[Revisi] Hilang

24 2 0
                                    

Di ruangan Yuna masih dipenuhi keheningan dan isak tangis mamanya yang mulai reda ditenangkan oleh mama Bagas.

Bagas,Bintang dan mamanya sekarang menemani keluarga Yuna sementara Romeo dan Alfredo menemani Feno,Damar dan Dafa menemani Zafran.

Drrt..drrrtt..drrrt..

Dering ponsel Papa Yuna dan panggilan itu menampilkan nama rekan bisnisnya di luar negri atau perusahaan pusat orang tua Yuna bekerja.Papa Yuna keluar sebentar menerima telepon itu.

Setelah selesai mengangkat telepon ia masuk dengan wajah murung.

"Kenapa pa?"tanya mama Yuna.

"Jam 10 malam nanti kita harus terbang..kita harus take off,tugas mendadak.."

"Ma..papa udah coba jelasin tapi mereka tetep bersikukuh"sambungnyasambil mendekat kearah istrinya.

"Tapi Yuna.."

"Tenang aja..Yuna bisa tinggal sama aku kok,kitakan udah sahabatan,sudah kekuarga..lagi pula ada Bagas dan Bintang.."Mama Bila menengahi pembicaraan tersebut karena mengerti situasi yang terjadi.

"Aku ga bisa ninggalin Yuna paa.."

"kita bisa jagain Yuna sampai sembuh..Bagas sama Bintang janji jaga Yuna..ada Mama Bila juga"ucap Bagas pada Mama Yuna.

Setelah dengan berat hati memutuskan mengalah dengan keputusan Bila-sahabatnya yang akan merawat Yuna.Mama Devi mempercayakan Yuna dan sebenarnya ia merasa tidak enak karena merasa merepotkan dan ia tidak selayaknya ibu yang baik.

Waktu terus berjalan dan sekarang datang waktunya Mama dan Papa Yuna berpisah dengan anaknya.Sedari tadi Mama Yuna hanya duduk di tepi ranjang Yuna terbaring seraya mengelus rambut Yuna.

Mama Yuna mendekat kearah Yuna dan mengecup keningnya sebagai perpisahan.

Setelah Mama Yuna mengecup putrinya.Ia dan suaminya akan segera berangkat berkemas dan pergi ke bandara.

Hatinya hancur melihat kondisi anaknya yang terbaring lemah.Dirinya juga merasa kecewa dengan dirinya sendiri.Bagaimana dia pergi saat ini padahal kondisi anaknya membutuhkannya.

Sumpah serapah di dalam hatinya atas apa yang perusahaan lakukan terhadap dirinya dan suaminya.Masih tidak habis pikir kenapa sangat mendesaknya.Tidak bisakah menugaskan orang lain di situasi seperti ini?.

"Bil..nanti kalau Yuna udah sadar hubungin aku yaa..tolong jagain Yuna,kalau kamu gak keberatan tinggal di rumah juga gak papa kok sekalian ajak Bagas sama Bintang juga,anggap rumah sendiri"ucap Mama Yuna berjalan keluar kamar rawat serta mencoba menghapus air matanya yang terus mengalir.

"Enggak usah,gak papa Yuna biar di rumahku aja nanti kalau dia mau ke rumahnya bisa kok Bagas temenin,kamu jangan terlalu pikirin ini ya..Yuna sama aku aja kamu tenang.."

"Hmm oke..makasih..ini kuncinya sewaktu-waktu Yuna ingin main kerumah"ucap Mama Yuna dan berpelukan dengan Mama Bila.

"Maah ayo.."ucap Papa Yuna seraya mengelus punggung istrinya.

"Bila..kita pamit ya..jagain Yuna..assalamualaikum"Ucap Papa Yuna berpamitan juga.

"Waalaikumsalam"

------

Matahari telah muncul kembali dan angin sepoi-sepoi terasa berhembus kala jendela rumah sakit di buka.Sudah dua hari sejak insiden kecelakaan terjadi.

Masih di kamar rawat Yuna.

"Bagas..ayo ikut mama liat kondisinya Feno sama Zafran dulu..sekalian cari makan buat kita semua"ucap Mama Bila diambang pintu.

"Hmm ayo ma.."jawab Bagas dan berdiri menghampiri Yuna dan mengelus tangannya singkat.

"Cepet sembuh Yun..semoga Feno sama Zafran juga cepet sembuh ya..biar bisa kumpul bareng"batin Bagas.

"Bintang,jagain Yuna sebentar ya.."Bintang mengangguk mengerti ucapan mamanya yang menutup pintu.

Bintang duduk di sofa menatap lurus kearah Yuna yang terbaring lemah.

"Huuhh"Bintang menghela nafas panjang merebahkan punggungnya dan memejamkan mata di sofa itu.Ia tak mengerti terhadap kejadian ini tak menyangka kecelakaan yang sampai mobil terbalik di tempat.

Cukup lama sejak perginya Mama beserta kakaknya.Bintang Yang terbangun dari tidurnya dan masih tidak menjumpai mama dan kakaknya kembali.

Bintang mendekat ke samping ranjang rumah sakit dan duduk di kursi sampingnya,menatap Yuna yang tak kunjung membuka mata setelah keluar dari ruang UGD.

"Tch..demen tidur ya lo rupanya.."gumam Bintang mengajak bicara Yuna yang biasa ia lihat tak pernah selemah ini.

"Gak pegel apa lo tidur mulu?gue yang liat aja udah capek Yun.."

"haha!belum sadar diajak ngobrol,emang bisa denger?"ucap Bintang kembali bermonolog sambil memainkan jari kelingking Yuna yang lemas.

Tapi setelah beberapa lama Bintang memainkan jari tangan Yuna,ia tertegun dan berhenti menggerakan tangannya yang masih mengait tangan Yuna.

Bintang tak percaya bahwa tangan Yuna bergerak,tapi itu bukan karenanya.Bintang melihat ke wajah Yuna.

Dahi Yuna berkerut lemah.Matanya mulai terbuka pelan,melihat sekelilingnya dengan pandangan yang buram.

"..Bin-tang.."ucap Yuna dengan suara serak.

"Yuna..udah sadar!sebentar gue cari dokter dulu.."

------

Setelah dokter memeriksa keadaan Yuna,dokter itu menjelaskan kondisi Yuna yang telah sadar dan dalam masa pemulihan fisik dan mental setalah kejadian yang menimpanya begitu pula dengan Feno dan Zafran ketika mereka sadar nanti.

"Baiklah saya permisi dahulu.."ucap dokter laki-laki itu.

"Baik dok,terima kasih"ucap Bintang dan menutup pintu setelah dokter itu pergi.

"Lo inget gue?"tanya Bintang sambil duduk disamping ranjang.

"Hmm"

"..."

"Kenapa?lo tau kenapa gue ada disini?"ucap Yuna karena ia lupa kenapa ia berada dirumah sakit.

"Lo itu habis--"

Klekk

Pintu terbuka menampilkan Bagas dan ia sendirian menenteng box makanan.

"Bang?!mama mana?!"tanya Bintang.

"Bin..Yuna.."ucap Bagas dengan mata berbinar.

"Hmm udah sadar..mama mana?!"

"Mama gue anter pulang"ucap Bagas berjalan menuju ranjang dan ingin memeluk sahabatnya.

"Yun..lo gak kenapa- napa??"

Yuna malah menutup wajahnya saat Bagas akan memeluknya.

"Yun..lo kenapa?"tanya Bagas dengan perasaan heran begitu juga dengan Bintang.

"Binn..gue takut..di-a siapa?..."ucap Yuna sesenggukan.Bagas terlonjak mendengar ucapan Yuna.

"Yun?...kayaknya dia gak inget sama lo.."ucap Bintang pada Bagas masih melongo tak percaya.

Tbc.

----

Revisi done🖑
4/5/23



UJUNG DARI PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang