm..."

Tring...tring...tring...

"Angkat deh Yun..gue capek.."ucap Bagas dengan seenaknya membuat Yuna mendengus.

UJUNG DARI PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang