[Revisi] Sekolah

25 2 0
                                    

Hari ini adalah hari ketiga di rumah sakit.Hari ini juga Feno sadar.Di ruangan Feno semua mematung karena saat Feno sadar ia malah tak mengenali siapapun termasuk orang tuanya.

"Feno ini mama nak..hiks..hiks.."tangis mamanya Feno pecah sambil menggenggam tangan Feno.

"Maaf saya tidak tau.."ucap Feno dingin.Entah mengapa sikap Feno malah menjadi dingin seperti Zafran sebelum ia koma seperti sekarang.

"Ma..tenang ma..Feno masih belum sembuh.."ucap Daven--kakak Feno masih setia menenangkan mamanya.

"Ma ayo!Daven antar mama pulang ya istirahat besok kesini lagi.."Mamanya mengangguk setuju karena merasa lelah dan syok dengan Feno.

"Kalian jagain Feno bentar ya,ntar gue kesini lagi kok"ucap Bang Daven dan di angguki keduanya.

-----

Alfredo dan Romeo menatap heran Feno yang menampilkan muka datar.

Alfredo menatap Romeo."kok bisa kek batu nih bocah?"Romeo hanya bergidik tak mengerti.

"lu..gak kenal kita?"tanya Romeo.

Feno hanya mentap sekilas dan tidak menjawab.

"Ehh dasar bocah!"gerutu Alfredo.

--------

Seminggu sudah ketiganya di rawat di rumah sakit dan seminggu itu pula absen sekolah.Hari ini mereka kembali bersekolah karena kondisi sudah lebih baik.

"Bagas!cepetan kalo sarapan!ntar telat loh.."

"Iyaa maa.."Bagas berlari menuju mamanya di pintu rumah disana sudah ada Yuna dan Bintang yang menunggu.

"Ck..lama lu bang!"gerutu Bintang.

"Udah sana berangkat.."mereka bertiga berpamitan pada mama Bila dan berangkat kesekolah.

Bagas membuka pintu mobil."masuk Yun..".Yuna tampak ragu dan melihat Bintang yang sudah masuk di kursi belakang dan melihat Bagas bergantian.

"Ayo..masuk telat nanti.."Bagas mendorong tubuh Yuna lembut dan langsung menutup pintunya.Merekapun berangkat..

-----

Dari arah rumahnya,bagian sekolah yang mereka temui terlebih dahulu adalah pintu atau gerbang belakang sekolah.Bagas selalu menurunkan Bintang di sana karena Bintang sendiri yang menyuruhnya.

Setelah menurunkan Bintang,dirinya  kembali melajukan sampai di parkiran sekolah melewati gerbang depan.Bagas melepas seat beltnya namun Yuna masih tetap diam.

"Ayo..gue anterin!yang lu ingetkan cuma Bintang doang kaga sekalian aja lupa semua lu Yun..."ucap Bagas sambil melepaskan seat belt Yuna.

Yuna masih mematung apalagi saat wajah Bagas dekat sekali.Sebaliknya dengan Bagas ia malah tersenyun jail.

"Ehh..segitunya liat gue?!Lu biasanya kalo gue modusin ujung ujungnya mukul gue Yun.."

"Ma-maaf kak.."ucap Yuna gugup setelah sadar dari lamunannya.

Bagas tak menghiraukannya dan keluar dari mobil diikuti Yuna.

"Panggil Gue Bagas..ayo gue anter.."

------

"Pagi...orang ganteng datang.."ucap Bagas di ambang pintu dengan seragam otomotifnya.

"Sorry disini kaga ada ceweknya bang.."ucap Edo setengah berteriak.

"Tau..eh Yun ini kelas lo emang ceweknya lo doang..dan lo duduk disini ini tempat duduk lo biasanya dan di samping lo ini..tempat duduknya Zafran yang lagi koma kemaren.."ucap Bagas layaknya pemandu wisata mengantar Yuna sampai duduk di tempat duduknya.

Teman-teman kelas Yuna yang sudah datang hanya melongo tak habis pikir melihat Bagas yang tidak memperdulikan mereka dan terus berbicara dengan Yuna.

"Dan dia yang di.."ucap Yuna sambil menunjuk cowok didepannya.

"Oh..dia Feno juga..cs.. cowok yang di rumah sakit dulu.."

"Ohh.."Yuna menganggukan kepala.

"Fen..duduk disini..jagain Yuna.."Feno menoleh dan beranjak untuk duduk di samping Yuna.

Meski Feno tidak ingat betul dengan Yuna tapi Yuna itu pasti orang baik dan Feno percaya kalau dia adalah sahabatnya setelah sering bertemu di rumah sakit.

Bagas telah selesai menjelaskan dan akan pergi menuju pintu kelas untuk meninggalkan kelas Yuna.Namun saat di depan papan tulis ia berhenti dan melihat sekelilingnya.

"Oh..iyaa..titip Yuna sama Feno ya..kenal gue kan..Bagas 12 Otomotif 2..kalau ada apa apa anter aja ke ruang OSIS atau ke piket aja.."

"O-oO..oke..bang.."Teman-teman Yuna mengangguk saja dan Bagas memberi jempol kemudian pergi menuju kelasnya.

UJUNG DARI PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang