05

5.1K 135 1
                                    

Cerita pertamaku, mohon krisarnya🙏
Vote, komen dan follow pliss

05 .Pulang






"Matematika itu seperti cinta: ide sederhana, tapi bisa jadi rumit"
Alghifhari Badaindra

"Mana ya taksinya kok gak ada yang lewat?" monolog Quinnsha bertanya dengan mata mengedar mencari taksi. Saat ini ia sedang berdiri di halte bus yang letaknya tak jauh dari area sekolah.

"Aduh mana udah mendung lagi" ucap Quinnsha melihat ke arah awan yang sudah berwarna gelap menandakan sebentar lagi hujan akan segera turun.

"Seharusnya tadi telpon Ayah aja buat jemput" ucap Quinnsha merutuki kesalahannya. "Kalau sekarang telpon Ayah pasti udah balik ke kantor lagi" lanjutnya.

Tiiiiiiit......

Suara klakson motor mengagetkan Quinnsha "Astagfirullah ngagetin aja" ucap Quinnsha beristighfar dengan mengelus dadanya.

Dapat ia lihat sang pengendara motor membuka helm full face miliknya.

"Ibu kenapa disini? Gak pulang? Atau nunggu jemputan?" tanya sang pengendara motor yang tak lain dan tak bukan adalah Badai.

"Em... Saya nunggu taksi. Tapi gak ada yang lewat" jawab Quinnsha lesu.

'Udah gue duga' batin Badai.

"Oh, kalau udah mendung begini taksi jarang lewat Buk" ucap Badai memberi tau.

"Oh begitu ya" ucap Quinnsha

"Em m...mau bareng saya aja Buk pulangnya?" tanya Badai menawarkan tumpangan.

"E–emang gak ngerepotin?" tanya balik Quinnsha.

"G... gak kok Buk. Gak sama sekali" jawab Badai mengusap tengkuk lehernya.

"O...oh kalau gitu makasih sebelumnya" ucap Quinnsha berjalan kearah Badai yang masih duduk di atas motornya. "Beneran nih gak ngerepotin?" tanya Quinnsha memastikan.

"Beneran Buk gak apa apa" jawab Badai. "Ini Buk helmnya" sembari memberikan helm kepada Quinnsha.

"Iya terima kasih" ucap Quinnsha menerima helm pemberian sang murid. Setelahnya ia pun naik ke motor Badai.

"Pelan-pelan Buk" ucap Badai dengan menahan motornya. "Sudah  siap Buk?" tanyanya.

"Sudah" jawab Quinnsha saat ia sudah duduk menyamping di atas motor milik Badai.

"Kita jalan ya Buk" ucap Badai sembari memakai helm full face miliknya. "Pegangan Buk" ujar Badai menghidupkan mesin motor.

"Iya, bismillahirrahmanirrahim" ucap Quinnsha sembari berpegangan pada belakang motor. Setelahnya motor pun melaju meninggalkan halte bus dengan kecepatan sedang.

                         


★★★★★

"Gue duluan ya bro" ucap El melambaikan tangan setelah ia menaiki serta menghidupkan mesin motornya.

"Yo hati-hati" ucap Badai membalas lambaian tangan El. Saat ini ia dan El sedang berada di belakang sekolah tempat mereka memarkirkan motor.

Tiiiit... El pun membunyikan klakson dan melaju meninggalkan Badai sendirian.

"Em... Lebih baik gue masuk ke dalam dulu deh" ucap Badai entah pada siapa, ia pun menaiki motor dan langsung mengendarainya menuju ke dalam sekolah.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang