53

1.6K 38 2
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥

53. Kelulusan












"Mas?"

"Mas Badai?"

Panggilan demi panggilan terus Quinnsha lakukan untuk membangunkan sang suami, yang sekarang masih terbaring tak sadarkan diri di brankar rumah sakit.

Tadi setelah Badai pingsan dipangkuan Quinnsha, petugas medis datang dan langsung membawa mereka, Badai dan Quinnsha ke rumah sakit. Sedangkan para pelaku yaitu Pak Dirga dan Gina langsung dibawa ke penjara. Dengan keadaan kaki Pak Dirga yang terluka permanen.

Setelah memeriksa Badai, Dokter mengatakan bahwa Badai tak apa-apa hanya mengalami luka-luka di luar saja. Walaupun demikian, Badai harus tetap dirawat, karena ia kehabisan darah.

"Mas Badai bangun" lirih Quinnsha menundukkan kepalanya merasa bersalah karena ia sang suami Kembali terbaring dibrankar rumah sakit.

"S–sha" panggil Badai lirih.

"Iya, iya Mas? aku di sini" sahut Quinnsha menangkup pipi sang suami.

"I–ini anting kamu, hadiah pernikahan kita yang ke tiga belas bulan" ucap Badai menyerahkan anting sebelah ke Quinnsha.

"K–kamu ingat Mas? kamu udah i–ingat, Mas?" tanya Quinnsha terbata-bata menahan air mata.

"Aku gak bakal lupa sama kamu sayang, aku gak mungkin ngelupain kebersamaan kita. Maaf aku pura-pura lupa sama kamu, itu semua aku lakukan demi mempertahankan pernikahan kita Sha" aku Badai berusaha bangun dari tidurnya. Quinnsha langsung membantu sang suami untuk duduk. Setelahnya, Badai menggenggam tangan Quinnsha serta mengecupnya.

"Maafin aku sayang, aku gak mau pisah dari kamu. Aku mau pernikahan kita sampai maut memisahkan sayang" sesal Badai menangis terisak. "A–aku mohon Sha, j–jangan tinggalin aku, a–aku sayang sama kamu" lanjutnya terbata.

"Gak akan Mas, gak akan aku tinggalin kamu. Aku akan selalu di samping kamu, Mas" balas Quinnsha memeluk Badai dengan mata mengeluarkan air secara deras.

"Aku sayang kamu Quinnsha Syarifah Rasyihah Alghifhari" lontar Badai mengurai pelukannya dan menangkup pipi sang istri. "I love you sayangku, cintaku, istriku" lanjutnya mencium bibir Quinnsha dan melumatnya dengan penuh kasih sayang.

"I love you too my husband" balas Quinnsha setelah ciuman keduanya terlepas. "Aku juga sayang kamu" bebernya kembali mencium bibir sang suami dengan penuh kasih sayang juga.

"Astaghfirullah!"










★★★★★

Satu Minggu kemudian...

Tak terasa sudah satu Minggu berlalu, kehidupan rumah tangga Badai dan Quinnsha berjalan lancar dan penuh suka cita.

Tak terasa juga hari ini, adalah hari di mana seluruh siswa SMA Badai Bangsa berpisah untuk melanjutkan study mereka kejenjang yang lebih tinggi. Acara perpisahan sekolah SMA Badai Bangsa akan dilaksanakan hari ini, lebih tepatnya siang ini.

"Sayang, gimana penampilan aku keren gak?" tanya Badai memperhatikan tubuhnya yang terbalut jas berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih plus dasi kupu-kupunya, membuat kesan tampan dan gagah di dalam diri seorang Alghifhari Badaindra.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang