59

2.1K 38 1
                                        

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥


59. Awal Masuk Kuliah s2












"Ini kapan habisnya sih?"

"Mulut udah pahit lagi"

"Rasanya mau muntah"

Gerutu Badai terdengar tak henti-hentinya sedari tadi karena, ia dihukum oleh Papa Aby dan Ayah Edgar untuk makan rempah-rempah. Ia mendapatkan hukuman dari Papa dan Ayah mertuanya karenaz masalah keempat anaknya yang sudah bisa berucap kotor. Kedua paruh baya itu tak terima jika cucu-cucunya mengatakan kata yang tak pantas untuk diucapkan, Makanya mereka menghukum Badai dengan cara makan rempah-rempah yang didapat dari dapur.

"Habiskan saja Badai" pinta Papa Aby melirik sekilas Badai. Saat ini ia sedang duduk di karpet, memangku Yasha.

"Gak enak Pah, rasanya mau muntah" keluh Badai yang sudah mual-mual.

"CK, salah kamu sendiri" decak Ayah Edgar yang sekarang sedang memangku Daysha.

"Sha" panggil Badai memelas menatap Quinnsha yang sekarang duduk dihadapannya.

"Habiskan saja Mas, itu sedikit lagi kok. Semangat" jawab Quinnsha tersenyum menyemangati sang suami dengan mengangkat tangan yang terkepal.

"CK" Badai berdecak dengan sekali lahap, ia menghabiskan rempah-rempah yang berada di mangkuk hadapannya. "Hah habis juga" ucapnya meneguk air putih sebanyak-banyaknya.

"Aduh kembung nih perut gue" keluh Badai menepuk perutnya.

"Sekarangkan udah kumpul, aku mau ngomong sesuatu sama kalian" ucap Gempa membuka topik pembicaraan. "Aku mau nikah" lanjutnya membuat semua orang yang ada di ruang tamu itu terkejut dengan membulatkan matanya.

"Lo, mau nikah sama siapa?" tanya Badai yang masih duduk di depan meja dengan pahanya diduduki oleh Harsha.

"Ada bang, namanya Galia wagindra" jawab Gempa tersenyum seraya mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan foto dirinya bersama seorang gadis cantik.

"Cantik juga pilihan Abang" kata Banjir mengomentari gadis pilihan Abang ketiganya.

"Kami niatnya mau nikah dua Minggu lagi, jadi aku ngundang kalian buat hadir" lontar Gempa. "Termasuk Om Edgar dan Tante Mita buat hadir" lanjutnya menatap mertua dari Abang pertamanya.

"Gak pake lamar lagi?" tanya Badai mengelus pipi Harsha yang memainkan jari-jarinya.

"Udah aku lamar sih bang, cuma secara resminya belum" jawab Gempa menggaruk tengkuknya.

"Terus kapan ngelamarnya?" tanya Quinnsha melirik sekilas ke arah Naysha yang berlari-lari. "Awas jatuh Naysha" tegurnya ketika sang anak yang berlari secara asal.

"Niatnya sih nanti malam, kak" jawab Gempa seraya menarik tangan Naysha yang berlari didekatnya setelahnya, mendudukkan dipangkuannya. "Jangan lari-lari ya? nanti jatuh, Berdarah, sakit, oke?" jelasnya seraya menunjuk kaki Naysha.

"Ndak au!" protes Naysha memberontak dan kembali berlari.

"Naysha!" tegur Badai memindahkan Harsha dari pangkuannya ke karpet. "Hahp mau ke mana, hm?" ucapnya setelah memeluk Naysha dan membawanya ke samping Harsha.

"Terus kita diajak?" tanya Badai menunjuk dirinya sendiri.

"Kalau Abang sama kakak mau ikut sih, boleh" jawab Gempa mengangguk.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang