11

5.9K 150 2
                                        

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥

11. Rumah Baru












Keesokan harinya......

Di sebuah kamar, terdapat sepasang suami istri yang masih tidur terlelap dalam keadaan berpelukan satu sama lain.

Hingga sang suami mulai terusik karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela.

"Eungh" lenguh si suami yang bernama Badai membuka matanya perlahan. Lalu Badai menunduk guna menatap menatap wajah ayu sang istri yang baru ia nikahi kemarin. Senyuman manis terbit dari bibir manisnya pula.

Tangannya mengelus pipi sedikit berisi milik Quinnsha yang lembut tanpa jerawat. "Cantik banget sih istri gue" gumam Badai mengagumi kecantikan Quinnsha.

Cup...cup...cup...

Badai menghujani wajah Quinnsha dengan ciuman karena merasa gemas.

"Badaaaiii" ucap Quinnsha kesal berusaha menjauhkan wajah sang suami agak tak menciuminya lagi.

"Morning sayannnggg" sapa Badai tersenyum.

"Kamu apaan sih Badai!" sentak Quinnsha masih kesal.

"Makasih ya sayang yang tadi malam. Aku bahagia... banget" ucap Badai tersenyum manis.

"Makasih buat apa?" tanya Quinnsha tidak paham.

"Masa kamu lupa sih apa yang kita udah lakuin semalam" goda Badai.

"Maksud ka–" Ucapan Quinnsha terhenti saat ia mengingat sesuatu. Secara spontan ia langsung menarik selimut hingga menutupi tubuhnya sebatas leher.

"Kamu nyentuh saya Badai?" tanya Quinnsha panik bukan main. Ia langsung mengecek tubuhnya. Quinnsha bernafas lega, saat ia mendapati tubuhnya masih mengenakan pakaian yang semalam ia kenakan.

"Hahahaha" tawa Badai pecah saat Ia berhasil mengerjai sang istri. "Kamu lucu banget sih Buk. Hahaha" lanjutnya tidak bisa menghentikan tawanya.

"Gimana saya bisa nyentuh kamu. Ibu aja gak bisa saya sentuh" ucap Badai Setrlah berhasil menghentikan tawanya. "Aku gak mungkin nyentuh kamu sebelum dapat ijin" lanjutnya mengelus kepala Quinnsha yang masih tertutup hijab.

Sedangkan Quinnsha langsung menutup dirinya dengan selimut, ia sangat malu saat ini. "Udah ah Buk saya mau mandi dulu. Setelah aku mandi Ibu mandi juga ya" pesan Badai turun dari kasur dan berjalan masuk kamar mandi.

"Huft" helaan nafas lega pun keluar dari mulut Quinnsha. Ia membuka selimut dan melirik kearah pintu kamar mandi yang tertutup.

"Kenapa aku bisa-bisanya mikir kalau semalam aku sama dia... Ah sudahlah. Lebih baik aku siapkan baju dulu" ucap Quinnsha bangun dari tempat tidur dan berjalan kearah koper.

"QUINNSHA AMBILKAN HANDUK DONG! AKU LUPA BAWA!" teriak Badai dari dalam kamar mandi.

"IYA!" teriak Quinnsha membalas Badai, lalu ia mengambilkan handuk untuk sang suami.

"Badai ini handuknya" ucap Quinnsha mengetuk pintu kamar mandi.

Ceklekk...

Pintu kamar mandi terbuka dari dalam dan terlihat tangan Badai menjulur. "Mana?" tanya Badai.

"Nih" jawab Quinnsha sembari memberikan handuk.

"Makasih istri" ucap Badai menyembul kepalanya diantara pintu kamar mandi yang terbuka sambil tersenyum.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang