"Bang.."Yuna meraih kaki Romeo yang melayang di udara karena ia tidur di sofa atas sedangkan Yuna di karpet bulu.Mereka tidur di depan tv,Juan menempati kamar dengan tenang.
"Hm.."Romeo membalas dengan deheman saja sambil terus memejamkan mata.
"Besok gue magang..."ujar Yuna dengan suara mengantuknya.
"Tau.."
"Besok gue anter lo dulu yeh bang..kalo pulang gue jemput.."Yuna mengalihkan tangannya dari kaki Romeo menjadi mengambang di udara melihat siluet tangannya.
"Gue naik ojek aja deh.."
"Dih..masa gitu bang...atau gini aja lo naik motor Juan gimana?"
"Gak usahalah..kalo dia mau keluar naik apa..?"
"Males lo bawa motor ugal-ugalan..ga yakin gue"sambung Romeo.
"Enggak..yehh lu nya aja bang jarang ke rumah..tiap hari gue juga gitu depan rumah"
Mereka terus berbicara tanpa menatap hanya suara yang membuat mereka terasa menyambung dan seraya melihat langit-langit,menerawang pikiran masing-masing.
"Yun..pijet kepala gue dong..pusing banget"ujar Romeo yang memejamkan mata,mengarah langit denan salah satunya tangannya memijat pelipis yang berdenyut.
Yuna tidak bangkit dari tidurnya ia hanya berpindah posisi seakan memeluk Sofa tapi tak sampai.Tangan kanan Yuna memijat pelan pelipis Romeo dengan masih menutup mata.
"Dahi kok panas sih..sakit bang?"
"Tangan lo yang panas.."
"Ck..mana ada..nih gak panas kok"Yuna merasakan telapak tangannya sendiri dengan mata yang sudah berat karena mengantuk.
"Bang minum obat sanaaa..terus tidur.."
"Hmm"Romeo hanya bergumam saja tidak beranjak dari sofa.Tangan Yuna terus memijat pelipis Romeo meski dirinya setengah sadar dan tidak.
Romeo mulai tertidur efek dari tangan Yuna.Rasa sakitnya akan lebih baik mungkin dan ia tertidur begitu Yuna ikut tertidur,sampai-sampai pergelangan tangan Yuna berada di leher Romeo.
Benarkan?seperti akan memeluk guling tapi ini memeluk sofa.Yuna tidak bisa tidur jika tidak ada guling penggantinya saat ini adalah memeluk sofa.
|03:07|
Romeo terbangun dini hari dari tidurnya karena ia merasa sakit di kepalanya dan susah bernafas karena flu.Ia beranjak dari sofa,Yuna masih tertidur.
Romeo menuju dapur,menuju kotak obat tapi yang ia dapati hanya obat merah,perban dan tambah darah.Ia berniat akan membeli obat sakit kepala di supermarket 24 jam dekat apartemen.
Yuna mengerjapkan mata karena ia merasa terusik,beberapa kali di langkahi ternyata Romeo yang melangkahinya guna mengambil ponsel dan jaket.
Yuna mengambil ponsel dan melihat jam di ponselnya."masih pagi buta kek gini..."batinnya.
Yuna mencekat kaki Romeo yang akan berjalan."mau kemana?"ujarnya Yuna dengan suara parau dan mengucek matanya.
Romeo berhenti dan memakai
hoddienya."supermarket..beli obat"ujar Romeo dengan suara sengaunya karena hidungnya tersumbat."Haa?flu?..tungguin"Yuna sedikit kaget karena suara Romeo berbeda,sengau.
Yuna mengubah posisinya menjadi duduk dan mengumpulkan seluruh jiwanya dan beranjak ke kamar mengambil jaketnya dan sapu tangannya untuk Romeo.
Saat di kamar ia melihat sekelilingnya.Kamar yang gelap dan mahkluk bernama Juan tertidur di kasur menempati seluruh kasur.
"Ya ampun Ju.."gumam Yuna pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UJUNG DARI PERSAHABATAN
Teen FictionCerita anak sekolah dengan genre slice of life bercerita seputar keseharian dan yang terjadi disekitar mereka menyangkut persahabatan kekeluargaan dan konflik-konflik ringan haha [Cerita ringan🏳] Damar Alfredo Bagas Romeo Dafa Zafran Feno Yuna So h...